Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 21.33
PHYLOPOP.com - Dua sutradara film dokumenter dari Amerika Serikat, Richard Pearce dan Freida Mock, baru-baru ini mengunjungi Loncek dusun di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, di mana mereka berkumpul dengan penduduk setempat, putus sekolah tinggi terutama remaja, dan mengajari mereka cara membuat film dokumenter sederhana dengan ponsel mereka.

Di dusun yang relatif terisolasi, terletak sekitar 75 kilometer dari ibukota provinsi Pontianak, remaja sebelumnya telah terlibat dalam kegiatan konversi hutan, tapi sejak LSM memprakarsai program ramah lingkungan di daerah, mereka telah mengubah pemikiran mereka.

Mereka telah berpaling ke kegiatan produktif, seperti menabur bibit dan menanam pohon karet. Mereka bahkan telah menulis sebuah buku tentang tradisi dan sejarah dusun mereka 105 tahun.

Pearce dan Mock itu kunjungan adalah bagian dari American Film Showcase (AFS) Program diplomasi budaya, diprakarsai oleh Departemen Luar Negeri AS dengan dana dari University of Southern California School of Cinematic Arts (SCA). Selain Kalimantan Barat, program AFS juga akan digelar di sejumlah kota di Jawa dan Sumatera.

Pearce dan Mock disambut dengan ritual Dayak tradisional, termasuk tarian. Mereka berdua merekam acara tersebut. Mock disajikan dengan pisau mandau tradisional untuk memotong tiang bambu muda didirikan di gateway, dan ia tersebar nasi kuning ke arah penonton.

Dusun Loncek belum terhubung ke jaringan listrik karena lokasinya yang terpencil. Satu-satunya akses ke dusun adalah melalui jalan tanah, sementara jaringan telepon selular hanya baru-baru ini didirikan di daerah.

"Masyarakat sangat tradisional tetapi mereka menghadapi masalah modern, seperti perampasan tanah oleh perusahaan multinasional," kata Pearce The Jakarta Post.

Dia mengatakan dia terkesan dengan orang-orang muda yang ditemuinya di desa yang sudah akrab dengan smartphone dan internet. Mereka memiliki beberapa pengalaman media sosial, menulis blog, penerbitan buku dan bahkan membuat film dokumenter sederhana tentang desa.

"Mereka telah melakukan semua hal ini. Ini adalah awal yang baik untuk melanjutkan perjuangan mereka melalui film dokumenter, untuk berbagi cerita hidup dan impian mereka dengan dunia, "tambah Pearce, yang film, Heartland, berbagi penghargaan Golden Bear untuk Film Terbaik pada 1980 Berlin International Film Festival.

Sementara itu, Mock dan kaum hawa desa, termasuk gadis-gadis muda, membahas cerita dan peran perempuan dalam industri film. Mereka berlatih cara untuk membuat film dokumenter dengan menggunakan smartphone, kemudian mengidentifikasi ide-ide dan masalah-masalah yang mereka hadapi yang bisa dibuat menjadi sebuah cerita.

"Ini fantastis! Kau tahu, workshop yang diberikan oleh seorang wanita pembuat film untuk wanita dan anak perempuan di desa ini, "kata Mock, yang dokumenter, Maya Lin: Visi yang kuat, memenangkan Academy Award untuk Best Documentary Feature pada tahun 1994.

Loncek, salah satu dari tujuh dusun di Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang, dihuni oleh 876 orang dan dikelilingi oleh perkebunan kelapa sawit.

Kepala putus sekolah 'masyarakat petani di dusun, Leonardus, kata warga saat ini terlibat dalam mencoba untuk melindungi keluarga mereka' tanah dari ekspansi industri. Di antara sejumlah kemungkinan pendekatan, membuat film dokumenter dianggap sebagai pilihan yang signifikan.

"Alih-alih menggunakan smartphone hanya untuk mendengarkan musik, kami mencoba untuk menggunakannya untuk sepenuhnya mereka dengan membuat sebuah film dokumenter. Hal ini akan memperkuat perjuangan kita [untuk menyelamatkan tanah kami], "kata Leonardus.

Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 18.08
PHYLOPOP.comSiapa menyangka, anak bungsu Presiden RI terpilih, Joko Widodo, yaitu Kaesang Pangarep doyan menulis di situs blog. Belakangan, tulisan-tulisan di blog pribadinya tersebut mendapat banyak perhatian netizen, terlebih karena cara bertuturnya yang terkesan polos dan apa adanya.

"Ini blog mendadak jadi ngehits banget. Saking penasarannya, ikut2an juga gue baca n sukses ngakak guling2 sampe ngeluarin air mata..." demikian tulis akun Facebook Sinta Eva mengomentari salah satu tulisan Kaesang di blog pribadinya.

Blog milik Kaesang Pangarep yang diberi nama "Diary Anak Kampung" bisa dikunjungi melalui alamat, http://misterkacang.blogspot.sg dan misterkacang.blogspot.com 

Sebenarnya, Kaesang sendiri belum terang-terangan mengakui situs blog tersebut miliknya. Saat ditanya, apakah blog "Diary Anak Kampung" miliknya, Kaesang hanya mengatakan," Ada deh". Meski demikian, hampir bisa dipastikan ditulis oleh Kaesang sendiri karena di akun Twitter Kaesang, @kaesangp, terdapat tautan blog tersebut. Selain itu, pada blog terdapat foto Kaesang sesaat sebelum pergi menghadiri pelantikan ayahnya, Joko Widodo. Foto yang sama diunggah juga di akun Twitter Kaesang.

Menurut pantauan KompasTekno, blog tersebut sudah dibuat sejak September 2011. Domain yang digunakan .sg (Singapura) dipilih karena saat pembuatannya, putra Presiden RI ke-7 tersebut sedang menempuh pendidikan di negara tersebut.

Blog tersebut sempat tidak bisa diakses pada tanggal 20-21 Oktober 2014. Hanya orang tertentu saja yang bisa mengaksesnya atas persetujuan Kaesang. (baca: Ini Jawaban Putra Bungsu Jokowi soal Blog "Mister Kacang")

Namun belakangan, Kaesang yang kini berusia 20 tahun membuatnya terbuka lagi untuk publik. Situs blog Kaesang kembali bisa diakses pada Rabu (22/10/2014) yang juga memuat tulisan terbarunya yang berjudul "Tanggal 20 Oktober 2014."

Kaesang terlihat cukup konsisten dalam menulis di blog-nya. Terlebih di waktu-waktu awalblog tersebut dibuat. Terbukti dari arsip blog-nya yang rata-rata dua bulan sekali ia mem-posting tulisan baru. Jumlah postingannya sempat turun pada tahun 2013. Hal itu diakui oleh Kaesang sendiri dalam halaman Bio akun Blogspot-nya. Di situ, ia menulis alasannya adalah jumlah pengunjung yang sepi.

Tulisan-tulisan Kaesang banyak bercerita tentang kehidupan sehari-harinya selama hidup menuntut ilmu di Singapura, serta kegalauannya karena hidup men-jomblo (tidak punya pacar), serta celotehan-celotehan ala anak muda zaman sekarang yang akrab dengan budaya populer.

Seperti dalam tulisannya yang berjudul "SIRI vs. Mbak Sri" yang di-posting tanggal 5 November 2011. Tulisan itu menunjukkan bahwa Kaesang ternyata juga melek gadget, setidaknya ia tahu teknologi voice assistant yang diperkenalkan oleh Apple itu. Bisa jadi ia adalah pengguna iPhone.

Walau tulisan itu mencoba memperkenalkan apa itu Siri, namun ia menjelaskannya dalam bentuk cerita dan sedikit plesetan.

Selain melek teknologi, nampaknya budaya populer juga akrab bagi anak muda kelahiran 25 Desember 1994. Layaknya remaja seusianya, Kaesang juga mengaku sering dikait-kaitkan dengan WOTA, sebutan untuk fans grup band perempuan, JKT48. Kaesang mengaku dalam blog-nya banyak yang bertanya ke Twitter apakah ia seorang WOTA atau tidak.

