Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 19.19
PHYLOPOP.com - Pernahkan Anda mengalami kondisi di mana ban mobil Anda bocor di jalan tol sementara Anda memiliki agenda rapat penting yang melibatkan keuntungan proyek ratusan juta rupiah yang akan segera dimulai?

Atau pernahkah Anda terjebak pada kondisi di mana anda berada di dalam bus menuju ke bandara di mana pesawat Anda akan segera berangkat tetapi Anda terjebak di dalam kemacetan lalu lintas?

Kira-kira bagaimana sikap dan reaksi Anda?

Untuk kasus pertama, jika sikap anda adalah dengan segera membuka pintu mobil, memasang segi tiga pengaman di belakang mobil Anda, lalu mengambil dongkrak dan ban pengganti, kemudian menyingsingkan lengan baju putih Anda dan segera bercucuran keringat mengganti ban mobil Anda. Setelah beres mengganti ban mobil, Anda memacu kendaraan Anda 150 km/jam menuju tempat rapat dan masih untung tiba dengan kondisi sehat, tetapi sesampainya di sana tanpa merapikan baju, Anda berlari menuju resepsionis dan di depan resepsionis tersebut Anda mengatakan akan ikut rapat tender. Dengan tersenyum-senyum sang resepsionis mengatakan bahwa “rapatnya udah selesai Pak … Lagian Bapak mau rapat pakai dandan mau perang … mukanya cemong dan hitam semua“. Maka selamat Anda segera dikaruniai kemudahan untuk kecewa atau marah.

Untuk kasus kedua, jika sikap Anda adalah dengan segera berdiri dari tempat duduk Anda kemudian berteriak dengan sedikit nada marah kepada sang sopir bus tersebut untuk segera mencari jalan keluar dari kemacetan itu, maka selamat Anda segera akan diberi rasa marah yang lebih besar dari sang sopir bus atau minimum dari penumpang bus yang lainnya.

Atau jika Anda cukup bijaksana mungkin walaupun kedua peristiwa itu membuat Anda rugi secara material yang cukup banyak Anda tetap mengambil hikmah dengan berkata, “pasti ada hikmah di balik semua ini, pasti ada kemudahan di balik kesulitan”. Akan tetapi kalau di kesempatan yang lain saat peristiwa yang sama terjadi lagi dan Anda masih saja melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, maka selamat Anda akan tertinggal dengan kesulitan yang anda alami.

Lalu harus bagaimana dong sikap dan reaksi saya?

Pertama, ubah kata-kata Anda kepada diri sendiri yaitu “pasti ada kemudahan setelah kesulitan”. Perhatikan kata setelah yang saya tebalkan. Ini adalah kata-kata yang memicu pikiran kita untuk menunggu dan bukan kreatif mencari. Kalaupun mencari yang ditemukan pasti bukan ide yang paling maksimal. Yah minimal seperti contoh di atas. Karena ada kata setelah yang mana kalau diterapkan dalam suatu proses maka suatu kejadian akan menunggu sesuatu dulu setelah itu baru diproses.

Kedua, saat berada dalam suatu kondisi kesulitan, pejamkan mata Anda dan bayangkan Anda berada pada suatu jalan yang berjajar 3, dan Anda berada di tengah-tengahnya. Sambil berdoa dan berkeyakinan teguh kepada Tuhan, berkatalah pada diri sendiri, “pasti ada kemudahan bersama kesulitan”.

Rasakan bedanya dengan kata-kata sebelumnya di mana Anda berkata setelah, dan saat ini Anda berkata bersama. Artinya anda mengijinkan masalah/kesulitan hadir, tapi Anda juga mengijinkan pikiran kreatif Anda mengatasinya dan memberikan kemudahan (jalan keluarnya). Dengan demikian pikiran kreatif Anda akan menuntun Anda mengarah pada kemudahan yang paling maksimal yang akan diciptakan daya pikir Anda.

Saat menggunakan pola kedua ini yang akan terjadi adalah:

Untuk kasus pertama, paling tidak pikiran Anda akan berpikir maksimal dengan segera mengambil HP Anda dan mencari daftar nomor telp taksi atau mencari nama teman Anda yang biasa menggunakan jasa taksi, kemudian menelponnya untuk mendapatkan taksi terdekat. Kemudian sembari menunggu taksi datang kirimkan pesan kepada saudara, sahabat, atau teman yang berada di dekat jalan tol tempat ban mobil Anda bocor, dan mintalah tolong untuk menemui Anda di jalan tol dengan membawa seseorang yang dapat membantu menggantikan ban mobil Anda. Saat saudara, sahabat, atau teman Anda datang menemui Anda di pinggir jalan, serahkan kunci mobil kepada saudara, sahabat, atau teman Anda dan sampaikan mobil akan Anda ambil setelah selesai rapat.

Setelah taksi datang, segera naiklah serta sampaikan deadline waktu Anda kepada sang sopir, jika perlu sampaikan untuk mencari rute jalan yang singkat untuk sampai di tempat. Sebelum sampai di tempat rapat, cek wajah dan penampilan anda lewat kaca spion sang sopir (itung-itung sekalian biar dikomentari), dan semoga rapatnya berhasil.

Untuk kasus kedua, minimal akan muncul ide kemudahan dari diri Anda. Minimal Anda akan melakukan tindakan seperti mengambil HP dari saku Anda, menelpon pihak maskapai penerbangan yang akan Anda gunakan, dan mengkonfirmasikan kedatangan Anda serta untuk menanyakan batas waktu terakhir untuk melapor. Kemudian Anda turun dari bus yang anda tumpangi dan mengambil bagasi Anda, serta segera menyeberang ke arah di mana ada ojek tersedia. Mintalah kepada ojek untuk mengantarkan Anda ke bandara melalui rute yang paling singkat. Dan semoga Anda tiba tepat pada waktunya.

Betapa luar biasanya kekuatan kata-kata anda karena Anda pasti tahu, “bersama kesulitan pasti ada kemudahan”.

Semoga kesulitan dapat memberkahi Anda, dan selamat mengekplorasi kesulitan Anda.

QS: Alam Nasyrah (94) : 5-6. “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”


* Ardi Bangunjiwo, Traditional hipnotrance. www.pembelajar.com



Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 10.00
PHYLOPOP.com - Di sekolah kehidupan kita sering menemukan begitu banyak orang yang terjebak oleh trauma kegagalan di masa silam. Kegagalan yang pernah dialaminya dianggap sebagai sesuatu yang mutlak dan pasti terulang, sehingga membuat dirinya kapok untuk mencoba lagi. Bahkan bukan cuma itu.

Perasaan “takut gagal lagi” itu kemudian secara sistematik ditularkan kepada sejumlah orang, entah itu rekan kerja atau bahkan anak-anak mereka sendiri. Dan ketika rasa “takut gagal” menjadi momok dalam sebuah lingkungan, maka sejumlah cita-cita besar kita dapati layu sebelum berkembang.
Ilustrasi yang menarik mengenai soal tersebut diatas dapat dipetik dari cerita yang beredar di internet, yang entah darimana asal-usulnya. Berikut petikannya:

Konon, ada seorang profesor di Amerika yang meneliti dua ekor monyet. Keduanya, sebut saja Ankey dan Benkey, dimasukkan ke dalam sebuah ruang kosong bersama-sama. Di dalam ruang terdapat sebuah tiang yang di atasnya terdapat sejumlah pisang yang sudah matang.

Setelah cukup menyamankan diri dengan lingkungan dalam ruang tersebut, Ankey dan Benkey kemudian mulai mencoba memanjat tiang untuk mendapatkan pisang yang menggiurkan itu. Mula-mula Ankey yang naik. Ketika berada di tengah, sang profesor menyemprotkan air ke arahnya, sehingga Ankey terpeleset dan jatuh. Penasaran, Ankey mencoba lagi, disemprot lagi, dan jatuh lagi. Begitu berulang kali, sampai Ankey menjadi kapok. Lalu Benkey mencoba. Ia mengalami hal yang sama berulang kali dan akhirnya ikut kapok.

