Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 19.36
Tiga jam sudah berlalu, ia tak kunjung datang. Entah kenapa, tidak seperti biasanya. Rasanya ada sesuatu yang ganjil. Ini kali pertama ia gak tetap waktu. Tapi saya masih berprasangka baik meski tak dapat menampik kegalaun menghantui perasaanku. Satu pertanyaan yang muncul " ada apa dengannya?".

Berkali-kali ku coba menghubungi HP-nya. Berharap ada kabar di ujung sana. Tapi, hanya suara tuuutt.. tuuutt.. menyapu. Hening, bisu tanpa ada yang berusaha menenagkan kegalauanku.

Tak kuasa menunggu terlalu lama. Ku coba menghubungi mamanya. Di ujung telepon ibunya malah balik bertanya "ada apa dengan Tia?". Ibunya juga merasakan sesuatu yang ganjil. Perasaannya tidak enak semenjak tiba di rumah sepulang dari kantor. Namun karena kesibukan pekerjaan rumah, rasa gelisah itu tak terlalu dihiraukannya. Ia sibuk mempersiapkan lauk pauk untuk santapan spesial nanti malam, merayakan ulang tahu pernikahannya yang menginjak tahun ke-30. Meski hanya sekedar membantu Bu Jum, pembantunya.

Suara dering HP membuyarkan gelisahku. Kuraih dengan sigap berharap ada kabar tentangnya. Tapi, nomor lokal tak dikenal. Mungkinkah ini nomor darurat...??

"Halo, selamat sore. Apakah Bapak saudaranya Mutiah Amaliana?" tanya seorang wanita di ujung telepon.
"Iiiiya... ada apa dengan Tia bu...?" tanyaku balik penuh cemas.
"Sekarang saudara Anda sedang berada di Rumah Sakit Mutiara Kasih. Kami harap Bapak segera datang", balasnya.
"Iya bu, tapi kenapa dengan Tia bu?" balasku penuh tanya.
"Sebaiknya Bapak ke Rumah Sakit dulu, nanti kami akan jelaskan".

Dari Ruang Baca Perpustakaan Fakultas langkahku tergesa-gesa menuju parkir motor. Perpustakaan Fakultas berada di lantai 3 sementara parkir motor ada di sebelah timur gedung perpustakaan. Tak lebih dari 5 menit dengan tergopoh-gopoh, gas motor sudah tertancap.

"Sory bos saya buru-buru" teriakku pada penjaga parkir fakultas. Tukang parkir yang sudah sangat akrab denganku itu hanya jawab seadanya sambil terbengong melihat tingkahku yang sangat tak lajim.

Rumah Sakit Mutiara Kasih masih satu kompleks dengan kampusku karena memang merupakan Rumah Sakit kampus yang biasa menjadi tempat praktek anak-anak kedokteran. Tapi karena kampusku merupakan salah satu kampus tertua dan terbesar, butuh waktu sekitar 20 menit untuk tiba di tempat. Itupun harus mencari-cari lagi di ruang mana Tia berada. Setelah bertanya pada salah seorang petugas di front office, saya langsung menuju lantai 4 tempat ruang UGD berada. Sebenarnya ruang UGD juga ada di lantai 1, tapi karena sedang penuh Tia dipindakan ke lantai 4.

"Bu, Tia ada di Tiara Kasih bu...", suaraku mengabarkan informasi kepada ibu Tia saat masih berada di lift.
"Kenapa dengan Tia Nak?" Ibu Tia balik bertanya.
"Saya juga masih kurang jelas bu infonya, sekarang saya sudah di Tiara Kasih menuju kamar Tia. Tia ada di UGD lantai 4. Sebaiknya ibu segera ke sini, semoga tia baik-baik saja", balasku berusaha menenangkan.
"Iya.. kami segera ke sana", balas Ibu Tia.

Setiba di lantai 4, langkahku semakin cepat. Kusempatkan bertanya pada seorang satpam di mana ruang UGD berada agar tidak tersesat terlalu lama. Di samping panik, lalu lalang para pasien yang didorong dengan kursi roda dan para suster membuatku tak kenal arah. Tak tau lagi timur dan barat.

bersambung -->

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.