Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 06.28
11-02-2011-21:28
Kamar 312 gd C lt.3 Diklat KDN Kalibata

Rasanya menarik juga mengawali cerita ini dari lapangan bola Badan Diklat. Selepas hiruk pikuk penutupan Orientasi dan Diklat MOT jam 5 sore tadi, p'firman bilang "main bola Jay". Dengan nada gak percaya saya jawab "ah masa sih". Untuk meyakinkan, saya melongok ke lapangan. Di sana mulai nampak beberapa teman yang yang sedang merapikan ikat sepatu, meregangkan tangan dan kaki sampai ada yang lari-lari kecil.

"Tadi saya dari lapangan lihat sendiri kok", p'firman menjawab keraguanku.
"Iya, sudah mulai", jawabku sambil memberi isarat untuk pamit meninggalkannya menuju kamar di lantai 3. Dengan langkah lari-lari kecil, segera saya meluncur ke kamar untuk ganti pakaian. Tak lebih dari 5 menit saya sudah berada di lapangan.

"Pake ini bang", seorang teman menyodorkan kaos merah yang biasa kami dipakai untuk main bola. Sebenarnya saya lebih suka pakai kaos ijo karena sejak pertama gabung tiga minggu yang lalu saya selalu pilih ijo. Ijo juga lebih sering menang. Bahkan ada lelucon teman-teman "Kalau pakai merah pasti kalah". Entah kenapa, lelucon itu lebih sering terbukti. Tapi tidak halnya ketika sparing melawan anak-anak PLN, teman kantor suami salah seorang staf. Waktu itu, kru Badan Diklat dibabat habis 3:1, memakain kaos ijo. Soal skor ini saya tidak lihat, karena baru 10 menit main, saya dipanggil seorang OB untuk naik ke ruang kerja. "Dipanggil ibu", begitu teriaknya. Selepas saya meninggalkan lapangan, 3 gol merobek gawang kami padahal sebelumnya unggul 1 point. Saat itu dipanggil Kabid karena tadi tidak sempat mengeprint sambutan pembukaan Orientasi yang akan dibuka hari Senin, dua hari lagi.

Kembali ke topik...

"Kamu kiper jay", seorang teman melayangkan titah bak raja lalim penindas rakyat. Dengan terpaksa, titah itu kuturuti juga. Segeraku merapat ke belakang menuju gawang. Permainan pun dimulai.

Beberapa gol sempat mendesak dan berusaha menerobos. Meski status baru sebagai penjaga gawang tidak kusukai, tapi tak kubiarkan bola berusaha mendekat. Pun terpaksa menerobos, kuusahakan menangkap, menghempas, menepak dan cara apapun kulakukan. Pertengahan permainan, walau dengan kerja keras bobol juga gawangku. Tapi tak apalah, toh skornya masih unggul satu poin dari lawan. Selanjutnya beberapa tendangan maut melayang. Siiitt.... dengan sigap ku tangkap. Sekitar 5 tendangan maut ku gagalkan. Hingga akhir permainan timku masih unggul dua point dengan skor 4:2. Selama pertandingam hanya 2 gol berhasil menerobos, itupun karena menangkap bola asal-asalan. Bagaimana tidak, selama permainan tak seorangpun menawarkan diri untuk ganti posisi. Bahkan ketika dengan lantang saya meminta dua orang teman untuk menggantikanku. Satunya lebih memilih jadi penyerang, satunya lagi bahkan bikinku heran. Ia menolak, tapi ternyata ia hanya duduk-duduk di pinggir lapangan. Dibilang capek tidak juga. Posisinya kan sebagai pertahanan, tidak banyak lari dan baru main beberap menit. Ya sudahlah, mungkin ia capek.

Selesai main bola, kusempatkan diri ke ruang makan. Di sana terlihat sekitar 10 kotak makanan yang khusus disediakan untuk peserta dari daerah yang belum sempat pulang sore atau malam ini. Ku ambil satu kotak. Langsung naik ke lantai 3 menuju kamarku.

Selepas solat magrib, mandi lalu makan nasi kotak. Lauknya sebutir ltelur rebus tanpa kerak, daging, sambal dan kacang panjang. Terselip juga segelas Aqua dan satu biji jeruk kuning. Karena sudah lapar, nasi itu habis tak lebih dari 5 menit.

Saatnya kembali ke leptop. Buka FB, buka blog. Eh.. ada pesan di inbox FB. Tertulis nomor HP seorang teman lama (sekitar setengah tahun gak ketemu, bisa dikatakan lama gak ya...??). Pagi tadi memang sempat mengirim mengirim pesan untuk minta nomor HPnya. Setelah menyalinnya dalam HP, langsung ku telepon. Ternyata benar ia memang masih di Jakarta. Dalam percakapan, kapan-kapan klo sempat saya main. Klo besok Sabtu sore gak ada kerjaan juga bisa. Begitu janjiku.