Tak lama berselang, dimasukkanlah monyet ketiga, sebut saja Cenkey. Sang profesor sudah menetapkan untuk tidak lagi menyemprotkan air jika ada monyet yang memanjat tiang. Siapa pun yang memanjat pasti akan mendapatkan pisang yang ada. Anehnya, begitu Cenkey mulai menyentuh tiang untuk memanjat, ia langsung ditarik oleh Ankey dan Benkey. Mereka agaknya berusaha mencegah agar Cenkey tidak mengalami nasib serupa dengan mereka. Karena terus menerus dicegah oleh Ankey dan Benkey, maka akhirnya Cenkey terpengaruh dan tak lagi berusaha memanjat.

Selanjutnya, sang profesor mengeluarkan Ankey dan Benkey, dan memasukkan dua monyet baru Denkey dan Enkey. Seperti mudah ditebak, Denkey dan Enkey mencoba memanjat tiang untuk mendapatkan pisang. Namun Cenkey berusaha mati-matian untuk mencegah dan menahan dua kawannya itu. Ia seperti berusaha memberitahu kalau “ada sesuatu” dengan tiang dan pisang tersebut yang membahayakan siapa saja yang memanjat.

Usaha Cenkey berhasil mempengaruhi Denkey, tetapi Enkey agaknya punya pendiriannya sendiri. Enkey akhirnya memanjat dan menikmati pisang yang diperolehnya karena memang sang profesor tidak menyemprotkan air lagi.

Sang profesor dalam kisah di atas boleh ditafsirkan “mewakili” Tuhan, yang memudahkan seseorang dalam hal tertentu [memberi berkah] dan menyulitkan orang yang sama dalam hal yang lain [mengijinkan musibah]. Ia memainkan peran sebagai “faktor x” yang tak bisa direncanakan dan tak bisa diduga perilakunya. Sementara pisang merupakan wujud dari sasaran-sasaran atau cita-cita yang ingin dicapai oleh orang-orang tertentu, entah itu kekayaan, jabatan kekuasaan, kesehatan, keturunan, kecantikan, usia lanjut, atau apapun yang mungkin diinginkan manusia.

Ankey dan Benkey mewakili sosok orang kebanyakan. Awalnya mereka memiliki sejumlah cita-cita besar. Namun setelah beberapa kali gagal memperjuangkan cita-citanya, mereka akhirnya memutuskan untuk menyerah pada keadaan [nasib?]. Mereka menjadi trauma. Mereka takut gagal lagi. Dan pengalaman gagal kemudian menjadi semacam mantra yang siap ditularkan kepada siapa saja yang bersinggungan dengan mereka.

Cenkey, monyet ketiga, mewakili sosok orang-orang yang mudah percaya pada mitos-mitos negatif para pendahulunya. Jika mereka menginginkan sesuatu, mereka akan sangat bergantung pada pandangan lingkungan sekitarnya. Ketika lingkungan tak mendukung, kurang memberikan informasi yang dibutuhkan, atau bahkan mencoba menghambat langkah maju, maka mereka akan menyerah pada tuntutan lingkungan yang lebih tahu dan lebih “berpengalaman”. Atas nama tradisi, bakat, keturunan, dan nasib, kelompok manusia jenis Cenkey tidak perlu sampai mengalami sendiri proses kegagalan yang dramatis. Mereka mudah diyakinkan bahwa mereka tak berbakat dan pasti gagal, bahkan sebelum mencoba melakukan sesuatu sama sekali.

Denkey memiliki karakteristik yang tak banyak berbeda dengan Cenkey. Tetapi Enkey mewakili jenis manusia yang lain. Jenis manusia yang tak mudah dipengaruhi dan ingin memperjuangkan cita-citanya dengan sungguh-sungguh. Ia tidak percaya pada faktor nasib, keturunan, atau bahkan bakat. Baginya, semua yang dicita-citakan harus diusahakan. Kalau perlu berbeda pandangan dengan orang lain, tak jadi soal. Kalau orang lain pernah gagal, tak berarti ia juga pasti gagal. Kalau orang lain menganggapnya tak bisa, itu bukan berarti ia otomatis menjadi tak bisa. Yang penting segala sesuatu harus dicoba. Dan sesuatu yang dianggap penting harus diperjuangkan sampai dapat, apapun hambatannya.

Kita juga dapat mengatakan bahwa Ankey dan Benkey adalah jenis orang yang terpenjara oleh masa lalu. Mereka bahkan memandang masa depan melalui masa lalu. “Jika kemarin aku gagal, maka besok pun aku pasti gagal,” demikian pola pikir mereka. Bahkan lebih parah lagi, entah secara sadar ataupun tidak, mereka menganggap, “Jika tahun lalu aku gagal, maka kalau si Cenkey mencoba besok, ia juga pasti gagal. Aku harus mencegahnya agar ia tidak gagal seperti diriku”. Dengan demikian, bagi Ankey dan Benkey, mencegah orang dari usaha mereka untuk meraih cita-cita besar adalah sesuatu yang “baik” dan “mulia”. Ankey dan Benkey akan mencoba mengajarkan orang-orang di lingkungan terdekatnya untuk “realistis” dalam menginginkan sesuatu. Mereka pandai dalam memberikan argumentasi tentang mengapa suatu hal itu menjadi “tidak mungkin”. Namun, mereka tidak pandai dalam soal menjelaskan bagaimana mengubah sesuatu yang “tidak mungkin” menjadi “mungkin”. Dengan lain perkataan, orang-orang tipe Ankey dan Benkey mudah menyebarkan virus pesimisme. Mereka adalah kaum pesimis berdasarkan pengalaman.

Cenkey dan Denkey bahkan lebih parah lagi. Mereka cenderung memilih tindakan yang “paling aman” setelah mempertimbangkan semua kritik dan saran yang disampaikan orang lain [lingkungan]. Mereka tidak memiliki cita-cita yang diinginkan dengan sungguh-sungguh, tetapi sekadar mengikuti kemana suara mayoritas membawa mereka. Mereka memiliki rasa minder potensial yang mudah berkembang ketika disiram oleh nasihat orang-orang “berpengalaman” model Ankey dan Benkey. Pola pikirnya kurang lebih, “Kalau orang seperti dia saja tidak bisa, apalagi aku”. Singkatnya, inilah model orang pesimis berdasarkan pelajaran dan pelatihan dari orang lain [bukan pengalaman langsung].

Enkey mewakili keberanian, kegigihan, sikap optimis dan pantang menyerah. Inilah jenis manusia yang mempelopori perubahan, melakukan terobosan, menghadirkan berbagai inovasi, dan membuat dunia nampak warna-warni dan penuh dinamika.

Kita bisa juga memaknai kisah para monyet itu secara lain. Ankey dan Benkey mewakili sisi tertentu dalam diri kita yang mudah menyerah. Sisi itu sering berpesan “Kemarin kamu sudah gagal, buat apa mencoba lagi. Nanti gagal lagi”. Cenkey dan Denkey mewakili sisi lain yang terpengaruh oleh pengalaman gagal dalam bidang tertentu. Sisi ini sering berpesan, “Kalau si Centil saja nggak tertarik sama kamu, apalagi dalam si Tamara” atau “Kalau bergaul saja kamu sudah, bagaimana bisa berbisnis”. Sementara Enkey mewakili sisi paling optimis dalam diri kita, yang berpesan “Selalu ada cara bagi yang gigih berusaha” atau “Sesuatu yang sulit itu tidak berarti mustahil”.