Kaesang tidak menjawab secara langsung, namun ia mengakui telah mem-follow akun Twitter salah satu member JKT48, Elaine Hartanto.

"Gimana gue bisa suka kalau kenal aja nggak. Ya masa cuma nge-follow twitter doi, terus pada ngira gue suka," demikian kilah Kaesang.

Gaya tulisannya yang ceplas-ceplos dan apa adanya memang sering mengundang senyum dari pembacanya. Terlihat dari komentar-komentar yang ditulis dalam postingan blog Kaesang. Hal itu tentunya membuat orang bertanya-tanya, "Masa anak presiden seperti ini sih?" dalam konteks yang positif tentunya."

Memang sepanjang sejarah berdirinya, jabatan Presiden Republik Indonesia beserta atribut yang melekat, termasuk keluarganya, seolah menjadi sesuatu yang angker dan serius.

Mungkin, gaya spontan dan ceplas-ceplos yang ada di diri Kaesang itu juga menurun dari ayahnya, Joko Widodo yang gaya kepemimpinannya selama ini dikenal spontan dan santai, seolah tidak mau terikat oleh aturan-aturan protokoler yang baku.

Hal itu tercermin di hari pertama pelantikannya, dimana Joko Widodo secara tiba-tiba menghampiri warga yang menunggunya di pagar Istana Negara setelah ia menyelesaikan sesi wawancara dengan televisi swasta.

"Down to earth"

Kembali ke gaya bertutur Kaesang dalam blog-nya, banyak yang tidak menduga bahwa keluarga presiden itu sebenarnya bisa sesantai itu.

Terkadang, dari tulisan-tulisan Kaesang, pembaca juga diajak mengenal bahwa sosok dirinya, beserta keluarganya (termasuk ayahnya yang kini seorang Presiden RI), juga menjalani hidup seperti orang-orang biasa.

Seperti dalam postingan terbarunya berjudul "Tanggal 20 Oktober 2014" Walau ia tidak secara spesifik menulis apa makna tanggal itu bagi dirinya, namun seluruh pembaca tahu bahwa tanggal itu ayahnya akan dilantik menjadi Presiden RI ke-7.

Di situ, Kaesang dengan kocak memulai tulisan dengan topik yang sama sekali tidak berhubungan soal pelantikan ayahnya tersebut, yaitu jomblo. 

"Hari ini mungkin sesuatu yang spesial untuk bangsa Indonesia, khususnya untuk makhluk-makhluk jomblo yang berkeliaran di negeri ini. Hari dimana pergantian presiden yang lama ke presiden yang baru. Ini menentukan apakah Indonesia bisa menjadi negara yang ramah jomblo atau tidak. 

Kenapa harus ramah jomblo? Karena gue sendiri jomblo dan masih banyak jomblo-jomblo yang bertebaran di negara Indonesia. Apalagi kalau ada turis yang jomblo datang ke Indonesia, jadi bisa lebih betah disini kalo kita menjadi negara ramah jomblo. Jadi bukan cuma ngebuat orang lokal nyaman, tapi bisa buat turis juga nyaman."

Masih dalam tulisan yang sama, Kaesang dengan polosnya bercerita bagaimana ia dibangunkan oleh kakaknya dengan cara kasur yang ditendang-tendang, bagaimana ia berinteraksi dengan seluruh keluarganya yang terkesan santai, seperti saat harus berebut kamar mandi karena takut terlambat menghadiri acara pelantikan di gedung DPR/MPR. Serta kejahilan lain yang ditulis Kaesang dalam blog berjudul "Cerita Horor".

"Dari blog dia, kita bisa merasa, wah presiden itu ternyata manusia biasa juga. Apalagi yang pas rebutan ke kamar mandi," tulis Selvia di akun Facebook yang menyertakan tautan blog Kaesang.

