Indonesia bakal memiliki laboratorium untuk pengawasan doping pertamanya. Laboratorium ini bakal didirikan oleh Pemerintah bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Hal tersebut dijelaskan oleh Menpora Andi Mallarangeng setelah mengisi kuliah umum bertajuk "Pemuda dan Kemajuan Bangsa Indonesia" di Aula Barat ITB, Bandung, Sabtu (26/2/2011).
"Selama ini, sampel tes doping kita kirim ke negara lain. Kita belum punya laboratorium mandiri, sudah saatnya kita punya dan saya yakin ITB bisa," ujar Andi di depan wartawan.
ITB dipilih Menpora karena salah satu perguruan tinggi terkemuka di INdonesia itu dianggap memiliki kemampuan dalam hal tenaga ahli dan infrastrukturnya.
Andi lebih lanjut menerangkan, laboratorium itu nantinya bakal difungsikan apabila ada kejuaraan tingkat nasional, Asia maupun dunia. Selain itu, laboratorium ini nantinya bisa dimanfaatkan sebagai sarana mempelajari jenis-jenis doping terbaru atau jenis makanan apa yang tidak boleh dimakan sebelum bertanding.
"Doping kan terus berkembang. Dari berupa obat-obatan, hingga darah. Maka dari itu, perlu dideteksi dan laboratorium ini akan mengawasinya, sekaligus agar bisa mengetahui jenis-jenis doping yang baru," beber Andi.
Untuk pembangunannya, Pemerintah akan mengucurkan dana, sedangkan untuk pengelolaan diserahkan kepada ITB. Hanya saja, Andi belum bisa mengungkapkan berapa anggaran dan kapan laboratorium itu bisa jadi.
"Untuk realisasinya kami sedang membicarakan dengan Rektor ITB. Semoga ini segera terwujud. Saya yakin ITB bisa," jelas Andi.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor ITB Akhmaloka mengungkapkan kalau rencananya laboratorium ini bakal ditempatkan di Jatinangor, Bandung.
"Nanti pembangunannya itu berada di Kampus ITB yg di Jatinangor," tutup Akhmaloka. (detik.com).
Hal tersebut dijelaskan oleh Menpora Andi Mallarangeng setelah mengisi kuliah umum bertajuk "Pemuda dan Kemajuan Bangsa Indonesia" di Aula Barat ITB, Bandung, Sabtu (26/2/2011).
"Selama ini, sampel tes doping kita kirim ke negara lain. Kita belum punya laboratorium mandiri, sudah saatnya kita punya dan saya yakin ITB bisa," ujar Andi di depan wartawan.
ITB dipilih Menpora karena salah satu perguruan tinggi terkemuka di INdonesia itu dianggap memiliki kemampuan dalam hal tenaga ahli dan infrastrukturnya.
Andi lebih lanjut menerangkan, laboratorium itu nantinya bakal difungsikan apabila ada kejuaraan tingkat nasional, Asia maupun dunia. Selain itu, laboratorium ini nantinya bisa dimanfaatkan sebagai sarana mempelajari jenis-jenis doping terbaru atau jenis makanan apa yang tidak boleh dimakan sebelum bertanding.
"Doping kan terus berkembang. Dari berupa obat-obatan, hingga darah. Maka dari itu, perlu dideteksi dan laboratorium ini akan mengawasinya, sekaligus agar bisa mengetahui jenis-jenis doping yang baru," beber Andi.
Untuk pembangunannya, Pemerintah akan mengucurkan dana, sedangkan untuk pengelolaan diserahkan kepada ITB. Hanya saja, Andi belum bisa mengungkapkan berapa anggaran dan kapan laboratorium itu bisa jadi.
"Untuk realisasinya kami sedang membicarakan dengan Rektor ITB. Semoga ini segera terwujud. Saya yakin ITB bisa," jelas Andi.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor ITB Akhmaloka mengungkapkan kalau rencananya laboratorium ini bakal ditempatkan di Jatinangor, Bandung.
"Nanti pembangunannya itu berada di Kampus ITB yg di Jatinangor," tutup Akhmaloka. (detik.com).
Posting Komentar