Nah, ketiga sisi tersebut bertarung tiap hari dalam diri kita, dalam sistem berpikir kita, dan hanya salah satu sisi yang “menang” pada suatu saat. Sisi yang paling sering kita menangkan—artinya ini soal pilihan, bukan soal nasib—itulah yang kemudian membentuk kebiasaan kita, apakah kita cenderung menjadi pesimis atau menjadi optimis dalam meraih cita-cita hidup di masa depan.

Jadi, ketika ada orang yang mengatakan bahwa kita tidak mungkin mencapai apa yang kita cita-citakan, jangan percaya. Sebab mereka mungkin adalah kaum pesimis berdasarkan pengalaman [Ankey-Benkey], atau pesimis karena dilatih [Cenkey-Denkey], sementara kita adalah kelompok optimis [Enkey]. Kejar terus cita-cita, jangan pernah menyerah.

Penulis: 
Andrias Harefa
Author: 40 Best-selling Books; Speaker-Trainer-Coach: 22 Years Plus
Alamat www.andriasharefa.com – Twitter @ aharefa



Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 10.00
PHYLOPOP.com - Perangkat media penyimpanan eksternal biasanya lebih lamban dari saudaranya yang tertanam di dalam komputer. Namun, hal tersebut tampaknya tak berlaku untuk produk bernama Little Big Disk dari Lacie ini.

Dikutip dari The Inquirer, Little Big Disk yang diumumkan pada awal pekan ini diklaim sebagai media penyimpanan eksternal terkencang di dunia. Kecepatan transfer datanya terbilang fantastis, yaitu mencapai 1.375 MB per detik.

Dalam konfigurasi paralel, dengan dua koneksi Thunderbolt 2 paralel ke komputer Apple Mac Pro, angka itu bisa ditingkatkan hampir dua kali lipat menjadi 2.600 MB per detik. Data sebesar 1TB (1.000 GB) pun bisa ditransfer dalam waktu kurang dari tujuh menit.

Rahasia kecepatan Little Big Disk terletak pada jenis media yang digunakannya. Perangkat external storage ini tidak mengandalkan harddisk biasa, tetapi sepasang solid state drive (SSD) 500 GB dalam konfigurasi RAID 0.

Kedua SSD menghasilkan kapasitas total sebesar 1TB (500 GB + 500 GB) dan tersambung ke interface PCIe berkecepatan tinggi. Koneksi ke komputer dilakukan melalui kabel Thunderbolt 2.

Untuk apa kecepatan setinggi itu? Lacie mempromosikan Little Big Disk sebagai media penyimpanan yang ideal untuk penyuntingan video 4K, terutama untuk editing di lapangan. Perangkat ini disebut memungkinkan pengguna melakukan editing dan pemutaran video 4K dalam waktu bersamaan.

Kemampuan Little Big Disk harus ditebus dengan harga sangat tinggi. Untuk membeli tiap unit external storage berkapasitas 1 TB ini, peminat harus merogoh kocek sebesar 1.300 dollar AS atau sekitar Rp 14,8 juta (kompas.com).



Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 10.00
PHYLOPOP.com - Bukan rahasia lagi bahwa sebagian pengguna perangat mobile gemar memotret diri sendiri tanpa bantuan orang lain alias "selfie." Berbagai aplikasi pun turut bermunculan untuk mengakomodir tren yang belakangan mengemuka ini.

Perusahaan teknologi Apple bahkan ikut meramaikan tren tersebut. Selaku pengelola toko aplikasi online App Store, Apple berinisiatif membuat kategori baru bernama "Sharing Selfies" sejak Kamis (13/3/2014). Kategori ini dibuat untuk memudahkan penggunanya dalam mencari aplikasi selfie.

Isi kategori itu adalah rangkaian aplikasi selfie, baik yang gratis maupun berbayar. Pengguna bisa menemukan berbagai judul populer seperti Snapchat, Selfie Cam, hingga Shots dari Justin Beiber. Ada pula aplikasi diary selfie seperti Picr dan penyunting foto selfie Facetune.

Kategori baru ini bisa diakses melalui toko aplikasi Apple App Store untuk perangkat iOS.

Selfie sendiri sebenarnya sama sekali bukan kegiatan jenis baru. Bahkan di abad ke-19, pada masa-masa awal fotografi dengan kamera primitif, selfie sudah mulai dilakukan.

Era digital dan keberadaan gadget mobile mendorong popularitas selfie lebih jauh. Istilah ini menjadi begitu populer sehingga dimasukkan sebagai kata resmi bahasa Inggris oleh Oxford Dictionaries pada 2013 lalu (kompas.com).



Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 10.00
PHYLOPOP.com - Banyak spekulasi yang mengarah pada kemungkinan penyebab hilangnya Malaysia Airlines MH370. Spekulasi-spekulasi tersebut beterbangan mewarnai pemberitaan berbagai media masa Indonesia dan dunia. Dari unsur kesengajaan, teroris, sabotase, kerusakan teknis, gangguan cuaca, mistis bahkan motif politik.

Selama belum ditemukan dimana gerangan pesawat itu berada, tak seorang pun dapat memastikan dengan tepat kemungkinan penyebabnya. Dan kotak hitam menjadi kunci mengungkap penyebab sebenarnya dari kecelakaan tersebut.

Politik Lokal Malaysia

Ada satu motif yang belum banyak diungkap atau dibicarakan orang terkait penyebab kecelakaan Malaysia Airlines MH370, yakni motif politik. Sejauh ini, baru ada satu media yang mengarahkan kemungkinan motif politik menyertai tragedi Malaysia Airlines.

Media Inggris Daily Mail membuat spekulasi menghebohkan soal sosok pilot Malaysia Airlines MH370 Kapten Zaharie Ahmad Shah. Sang pilot disebut sebagai sosok fanatik terhadap pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, dan dugaan pembajakan mengarah ke motif politik.

Diberitakan media tersebut, Minggu (16/3/2014), Zaharie diduga membajak pesawatnya sendiri sebagai bentuk protes politik yang 'aneh'. Dia disebut-sebut menyimpan kekecewaan mendalam pada pemerintah yang berkuasa saat ini.

Politik Luar Negeri dan Kedaulatan Negara 

Jika Media Inggris Daily Mail berspekulasi mengaitkan peristiwa hilangnya Malaysia Airlines dengan motif politik lokal negeri jiran, akan tetapi penulis punya cara pandang yang berbeda.

Sama-sama berspekulasi terkait dengan motif politik, penulis menawarkan spekulasi lain bahwa hilangnya Malaysia Airlines MH370 terkait dengan motif politik luar negeri dan kedaulatan negeri Jiran Malaysia. Beberapa pandangan berikut bisa dijadikan alasan.

Malaysia merupakan negara yang paling banyak bersinggungan kepentingan dengan negara lain, terutama negara-negara tetangganya. Paling tidak ada lima negara, yakni Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, Singapura, dan Indonesia. Untuk mengingatkan, berikut kilasan balik singgungan konflik yang terjadi antara Malaysia dengan kelima negara tetangganya tersebut.

Konflik Perbatasan dengan Negara Tetangga 

Wilayah Teluk Thailand adalah konflik perbatasan yang paling mencolok antara negeri gajah putih dan negeri jiran ini. Saat itu Thailand mengklaim bahwa wilayahnya membentang hingga Kualat Tabar, Ko Losin Islet sampai ke Ko Kra yang didasarkan dari perjanjian Anglo-Siamese Treaty tahun 1909.

Dengan Brunei, Malaysia bersengketa salah satunya terkait kepemilikan daerah Limbang. Daerah ini pada mulanya dikendalikan oleh kerajaan Serawak, kemudian diklaim oleh Brunei karena sebenarnya secara geografis wilayah merupakan milik Brunei. Tak terima, akhirnya untuk menegaskan kepemilikan, Malaysia memasukkan daerah ini ke petanya pada tahun 1979.