"Waahhh senengnyaa baca tulisan2 di blog ini, seperti membaca & melihat sisi lain kehidupan pak Jokowi. Keep writing. Ditunggu update tulisan berikutnya," komentar Maya Siswadi di Blog Kaesang.

Namun, ada pula yang berpendapat, bagaimana jika nanti gaya bertutur Kaesang justru menjadi bumerang bagi dirinya dan keluarganya, terlebih kepada ayahnya yang seorang Presiden RI. Seperti yang ditulis oleh akun Facebook milik Henny, "Lucu juga tulisannya, bakal dijadikan bahan bully gak ya?"

Namun terlepas dari itu semua, blog adalah salah satu media berekspresi dalam bentuk tulisan. Banyak yang menyukai gaya berututur Kaesang yang walau kini telah menjadi putra seorang Presiden, namun gayanya tidak berubah. Mereka menginginkannya untuk tetap "down to earth."

"Hahahaha sukses yaaa!!! Keep down to earth and be yourself, apa adanya. Thumbs up!!" tulis Sinta Eva.

Di kolom komentarnya pun sebagian blogger yang baru tahu siapa jati diri "Mister Kacang" ini banyak yang mengapresiasi gaya menulisnya, dan berharap tetap menjadi dirinya.

"xixixixi bahasa rakyat jelata... lanjutkan tak apa bung jadilah diri sendiri... ane juga rakyat jelata bahasa ente buhh asikkk gak norak-norak amat.. lanjut dah posting terus gan..." demikian tulis Rai Saepudin di kolom komentar (kompas.com).

Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 00.05
PHYLOPOP.com - Badan Diklat Kemendagri saat ini tengah menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II (Diklatpim Tk. II), yang diikuti oleh para pejabat struktural eselon II dan III di lingkungan pemerintah pusat dan daerah dengan jumlah peserta sebanyak 42 orang. Diklatpim Tk. II tersebut telah dibuka oleh Bapak Drs. H. Ahmad Zubaidi, M.Si. selaku Kepala Badan Diklat Kemendagri pada tanggal 19 Agustus 2014 dan berakhir pada tanggal 11 Desember 2014. Diklatpim Tk. II dilaksanakan di Badan Diklat Kemendagri Jl. TM. Pahlawan Nomor 8 Kalibata Jakarta Selatan.

Penyelenggaraan Diklatpim Tk. II ini mendapat apresiasi yang besar dari jajaran pimpinan LAN-RI, Kemendagri maupun pemerintah daerah. Hal ini diperkuat komitmen kepala LAN-RI Prof. Dr. Agus Dwiyanto untuk semakin memperkuat jejaring kerjasama antar kedua lembaga dalam upaya peningkatakn kapasitas aparatur, khususnya melalui Diklat.

Secara struktur organisasi Badan Diklat Kemendagri, Permendagri Nomor 41Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemendagri mengamanatkan penyelenggaraan Diklatpim Tk. II melalui Bidang Prajabatan dan Struktural pada Pusat Diklat Struktural dan Teknis. Sebagai kepala pusat dipimpin oleh Bapak Sukoyo, SH., M.Si. yang membawahi tiga bidang salah satunya adalah Bidang Prajabatan dan Struktural yang dipimpin oleh Ibu Ir. Budur Latief, MT. Bidang ini membawahi dua sub bidang, yakni Sub Bidang Prajabatan oleh Retno Sihandaru, SE. yang fokus pada penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan I/II dan III, serta Sub Bidang Struktural oleh Ir. Admiral, MM. yang fokus menyelenggarakan Diklatpim Tk. IV, Tk. III, dan Tk. II. Sementara Diklatpim Tk. I menjadi kewenangan LAN-RI sebagai Instansi Pembina Diklat untuk menyelenggarakannya.

