Delegasi Parlemen Uni Eropa (UE) yang membidangi masalah demokrasi, keberagamaan, dan pembangunan kemarin mengunjungi sentra industri batik di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Selain sebagai bukti komitmen dukungan atas perkembangan batik Tanah Air, kunjungan tersebut juga untuk mendorong pembuatan batik yang ramah lingkungan. “Kami ingin melihat seberapa jauh hasil kerja sama antara Uni Eropa dan Indonesia dalam proyek bantuan dan pembangunan, termasuk usaha rekonstruksi di Yogyakarta setelah bencana gempa 2006,” kata Ketua Delegasi Parlemen Uni Eropa Werner Langen di sela-sela mengunjungi sentra industri batik tulis di Desa Kalikebo, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
Werner mengatakan, UE merupakan mitra Indonesia yang memiliki komitmen terhadap industri batik sebagai salah satu lambang budaya bangsa. Keindahan batik menarik perhatian negaranegara Eropa. Namun, ketertarikan itu kerap terbentur pada proses pembuatan batik yang dinilai kurang ramah lingkungan. “Karena itu, kerja sama ini akan diarahkan pada terciptanya kebijakan lingkungan yang mendukung dan mendorong produksi berkesinambungan di antara UKM (usaha kecil dan menengah) batik Indonesia.
Ini sangat penting karena negara-negara Eropa sangat menghargai industri yang ramah lingkungan,” kata dia. Werner mengatakan, proyek ini mendukung 600 pelaku UKM dan pemangku kepentingan lainnya di enam provinsi di Indonesia. Program Manager Java Reconstruction Fund (JRF) Johan Grudberg menambahkan, salah satu bantuan yang dikucurkan diwujudkan dalam bentuk pembinaan dan pelatihan termasuk peralatan untuk usaha kerja. (sindo.cm).
Selain sebagai bukti komitmen dukungan atas perkembangan batik Tanah Air, kunjungan tersebut juga untuk mendorong pembuatan batik yang ramah lingkungan. “Kami ingin melihat seberapa jauh hasil kerja sama antara Uni Eropa dan Indonesia dalam proyek bantuan dan pembangunan, termasuk usaha rekonstruksi di Yogyakarta setelah bencana gempa 2006,” kata Ketua Delegasi Parlemen Uni Eropa Werner Langen di sela-sela mengunjungi sentra industri batik tulis di Desa Kalikebo, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
Werner mengatakan, UE merupakan mitra Indonesia yang memiliki komitmen terhadap industri batik sebagai salah satu lambang budaya bangsa. Keindahan batik menarik perhatian negaranegara Eropa. Namun, ketertarikan itu kerap terbentur pada proses pembuatan batik yang dinilai kurang ramah lingkungan. “Karena itu, kerja sama ini akan diarahkan pada terciptanya kebijakan lingkungan yang mendukung dan mendorong produksi berkesinambungan di antara UKM (usaha kecil dan menengah) batik Indonesia.
Ini sangat penting karena negara-negara Eropa sangat menghargai industri yang ramah lingkungan,” kata dia. Werner mengatakan, proyek ini mendukung 600 pelaku UKM dan pemangku kepentingan lainnya di enam provinsi di Indonesia. Program Manager Java Reconstruction Fund (JRF) Johan Grudberg menambahkan, salah satu bantuan yang dikucurkan diwujudkan dalam bentuk pembinaan dan pelatihan termasuk peralatan untuk usaha kerja. (sindo.cm).
Posting Komentar