Selain bersengketa dengan kesultanan Sulu terkait daerah Serawak dan Sabah, Malaysia dan Filipina pernah sebelumnya bertikai soal pulau Spartly. Pulau Spartly diklaim Filipina sebagai miliknya namun bukan hanya Filipina, Taiwan, Malaysia, Brunei juga turut memperebutkan pulau ini.

Dengan Singapura, Malaysia memiliki hubungan yang terbilang rumit, salah satunya soal permasalahan perbatasan di Pedra Branca atau Pulau Batu Puteh. Pada awalnya komplain datang dari Malaysia soal klaim Pedra Branca oleh Singapura. Malaysia pun membawa bantahannya ke meja Mahkamah Internasional di Hamburg pada 4 September 2003.

Bagaimana dengan Indonesia? Masih ingat tentunya konflik perbatasan antara Indonesia dan Malaysia terjadi di laut Sulawesi. Keduanya mengklaim pulau Ambalat, Sipadan dan Ligitan sebagai miliknya. Sengketa perbatasan ini berawal pada tahun 1969, negosiasi terus berlangsung alot yang akhirnya Malaysia keluar sebagai pemenang.

Menjalankan Tugas Negara

Apa hubungan konflik perbatasan tersebut dengan hilangnya Malaysia Airlines? Apalagi kalau bukan motif politik luar negeri dan alasan kedaulatan negara. Bagaimana Malaysia merancang semuanya? Tentu bukan hal yang mudah untuk mengungkap bagaimana Malaysia melakukan semua ini. Namun beberapa kemungkinan bisa dikemukakan, misalnya dengan memerintahkan pilot, penumpang, atau awak pesawat untuk melakukan sabotase dengan cara menghilangkan, menghancurkan atau menyembunyikan pesawat Malaysia Airlines di suatu tempat rahasia.

Jika kemungkinan pertama dan kedua yang terjadi, jelas tidak ada harapan lagi para penumpang dan awak selamat. Namun jika kemungkinan terakhir yang terjadi, penemuan pesawat beserta penumpang dan awaknya tinggal menunggu waktu. Akan tetapi kemungkinan terakhir ini terlalu beresiko jika dikaitakn dengan motif politik luar negeri dan kedaulatan negara, karena bisa saja rahasia terbesar Malaysia akan terbongkar dan dunia pasti akan mengecam keras.

Jika salah satu dari ketiga kemungkinan itu terjadi, bisa dipastikan juga bahwa keluarga pilot, awak atau penumpang yang menjalankan tugas negara tersebut mendapat jaminan penuh dari negara bahkan dianggap sebagai keluarga pahlawan karena telah mengorbankan nyawa untuk menjalankan tugas negara.

Spekulasi Yang Menguatkan

Alasan apa yang bisa dikemukakan jika motif kepentingan luar negeri dan kedaulatan negara ini benar adanya? Otoritas berbagai negara menyimpulkan bahwa hilangnya Malaysia Airlines nyata-nyata disebabkan unsur kesengajaan, baik oleh pilot, ko-pilot, awak pesawat atau penumpangnya. Kesimpulan ini sangat logis, terlebih ketika radar beberapa negara yang sempat menangkap keberadaan pesawat Malaysia Airlines sesaat setelah menghilang, menangkap bahwa pesawat tersebut masih sempat mengudara di atas ketinggian normal dalam jangka waktu beberapa jam. Bahkan disimpulkan pesawat keluar dari jalur yang semestinya.

Selain itu, jalur yang dilalui sesaat setelah menghilang merupakan jalur di luar jangkauan radar, bahkan radar pesawat pun dimatikan untuk menghilangkan jejak. Semua jalur komunikasi dimatikan dan praktis keberadaan pesawat tersebut sulit untuk dideteksi.Tentu hal ini hanya bisa dilakukan oleh seorang ahli yang mengerti tentang bagaimana menerbangkan dan mengoperasikan pesawat Malaysia Airlines MH370.

Ada Apa dengan Malaysia?

Jika semua kemungkinan tersebut di atas benar adanya, pertanyaan besar yang muncul adalah ada apa dengan Malaysia? Jika dikaitkan dengan kepentingan politik luar negeri dan kedaulatan negara, maka perhatikan dengan seksama tulisan berikut.

Pertama, Malaysia telah meminta China, AS dan Prancis untuk berbagi citra satelit bersama negara lain, tentunya juga dengan Malaysia, yang sekiranya mencatat alur penerbangan MH370 sebelum dinyatakan hilang. Bahkan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak juga telah berbicara dengan pemimpin India, Bangladesh dan Turkmenistan untuk meminta mereka membantu dalam pencarian yang diperluas.

Kedua, pemerintah Malaysia pada Minggu (16/3) mengumumkan bahwa pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 memasuki tahap baru dan bertambah rumit dengan keterlibatan 25 negara mencakup wilayah yang sangat luas di darat ataupun di lautan.

Ketiga, Menteri Pertahanan dan Transportasi Malaysia Hishamuddin Hussein mengatakan bahwa jumlah negara yang terlibat dalam operasi pencarian dan pertolongan dari 14 jadi 25 negara sebagai tantangan baru untuk melakukan koordinasi dan diplomasi.

Kata kuncinya adalah "koordinasi dan diplomasi". Dalam bahasa politik luar negeri, kata koordinasi dan diplomasi memiliki makna yang beragam tergantung motif apa yang melatarbelakangi terjadinya koordinasi dan diplomasi tersebut.

Kalau boleh mamaknai, kedua kata tersebut adalah kata keramat yang memungkinkan Malaysia dapat mengakses secara bebas wilayah darat, laut dan udara negara lain, terutama negara-negara yang menjadi lalu lintas pencarian. Sekali lagi, Menteri Pertahanan dan Transportasi Malaysia Hishamuddin Hussein menyatakan bahwa pencarian pesawat tersebut dipusatkan pada laut dangkal dan jalur luas daratan, yang melintasi 11 negara, serta samudera dalam dan terpencil.

Wah, sungguh akses yang sangat luas untuk bisa dijelajahi demi kepentingan politik luar negeri dan kedaulatan sebuah negara. Sementara negara-negara lain fokus melakukan pencarian atas dasar unsur kemanusiaan dan solidaritas antar bangsa, Malaysia dan negara-negara lain yang mungkin bersekongkol dengan Malaysia, bisa "sambil menyelam minum air". Selama melakukan pencarian dengan cakupan jalur yang luas tersebut, negara-negara yang punya kepentingan bisa melakukan banyak hal untuk mengumpulkan informasi-informasi intelijen terkait kondisi ril dan terkini negara lain, terutama negara-negara tetangganya.

Ini tentu merupakan suatu keuntungan yang besar yang tidak bisa dilakukan dengan cara koordinasi dan diplomasi bilateral atau multilateral biasa yang dilakukan antar negara dalam menjalin hubungan internasional.

Persekongkolan Internasional

Spekulasi lain yang bisa ditawarkan adalah bahwa hilangnya pesawat Malaysia Airlines terkait dengan kerjasama atau persekongkolan antar negara demi kepentingan tertentu. Negara-negara yang paling mungkin bekerjasama dengan Malaysia dalam misi besar ini adalah China, AS dan Prancis.

Peristiwa hilangnya Malaysia Airlines bisa jadi merupakan suatu perjanjian rahasia antar negara yang ingin mengambil keuntungan, terutama keuntungan dan kepentingan intelijen masing-masing negara. Ini merupakan skema besar untuk dapat melintasi batas-batas negara lain tanpa repot-repot melakukan diplomasi internasional yang cenderung rumit dan terbelit-belit. Skema ini diatur sedemikian rupa mulai dari perencanaan, sampai pada eksekusi, dengan langkah-langkah yang jelas dan terarah. Tak mengherankan jika sampai saat ini pencarian Malaysia Airlines belum membuahkan hasil. Bisa jadi, Malaysia Airlines sengaja dihilangkan untuk selama-lamanya atau akan "pura-pura" ditemukan suatu saat nanti bila waktunya tiba, baik dalam keadaan selamat atau hanya tinggal nama.

