Penulis : Erna Mardiana
Sumber : detikBandung
PHYLOPOP.com - Berada di lereng bukit, Istana Negara lama yang jadi tempat tinggal sekaligus tempat berkantor Yang di-Pertuan Agong kini bisa dimasuki wisatawan. Sejak November 2011, kediaman Raja pindah ke pinggir Kota Kualalumpur, tepatnya di Jalan Duta.
detikTravel bersama sejumlah wartawan dari Indonesia diundang ke Malaysia dalam rangka 'Malaysia Mega Familiarisation Programme'. Kami berkesempatan untuk melihat-lihat kediaman Raja Malaysia.
Dari luar gerbang, bangunan megah dengan dua kubah berwarna kuning keemasan mengintip di balik pepohonan. Terhampar lapangan berumput hijau yang cukup luas. Untuk menuju istana, jalan masuk sedikit menanjak sepanjang 500 meter.
Untuk memasuki Istana Negara lama, kita tidak dipungut biaya sepeser pun. Namun apabila ingin mengambil gambar di dalam, dikenai biaya. Untuk kamera poket atau kamera handphone dikenai 3 RM (ringgit Malaysia) atau sekitar Rp 9 ribu. Sementara untuk merekam dengan menggunakan handycam dikenai 5 RM, dan kamera besar 10 RM.
Namun jangan harap kita bisa melihat keseluruhan bangunan istana, sebab yang dibuka hanyalah Balairong Seri ruang pertemuan raja dengan para dewan. Letaknya berada di sayap kiri bangunan utama.
Sebelum masuk, kita harus melepaskan alas kaki dan menyimpannya di tempat yang telah disediakan. Bagi yang menyukai wisata sejarah, sebaiknya jangan lewatkan berkunjung ke tempat ini. Sejarah tentang kerajaaan Malaysia jelas tergambar dari beragam benda yang dipamerkan.
Foto para mantan raja pertama hingga ke-13 terpampang di dinding atas ruangan. Sementara raja yang tengah berkuasa Sultan Kedah Tuanku Abdul Halim Mu’adzam Shah fotonya berukuran besar, bersama istrinya Seri Paduka Baginda Permaisuri Agong Tuanku Hajah Haminah, mengapit singgasana raja.
Tak hanya singgasana, mahkota, baju kebesaran raja maupun permaisuri serta perhiasannya dipamerkan. "Ini semua asli yang memang dipakai oleh raja kami. Posisi singgasananya juga tidak diubah," tutur Nur Aisha (55), pemandu wisata dari Tourism Malaysia.
Menurut Aisha, sebelum raja pindah ke Istana Negara baru, baik wisatawan maupun warga Malaysia, dilarang masuk area istana. Wisatawan hanya diperbolehkan melihat istana dari luar gerbang.
"Karenanya sejak dibuka, banyak wisatawan dan juga warga Malaysia terutama pelajar datang ke sini untuk belajar mengenal raja mereka," tuturnya.
Namun ternyata, tak selamanya Istana Negara lama ini dibuka untuk umum. Seperti sekarang ini, istana bisa dimasuki hingga Juni mendatang. "Selepas itu ditutup lagi," katanya.
Akan tetapi, rencananya pemerintah Malaysia akan membuka Istana Negara ini menjadi museum. "Katanya akan jadi The Royal Museum. Dan mudah-mudahan semua bangunan bisa dibuka untuk publik," harap Nur Aisha.
Istana Negara lama yang berdiri di atas lahan 11,34 hektare itu tidak terlalu besar untuk ukuran istana raja. Sebab memang bangunan itu awalnya bukan sebuah istana. Dulu, istana ini merupakan rumah dua tingkat milik jutawan setempat keturunan China Chan Wing. Lalu pada 1928, tukar guling dengan kerajaan Selangor.
Lalu pada 1957, saat Malaysia merdeka, pemerintah membeli bangunan ini dari Kerajaan Selangor dan dijadikan kediaman Yang di-Pertuan Agong.
Yang di-Pertuan Agong merupakan raja terpilih dari 9 raja yang ada di Malaysia. Dia menjabat selama lima tahun. Selanjutnya akan diganti berdasarkan pemilihan internal para raja. "Biasanya raja yang tua, lebih didahulukan," terang Aisha.
Untuk menuju Istana Lama, dari pusat kota atau kawasan Bukit Bintang, bisa naik taksi. Kalau jalanan lancar bisa ditempuh 15-20 menit. Namun biasanya trafik ke arah ini sedikit padat. Tarif taksinya sekitar 15 RM jika perjalanan cukup lancar.
Posting Komentar