Selesai menelepon teman, kusapa salah seorang teman FBku. Sinta namanya. "Eheemm", awalku memulai. "Hahahahaa", balasnya. "Jangan keras-keras ketawanya ada tetangga lagi sakit gigi nih. Mau lo dijitak..??", balasku. Tapi sayang ia segera off. Seperti biasa, beberapa teman asyik balas-jawab percakapan melalui jalur catting group. Setidaknya ada 3 group yang paling sibuk. Lainnya sih on juga tapi mandek gak ada percakapan. Lalu lalang teks tanya-jawab mereka kurasa sangat mengganggu. Kalau begini caranya, mendingan juga saya lanjutin myStory. Dan kisah inipun bermula...

Sejenak mereviuw yang dilalui seharian. Seperti hari sebelumnya, proses pembelajaran berlangsung di kelas. Bedanya, pagi sampai jam makan siang, kelompok-kelompok yang sudah dibagi dua hari lalu sibuk bikin RBP, RB dan slide paparan untuk presentasi siang selepas lunch. Masing-masing sibuk, dibimbing seorang Wi, tugaspun selesai. Saatnya lunch dan shalat Jum'at.

"Lo sdh di kmr blm?" SMS Agung masuk ke HPku. Pesan itu masuk beberapa menit yang lalu sementara HPku tertinggal di kamar. "sudah di kamar", jawabku. Sekitar dua menit kemudian ia datang. Langsung membereskan laptopnya yang sempat ia cash sebelum lunch dan Jumatan bersama tadi.

"Kita molor setengah jam aja", Agung memulai percakapan. "yoi" jawabku menyetujui untuk terlambat masuk kelas. Satu tema khas anak lajang dan seorang teman yang baru menikah menjadi topik bahasan siang itu. Biasalah, ia menceritakan sedikit kisahnya dengan sang istri dan satu topik lagi yang ditujukan buatku yang masih melajang. Apalagi kalau bukan soal kawin. Kalau sudah begitu, beberapa nama Cewek pasti muncul. Tapi siang itu, Agung sengaja mengarahkan pada seseorang yang menurut gosip yang ia dapat dari teman-temannya sedang "klik" sama saya. Mmmm... cerita itupun berlangsung seru. Hingga dering HP membuyarkan percakapan kami. Seorang teman menelepon dan mengatakan presentasi akan segera dimulai. telepon kedua masuk. Isinya sama. Kamipun bergegas merapikan baju dan celana, cuci muka, sisiran dan meluncur ke kelas.

"Terima kasih kepada para para Wi senior atas kesempatan pertamanya yang diberika pada kelompok kami", kalimat pembuka yang kuucapkan di depan kelas mewakili teman-teman anggota kelompok yang sedang duduk berderet bak rel kereta di sebelah kanan layar LCD. Presentasiku berhasil. Anggota kelompok yang lain juga ikut membantu memaparkan, menjelaskan dan menguraikan beberap hal terkait tema. Kelompokku dapat apresiasi tentu dengan beberapa masukan dari 4 Wi senior yang telah mengamati sejak awal presentasi. Masukan dari para Wi senior meluncur satu persatu. Tentu saja kami terima, tapi tanpa perlu mengklarifikasi atau menjawab berhubung waktu yang semakin mepet.

Satu persatu 3 kelompok lain mepresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Hingga selesai sesi pelajaran, Kabid dan kasubku tampil ke depan untuk mengakhiri pertemuan yang sudah berlangsung selama 5 hari ini. Selanjutnya selepas shalat ashar kami harus ke gedung sebelah untuk menghadiri penutupan Orientasi ini, juga bersamaan dengan penutupan Diklat MOT (kedua kegiatan ini sama-sama dibuka hari Senin yang lalu oleh Bapak Kepala Badan Diklat). Untuk penutupan sore ini, di meja utama depan sudah terlihat tiga orang. Dua orang adalah Kabid masing-masing kegiatan (b'Hanti dan b'Aslinah), satunya Kapus p'Sanyoto. Kegiatan penutupan pun berlangsung hikmad ditandai dengan pengetukan palu oleh Kapus, pelepasan tanda peserta dan diakhiri lagu Padamu Negeri.

satu persatu lebih kurang 60 orang peserta yang hadir meninggalkan ruangan, sementara para pejabat, pengamat, Wi dan panitia masih asyik bercengkerama sambil menyantap makanan ringan yang tersaji. Bagi saya, ini hari Jum'at berarti sekitar jam 5 saatnya main bola.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.