Jika benar adanya persekongkolan internasional di balik hilangnya malaysia Airlines, hanya ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, jika dihilangkan untuk selamanya maka jelas keuntungan intelijen bisa didapatkan oleh negara-negara yang berkepentingan. Kedua, jika suatu saat ditemukan maka selain keuntungan intelijen, juga akan ada negara-negara tertentu yang disalahkan dari peristiwa ini. Jika Malaysia bukan merupakan bagian dari persekongkolan ini, maka jelas Malaysia yang akan menuai kecaman internasional, atau ada negara tertentu yang dijadikan objek kecaman (disalahkan), hanya sebagai kedok untuk menyembunyikan maksud sebenarnya dari persekongkolan ini.

Penulis:
Zainudin, M.Si.
Lulusan Magister Ilmu Politik UGM Yogyakarta

(Tulisan ini adalah pandangan pribadi dan sama sekali tidak memiliki tendensi dan kepentingan apapun. Jika pembaca tidak setuju atau punya pandangan lain, silakan beri komentar dengan memperhatikan tatakrama dalam berbahasa. Mari kita sama-sama berdoa semoga pencarian Malayisa Airlines segera menemukan titik terang dan seluruh awak dan penumpang dapat ditemukan dalam keadaan selamat dan sehat, Amin!)



Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 01.04
PHYLOPOP.com - Terbentuknya budaya politik suatu masyarakat melibatkan pengaruh yang beragam. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut memiliki tingkat pengaruh yang satu sama lain berbeda sesuai dengan sikap, karakter dan pola sikap yang melatarbelakangi masyarakatnya. Faktor-faktor yang dimaksud dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yakni faktor internal masyarakat desa dan faktor eksternal.

Faktor internal maksudnya adalah orientasi budaya politik masyarakat desa dipengaruhi oleh faktor yang datang dari masyarakat desa itu sendiri, meliputi dua hal utama, yakni faktor ekonomi dan faktor pendidikan. Faktor eksternal maksudnya adalah bahwa orientasi budaya politik masyarakat desa dipengaruhi oleh sesuatu hal yang datang dari luar masyarakat itu sendiri, meliputi faktor media massa dan faktor interaksi dengan para elit politik dan aparat pemerintah.

Dua jenis faktor internal yang mempengaruhi budaya politik masyarakat adalah faktor ekonomi dan pendidikan. Pertama, keadaan ekonomi masyarakat desa secara umum masih jauh di bawah standar yang diharapkan karena masyarakat desa hanya memiliki akses pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari hasil pertanian, perikanan, kerajinan dan lain-lain sejenisnya. Memang tak dapat dipungkiri bahwa meskipun akses sumber ekonomi masyarakat desa hanya berkutat pada pertanian, perikanan, kerajinan dan sejenisnya, masyarakat desa telah mampu meningkatkan pendapatannya dikarenakan adanya keterlibatan berbagai pihak dalam hal pemberdayaan seperti keterlibatan pemerintah dan swasta untuk meningkatkan hasil pertanian, penangkapan ikan bagi nelayan, pengembangan kerajinan dan lain-lain.

Dari sekian banyak keterlibatan pihak luar tersebut, tak banyak yang berhasil dan jumlahnya pun masih belum sebanding dengan jumlah masyarakat desa yang membutuhkannya. Kesulitan dan kegagalan tersebut selain dikarenakan keterbatasan kapasitas dan kemampuan secara sumber daya dan ekonomi, kurangnya kepedulian, juga dikarenakan ketidaktepatan metode yang diterapkan sesuai dengan karakter lingkungan fisik dan keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat desa. 

Bagaimana pun, tingkat kesejahteraan suatu masyarakat selalu melibatkan faktor ekonomi. Makin tinggi tingkat ekonomi masyarakat, makin tinggi pula tingkat kesejahteraannya, dan makin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat maka semakin tinggi tingkat aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Tingginya tingkat aktifitas yang dijalankan masyarakat membawa pengaruh langsung pada kemampuannya mengembangkan berbagai potensi diri. Potensi diri individu yang dikembangkan dalam berbagai bentuk mempengaruhi sikap dan tindakannya dalam menghadapi berbagai hal. Hal inilah yang akan membentuk orientasi politik (budaya politik).

Faktor internal yang kedua adalah faktor pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses mencari, memahami dan kemudian melakukan dalam bentuk tindakan nyata dari suatu hal yang menjadi suatu pengetahuan. Oleh karena merupakan suatu proses mencari, memahami dan melakukan, maka diperlukan keterlibatan aktif secara individu maupun kelompok. Akan tetapi, dalam proses tersebut perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung, termasuk di dalamnya adalah keterlibatan pihak lain yang dapat dijadikan sumber ilmu dan pengetahuan.

Pihak lain yang dimaksud dapat berupa orang perorang secara individu maupun kelompok, instansi-instansi atau organisasi-organisasi sosial dan pemerintahan. Terkait dengan budaya politik, pendidikan setidaknya dapat melibatkan dua pihak, yakni swasta dan pemerintah. Pihak swasta yang dimaksud adalah organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan (LSM) sedangkan pihak pemerintah adalah negara itu sendiri, yang dijalankan melalui tahap-tahap dan arah yang jelas.

Hasil penelitian Almond dan Verba[1] terhadap budaya politik lima negara mengemukakan tiga jenis perbedaan antara orientasi politik masyarakat yang berpendidikan tinggi dan masyarakat yang berpendidikan rendah. Pertama, terdapat sejumlah orientasi politik yang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan mempengaruhi di kelima negara. Kedua, terdapat sejumlah tingkah laku politik yang secara relatif berubah sedikit dari satu tingkat pendidikan ke jenjang pendidikan berikutnya. Ketiga, ada beberapa orientasi politik di atas mana derajad pendidikan mempunyai pengaruh yang berbeda di tiap-tiap negara.

Pada sejumlah negara, orang-orang berpendidikan tinggi mempunyai frekuensi orientasi khusus yang lebih tinggi; dalam negara lain, orang yang berpendidikan rendah cenderung memiliki frekuensi orientasi yang sama dalam ukuran lebih tinggi. Atau dalam satu negara antar kelompok pendidikan terdapat perbedaan frekuensi orientasi khusus sementara dalam negara yang lain perbedaan semacam itu tidak ada.

Berdasarkan hasil penelitian Almond dan Verba tersebut, maka jelaslah bahwa pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan bagi orientasi politik masyarakat. Untuk itu, orientasi politik yang lebih tinggi melalui pendidikan mengarah kepada beberapa hal sebagaimana diungkapkan Barid Hardiyanto[2]Pertama, pendidikan untuk mempertanyakan struktur ketidakadilan. Implementasi tujuan tersebut dalam kerangka menaruh kembali substansi sejajar manusia di mata Tuhan. Kedua, mengarahkan pendidikan untuk mampu menggerakkan subjek pendidikan untuk melakukan perubahan. Ketiga, mengetahui tindakan apa saja yang akan dilakukan untuk mendapatkan hak-hak masyarakat. Keempat, mengatasi problem-problem yang ada untuk mendapatkan hak tersebut. Kelima, melihat kontekstualisasi situasi politik yang sedang berlangsung dan hubungannya dengan perjuangan-perjuangan perlawanan. Keenam, mengetahui dan memahami jalannya proses pendidikan.

Melalui tujuan pendidikan yang demikian, kekhawatiran pemerintah akan masih jauh tertinggalnya sebagian besar masyarakat dalam hak dan kewajiban politiknya setidaknya dapat diminimalisir. Pendidikan tersebut perlu diarahkan kepada suatu budaya politik partisipan yang tentu saja perlu ditopang dengan tingkat kematangan sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang memadai. Sebagian besar masyarakat luar Jawa dan Madura mengalami ketertinggalan yang sangat signifikan terutama masyarakat Indonesia bagian timur.

Dengan demikian, tingkat partisipasi masyarakat akan meningkat seiring dengan tingginya kualitas dan kuantitas pendidikan, yang kemudian melahirkan kematangan masyarakat dalam hak dan kewajiban politiknya.

Selain kedua faktor internal tersebut di atas, faktor eksternal juga memiliki andil yang kuat dalam proses pembentukan dan mempengaruhi budaya politik masyarakat. Media massa merupakan media yang paling tepat dan dapat diterima secara umum oleh sebagian besar masyarakat. Media massa yang dimaksud adalah baik media cetak (koran, majalah, tabloid dan lain-lain) maupun media elektronik (televisi, radio, komputer/internet dan lain-lain).

Diharapkan pada kenyataan kondisi lingkungan fisik dan lingkungan ekonomi, sosial, budaya masyarakat yang tidak memadai, media-media tersebut belum sepenuhnya menyentuh keseharian masyarakat pedesaan. Bahkan pada masyarakat desa terpelosok dan terpinggir, hampir tidak pernah mengenal dan berhadapan dengan media-media yang dimaksud. Akibatnya, media-media tersebut hanya menjadi konsumsi keseharian masyarakat perkotaan yang dengan segala kelebihannya telah mampu merubah pola pikir dan orientasi sikap dan tindakannya.

Masyarakat desa yang karena berbagai keterbatasan tersebut tidak mengalami perubahan apa-apa terhadap berbagai sikap dan tindakannya yang memungkinkan masyarakat pedesaan tetap berada pada tingkat keterbelakangan dan kemerosotan, terutama keterbelakangan dan kemerosotan budaya politik. Kenyataan ini tentu saja menjadi suatu kendala terbesar yang selalu dihadapi oleh pemrintah untuk menciptakan format ideologi dan sistem politik yang ideal guna memaksimalkan peran serta masyarakat terhadap berbagai sistem politik yang dijalankan.

Berbagai keterbelakangan tersebut setidaknya dapat diminimalkan jika pemerintah memiliki kepedualian yang serius terhadap nasib masyarakat desa. Terlebih di era kebebasan media massa dan ditunjang sistem demokrasi otonomi daerah yang sedang bergulir, semestinya kepedualian terhadap nasib masyarakat desa dapat diawali dan terus dikembangkan.

Bergulirnya era otonomi daerah sepantasnya menjadi kemenangan besar bagi masyarakat desa karena secara langsung masyarakat desa menentukan siapa yang layak memimpin di tingkat lokal, yang tentu saja memahami situasi dan kondisi masyarakat desa lebih dekat. Selain itu, keberadaan media massa lokal yang menjamur tidak membawa pengaruh yang berarti bagi masyarakat desa. Padahal, James W. Carey[3] mengungkapkan bahwa melalui komunikasi media massa, setiap individu memiliki peluang untuk menerima pesan yang berupa nilai-nilai, orientasi atau hal lain yang serupa, yang memungkinkan efek dari interaksi tersebut bertemu satu dan lainnya membentuk pola-pola khusus yang mendukung terciptanya integrasi sosial.

Jika peluang menerima pesan berupa nilai-nilai, orientasi dan lain-lainya tersebut sama bagi semua masyarakat, mengapa peluang tersebut tidak mampu menyentuh masyarakat desa karena sebenarnya desa merupakan sumber kehidupan bagi semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat perkotaan. Artinya, kemakmuran dan kemajuan dalam berbagai segi yang dialami masyarakat desa membawa pengaruh yang besar bagi kemakmuran dan kemajuan masyarakat perkotaan karena sebagian besar sumber kebutuhan pokok masyarakat perkotaan berasal dari desa.

Efek ini memang tidak berlaku sebaliknya. Ketika masyarakat perkotaan menikmati fasilitas-fasilitas mewah dan taraf kehidupan yang mapan, masyarakat desa tidak mengalami perubahan apapun, apalagi kemakmuran dan kemajuan sebagai imbas dari kehidupan masyarakat kota.

Pada dasarnya, terdapat keuntungan ganda yang dapat diperoleh dari media massa. Charles R. Wright[4] membagi fungsi media menjadi empat bagian.

Pertama, sebagai fungsi pengawasan. Pengawasan yang dimaksud adalah media massa memberikan peringatan mengenai ancaman dan bahaya yang mengancam kesejahteraan dan keselamatan kehidupan manusia di dunia.

Kedua, fungsi interpretasi dan preskripsi dengan mencegah konsekuensi–konsekuensi yang tidak diharapkan dengan cara membangun komunikasi berita yang telah dikemukakan.

Ketiga, fungsi transmisi budaya dan sosialisasi. Media massa dapat mewariskan nilai-nilai atau norma-norma suatu masyarakat.

Keempat, fungsi penghibur. Fungsi penghibur media massa adalah dengan mengoptimalkan peran sebagai sarana untuk melepaskan diri dari perasaan tertekan, yang menimbulkan perasaan-perasaan tertentu seperti keceriaan dan percaya diri yang tinggi.

Selain beberapa manfaat yang dikemukakan oleh Wright tersebut di atas, Almond mengemukakan manfaat lain. Menurut Almond[5], media massa (surat kabar, radio, televisi, majalah dan lain-lain) memegang peranan penting untuk menularkan sikap-sikap dan nilai-nilai modern kepada bangsa-bangsa merdeka. Selain sebagai penyampai informasi tentang peristiwa politik, media massa juga menyampaikan secara langsung atau tidak nilai-nilai utama yang dianut oleh masyarakatnya. Karena itu, media massa yang terkendali merupakan sarana kuat dalam membentuk keyakinan-keyakinan politik.

Faktor eksternal kedua yang mempengaruhi serta membentuk budaya politik masyarakat adalah interaksi para elit politik dan pemerintahan dengan masyarakat desa. Tampaknya, faktor terakhir ini memiliki kelebihan tersendiri dibanding ketiga faktor lain yang telah dikemukakan di atas. Hal ini dapat dipahami karena masyarakat desa mampu memberikan reaksi tersendiri secara langsung jika berhadapan dan bertatap muka secara langsung tanpa perantara.

Sikap demikian dilatarbelakangi oleh masih kentalnya kerjasama dan kepedulian yang tinggi antar sesama yang memungkinkan terjalinnya interaksi secara personal dengan para elit politik dan aparat pemerintah. Interaksi secara langsung melalui tatap muka sering diterapkan dalam kehidupan masyarakat desa, misalnya dalam bentuk diskusi menjaring pandangan serta menyampaikan berbagai informasi pembangunan desa. Interaksi secara langsung semacam ini sangat efektif dalam menyampaikan pesan-pesan politik dan pembangunan kepada masyarakat, karena biasanya masyarakat desa akan menunjukkan secara langsung reaksi tertentu terhadap tindakan yang dilakukan pemerintah dan para elit politik.

Dalam menyampaikan pesan politik kepada masyarakat, para elit politik dan aparat pemerintahan perlu melibatkan peran serta para tokoh masyarakat, karena para tokoh masyarakat inilah yang secara umum diterima di tengah-tengah masyarakat desa dan terlibat langsung dalam berbagai kegiatan dan agenda yang berlangsung dalam masyarakat desa.

Soemarno[6] menuliskan bahwa mekanisme komunikasi politik dalam masyarakat desa tidak dapat dipisahkan dari peran para birokrat (aparat desa) dan tokoh-tokoh masyarakat. Keduanya merupakan aktor-aktor penting sebagai komunikator politik, memainkan peran tertentu dan mampu menggerakkan proses komunikasi politik masyarakat desa. Aktor-aktor ini dianggap sebagai pendobrak terjalinnya komunikasi politik di masyarakat.

Menurut Doob, terdapat tiga kategori aktor-aktor politik tersebut, yakni politikus (politician), komunikator profesional (professional communicators), dan aktivis komunikator politik (activist of political communicators). Aktor-aktor tersebut perlu terlibat aktif dalam kesatuan kerjasama yang kompak untuk menyampaikan pesan-pesan dan pendidikan politik kepada masyarakat desa.

Penulis:
Zainudin, M.Si.
- Widyaiswara Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
- Alumnus Magister Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Sumber Pustaka:
[1]Gabriel A. Almond dan Sidney Verba dalam Budaya Politik : Tingkah Laku Politik dan Demokrasi di Lima Negara, Bina Aksara, 1984:383-384.
[2] Barid Hardiyanto dalam Pendidikan Rakyat Petani : Perjuangan Perlawanan Menuntut Hak Atas Tanah, Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2005:37.
[3] James W. Carey dalam Communication as Culture : Essay on Media and Society, 1989, Boston; Unwin Hyman, hal. 45 sebagaimana dikutip oleh Indra Gunawan dalam Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Budaya Politik Masyarakat di Desa Transmigrasi,tesis S2 Polokda UGM, 2005:13.
[4] Dalam Sosiologi Komunikasi, penyunting : Jalaludin Rakhmat, 1985, Bandung: Ramadja Karya, hal. 11-12.
[5] Sebagaimana dikutip Mohtar Mas’oed dan Collin Mac Andrews dalam Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1986, hal. 37-40.
[6] Dalam Dimensi-dimensi Komunikasi Politik, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 1989, hal. 114.



Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 10.00
PHYLOPOP.com - Di sebuah kerajaan bernama Paranggelung, hidup seorang raja yang adil dan bijaksana bernama Ekalaya yang juga gitaris handal tiada tandingannya. Anggraeni, ratu dari kerajaan tersebut, sangatlah cantik. Mereka adalah pasangan yang amat serasi dan dicintai rakyatnya.

Ekalaya yang selalu haus ilmu ingin berguru dengan guru besar Durna, seorang ksatria bergitar yang telah menoreh legenda. Walau sesungguhnya guru besar Durna yang kini berada di Hastinapura, telah bersumpah hanya akan menurunkan ilmunya kepada para Pandawa dan Kurawa. Sedangkan Ekalaya? Bukan keduanya.

Saat pertama kali melihat Ekalaya, Durna langsung tahu bahwa Ekalaya seorang ksatria hebat dan betapa lelaki yang telah menjadi resi ini ingin bisa menurunkan ilmu gitarnya. Tetapi apa daya, Durna telah bersumpah hanya akan mewariskan ilmunya kepada para Pandawa dan Kurawa.

Dengan berat hati, Durna menolak. Ekalayapun meninggalkan Hastinapura dengan kekecewaan mendalam. Ekalaya kemudian memahat sebatang kayu sampai menyerupai wujud guru besar Durna. Iapun kemudian berlatih gitarnya di hadapan patung tersebut. Tiba-tiba patung itu seperti menyala dan suara gitar Ekalaya lebih membara dari biasanya.

Hari berlalu dan Ekalaya semakin lihai sebagai gitaris. Ekalaya begitu lihai berlatih setiap hari hingga suatu ketika, ketika sedang berburu, frekuensi gitarnya membunuh seekor kijang. Sayangnya, kijang tersebut pun menjadi incaran Arjuna, ksatria Pandawa yang tak tertandingi hebatnya.

Merasa murka, Arjuna yang sempat terkesima mendengarkan permainan Ekalaya, menghampirinya dengan emosi. Terutama setelah melihat patung guru besar Durna, guru besar yang telah bersumpah tidak akan menurunkan ilmunya kecuali kepada para Pandawa dan Kurawa. Arjuna semakin marah dan merasa dikhianati.

Arjunapun menantang Ekalaya untuk beradu permainan gitar. Untuk membuktikan kepada Ekalaya, bahwa hanya Arjunalah gitaris paling juara di seluruh antero jagat raya. Juga untuk mematahkan ketakutannya akan Ekalaya yang sesungguhnya, jauh dalam lubuk hatinya, ia akui kehebatannya (kiostix.com).



Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 10.00
PHYLOPOP.com - Sebuah bocoran dokumen terbaru dari whistleblower Edward Snowden menguak kehebatan "mesin" National Security Agency (NSA) dalam menjalankan kegiatan mata-mata. Mesin pengintai dan penyadap tersebut berupa aplikasi digital jahat atau biasa disebut malware.

Badan intelejen AS ini memiliki sistem bernama "Turbine" yang bisa menyebarkan jutaan malware dalam satu waktu. Turbine berada di bawah unit peretas NSA yang bernama Tailored Access Operations (TAO).

Dokumen yang dikutip The Register dari The Intercept mengungkapkan bahwa Turbine sanggup menangani malware yang menginfeksi komputer dalam "skala besar (jutaan unit)" melalui sistem otomatis yang mengendalikan implan malware secara berkelompok.

Turbine memiliki "sistem ahli" yang secara otomatis akan memilih jenis malware yang cocok dengan target dan situasi tertentu lalu memasangnya di komputer sasaran. Dengan demikian, sistem ini hanya membutuhkan sedikit campur tangan manusia untuk bisa berjalan.

Jenis malware misalnya yang berkode nama "Grok" yang bisa merekam ketikan keyboard, "CAPTIVATEDAUDIENCE" yang bisa merekam suara lewat mikrofon, atau SALVAGERABBIT yang bisa menyalin data dari media penyimpanan komputer.

Rancangan sistem NSA ini mirip dengan senjata cyber canggih lainnya yang pernah membuat heboh di dunia maya, seperti Stuxnet dan Flame. Kedua program itu diduga juga sengaja dibuat oleh negara tertentu.

NSA telah mengaktifkan Turbine setidaknya sejak Juli 2010 dan telah menginfeksi hingga 100.000 perangkat komputer dan PC.

Turbine juga terhubung ke sistem sensor NSA bernama "Turmoil" yang menyadap jaringan komputer di seluruh dunia untuk memantau lalu lintas data dan mengidentifikasi target potensial. Turmoil bisa melacak sasaran melalui alamat e-mail atau IP, atau cookies dari situs-situs seperti Google, Microsoft, Twitter, dan Yahoo! (kompas.com).




Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 19.42
PHYLOPOP.com - Bagi aparatur pemerintah, khususnya pegawai negeri baik pusat dan daerah, tentu sudah sangat familiar dengan istilah pendidikan dan pelatihan, baik Diklat Prajabatan (Golongan I, II dan III) maupun Diklat Dalam Jabatan (Diklat Kepemimpinan, Diklat Teknis dan Diklat Fungsional).

Pertanyaan mendasar tulisan ini adalah kenapa dari sekian banyak Diklat, hanya Diklatpim yang dibahas? Tentu banyak alasan yang menyertai, tapi satu-satunya alasan yang bisa penulis ungkap melalui kesempatan ini adalah karena Diklatpim adalah jenis Diklat yang “seksi” bagi aparatur pemerintah (PNS).

Kenapa seksi? Seksi karena Diklat ini sedikit banyak membawa pengaruh bagi masa depan dan karir PNS itu sendiri. Namun melihat perkembangan terkini tentang Diklatpim, rasanya alasan yang paling relevan untuk saat ini adalah karena sejak Januari 2014, LAN-RI sebagai Instansi Pembina Diklat memberlakukan ketentuan baru tentang Diklatpim.

Untuk itu, pada kesempatan ini, ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan terkait penyelenggaraan Diklatpim pola baru ini. Semoga ini bisa bermanfaat buat pembaca dimana pun, terutama mereka yang bertanya-tanya tentang “ada apa sih dengan Diklatpim Pola Baru?”

Pertama, dalam rangka sosialisasi dan  penyamaan persepsi tentang Diklatpim Pola Baru, LAN-RI sejak awal tahun 2014 gencar melakukan fasilitasi penyelenggaraan Training of Facilitators (ToF) dengan Lembaga Diklat Pemerintah baik pusat dan daerah (instansi vertikal dan Pemrov). Instansi vertikal yang pertama kali difasilitasi LAN-RI untuk penyelenggaraan ToF adalah Badan Diklat Kemendagri melalui Pusat Diklat Kemendagri Regional Yogyakarta. Hingga saat ini dan ke depan, LAN-RI secara maraton terus melakukan fasilitasi penyelenggaraan ToF tersebut di seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah.

Kedua, penyelenggaraan ToF merupakan salah satu langkah konkrit dalam rangka menyongsong pemberlakuan penyelenggaraan Diklatpim pola baru sebagaimana diamanatkan melalui Perka-LAN Nomor 10 Tahun 2013 untuk Diklatpim Tk. I, Perka-LAN Nomor 11 Tahun 2013 untuk Diklatpim Tk. II, Perka-LAN Nomor 12 Tahun 2013 untuk Diklatpim Tk. III dan Perka-LAN Nomor 13 Tahun 2013 untuk Diklatpim Tk. IV.

Sebagaimana kita ketahui bersama, peraturan-peraturan tersebut merupakan wajah baru dalam rangka reformasi penyelenggaraan Diklat yang ditetapkan oleh Instansi Pembina LAN-RI.

Ketiga, kompetensi yang diharapkan dalam penyelenggaraan Diklatpim adalah kompetensi kepemimpinan operasional dan taktikal yang diindikasikan dengan kemampuan mengembangkan dan membangun karakter dan sikap perilaku integritas, menyusun rencana kegiatan, menjabarkan visi dan misi instansi, melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal, melakukan inovasi, dan mengoptimalkan potensi internal dan eksternal organisasi.

Kompetensi tersebut dapat dicapai dengan rancangan struktur kurikulum yang meliputi tahap diagnosa kebutuhan perubahan, tahap taking ownership (breakhthrough I), tahap merancang perubahan dan membangun tim, tahap laboratorium kepemimpinan (breakhthrough II), dan tahap evaluasi.

Keempat, pembaharuan Diklatpim ini tentu disertai berbagai pertimbangan, di antaranya karena selama ini efektivitas Diklat dalam pembentukan karakter dan integritas pimpinan masih rendah, kurikulum dan metoda pembelajaran belum mampu mendorong terbentuknya pemimpin perubahan, terlalu banyak mata Diklat yang tidak fokus pada penguatan kapabilitas kepemimpinan, metoda pembelajaran tidak berbasis pengalaman, penjaminan kualitas lembaga penyelenggara Diklat belum berjalan secara optimal, dan pembinaan Widyaiswara belum berjalan dengan baik.

Kelima, esensi perubahan pola penyelenggaraan ini mengarah kepada Diklat berbasis kompetensi dan dalam hal ini Badan Diklat Kemendagri telah menerbitkan Permendagri Nomor 2 Tahun 2013 tentang Diklat Berbasis Kompetensi. Perubahan tersebut meliputi tujuan Diklat, kurikulum, metode, media, sarana dan prasarana, Widyaiswara, penyelenggara, anggaran, waktu.

Arah perubahan masing-masing Diklat adalah (1) Diklat Kepemimpinan, peserta diarahkan untuk melakukan perubahan (reform) di instansi masing-masing sesuai dengan Tupoksinya; (2) Diklat Prajabatan, peserta diarahkan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar (core values) dalam sektor publik; (3) Diklat Fungsional, peserta diarahkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang inovatif di bidang fungsional; dan (4) Diklat teknis, peserta diarahkan untuk mampu melaksanakan pekerjaan teknis.

Keenam, menyadari perubahan tersebut banyak hal yang harus dipersiapkan baik oleh penyelenggara Diklat maupun oleh instansi asal peserta, yakni perubahan orientasi penyelenggaraan Diklat dari pengumpul PNBP/penerimaan menjadi pembentukan kualitas kepemimpinan, penyiapan sarana dan prasarana diklat (fasilitas diskusi kelompok), alokasi anggaran untuk pemberdayaan Widyaiswara (metodologi yang inovatif, peningkatan kapasitas sebagai coach dan counselor, dll), melakukan proses seleksi awal yang lebih ketat (calon peserta akan dipromosikan), Diklat menjadi bagian dari perencanaan karir PNS, mengidentifikasi problema yang dialami instansinya dan dapat menjadi arena pembelajaran dari para peserta, memberi otorisasi kepada peserta untuk melakukan kegiatan perubahan, dan menyediakan mentor bagi peserta (atasan).

Harapannya dengan kebijakan Diklatpim Pola Baru ini mampu melahirkan pemimpin perubahan yang membawa kebaikan bagi penyelenggaraan pemerintahan ke depan. Terlepas apakah tujuan itu mampu diraih dengan Diklatpim atau tidak, penulis tidak terlalu mempersoalkan. Yang terpenting saat ini adalah kebijakan apa pun itu haruslah berlandaskan kepada upaya bersama untuk mewujudkan cita-cita luhur menuju rakyat yang sejahtera. Sekecil apapun upaya itu, perlu didukung bersama.

Demikian Phylovers semoga tulisan ini bermanfaat.

Penulis :
Zainudin, M.Si. 
Widyaiswara Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia




Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 10.00
PHYLOPOP.com - Pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang tanpa jejak yang jelas. Pihak maskapai dan pemerintah Malaysia dibantu oleh negara tetangga terus melakukan pencarian terpadu. Baik pencarian laut, udara dan pemindaian melalui setelit dan radar terus dilakukan, namun belum mendapat hasil yang signifikan.

Tiap kali ada peristiwa hilang atau kecelakaan pesawat, hal yang paling diharapkan untuk ditemukan adalah black box. Maka pantaslah jika kunci dari investigasi kecelakaan pesawat manapun difokuskan kepada pencarian black box dan flight recorder. Demikian halnya juga dengan Malaysia Airlines.

Jika black box atau flight recorder ditemukan, maka bisa membantu investigasi penyebab kecelakaan karena benda ajaib ini merekam semua jejak perjalanan sebuah pesawat.

Namun, untuk menemukannya bukan hal yang mudah Phylovers, karena sangat terkait dengan medan dimana peristiwa kecelakaan terjadi. Jika kecelakaan terjadi di laut atau hutan belantara, kemungkinan ditemukan black box pun semakin sulit. Dan para petugas pencari haruslah bekerja keras.

Phylovers kita semua berharap semoga misteri kehilangan Malaysia Airlines segera terbongkar. Kita doakan ya!



Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 00.13
PHYLOPOP.com - Penumpang Malaysia Airlines hingga kini masih belum diketahui keberadaannya. Harap-harap cemas menunggu informasi yang berkembang dari pihak keluarga pun tampak jelas.

Hilangnya pesawat dengan rute Kuala Lumpur menuju Beijing tersebut pun menyisakan kesedihan bagi mereka yang ditinggalkan. Demikian melansir Stratis Times, Selasa (11/3/2014).

Tak hanya keluarga, semua orang di seluruh dunia pun bersimpati atas hilangnya pesawat tersebut. Bahkan, di dunia maya ramai beredar foto dari 12 anggota kru pesawat bernomor MH370 itu.

Foto yang ramai di jejaring sosial Twitter tersebut menampakkan wajah dari 12 kru yang dijadikan satu dan mengelilingi sebuah gambar bertuliskan "please come back".

Gambar tersebut yakni beberapa tangan yang sedang menggapai pesawat Malaysia Airline MH370. Sepertinya, gambar tersebut ingin bercerita bahwa keluarga dan orang-orang tercinta yang berada dalam MH370 menunggu kedatangan mereka (okezone.com).



Diberdayakan oleh Blogger.