Berdasarkan Pasal 1260 Permendagri 41 Tahun 2010, Bidang Prajabatan dan Struktural dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi penyusunan, pendataan dan pelaksanaan: rencana kegiatan pembinaan program dan pedoman; penyusunan dan pengembangan kurikulum, metode dan standardisasi; pendataan dan penataan kualitas tenaga pengajar, perumusan bahan pelajaran, dan penyediaan alat bantu; penyusunan kualifikasi peserta, pendataan peserta dan alumni; pelaksanaan Diklat; dan penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan. Fungsi tersebut seduai dengan bidangnya, yakni bidang prajabatan dan struktural.

Dasar Hukum

Sebagai dasar hukum, penyelenggaraan Diklatpim Tk. II diselenggarakan berdasarkan:
1.    Undang-Undang-RI Nomor: 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
2.    Undang-Undang-RI Nomor: 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
3.    Peraturan Pemerintah-RI Nomor: 13 Tahun 2002 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural;
4.    Peraturan Kepala LAN-RI Nomor: 11 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tk. II.
5.    Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 893.2 – 1930 Tahun 2014 tanggal 24 Juli 2014 tentang Penyelenggaraan Diklatpim Tk. II di Badan Diklat Kemendagri Tahun 2014.

Tujuan dan Kompetensi yang Dibangun

Tujuan penyelenggaraan Diklatpim Tk. II adalah  meningkatkan  kompetensi kepemimpinan pejabat struktural eselon II yang akan berperan dan melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.

Kompetensi yang akan dicapai pada Diklatpim Tk. II adalah kompetensi kepemimpinan visioner yaitu kemampuan berkolaborasi dengan stakeholder strategis untuk menangani isu strategis ditingkat daerah/nasional, dan memimpin peningkatan kinerja instansinya melalui penetapan visi atau arah kebijakan yang tepat, yang diindikasikan dengan kemampuan:
1.    Menjadi tauladan bagi bawahan dan stakeholder dalam integritas, nasionalisme, standar etika publik, nilai-nilai, norma, moralitas dan tanggungjawab sesuai dengan peraturan perundangan;
2.    Melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola tugas-tugas organisasi kearah pencapaian tujuan pembangunan nasional dan visi instansinya;
3.    Melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna penetapan arah kebijakan yang lebih efektif dan efisien;
4.    Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya manusia organisasinya dalam pencapaian arah kebijakan.

Komposisi Peserta

Penugasan peserta Diklatpim Tk. II dilakukan oleh pejabat yang berwenang di instansinya masing-masing dengan mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan sebagai berikut:
1.    Instansi pusat ditugaskan oleh Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama melalui Kepala Biro Kepegawaian;
2.    Pemerintah Provinsi ditugaskan oleh Sekretaris Provinsi;
3.    Kabupaten/ Kota ditugaskan oleh Sekretaris Daerah setelah berkoordinasi dengan Bupati/Walikota.

Jumlah peserta Diklatpim Tk. II adalah sebanyak 42 orang dengan komposisi sebagai berikut:

No.
Instansi Peserta
Jumlah
1
2
3
1.     
Kementerian Dalam Negeri
10
2.     
Kementerian Luar Negeri
2
3.     
Kementerian Koordinator Bidang Polhukam
1
4.     
Kementerian Perdagangan
2
5.     
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
1
6.     
Lembaga Administrasi Negara
2
7.     
Badan Pengawas Tenaga Nuklir
1
8.     
Kota Lubuk Linggau
1
9.     
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
1
10.  
Provinsi Papua
1
11.  
Kabupaten Wakatobi
1
12.  
Kabupaten Bangka Tengah
1
13.  
Kota Payakumbuh
1
14.  
Kabupaten Aceh Tamiang
1
15.  
Badan Informasi Geospasial
1
16.  
Kabupaten Keerom
1
17.  
Kabupaten Bireuen
2
18.  
Kabupaten Tanah Laut
2
19.  
Provinsi Kalimantan Selatan
3
20.  
Kabupaten Mimika
2
21.  
Provinsi Sumatera Selatan
3
22.  
Kabupaten Kepulauan Meranti
1
23.  
Provinsi Jawa Barat
1
Total Peserta
42

Jadwal Pelaksanaan

Diklatpim Tk. II dilaksanakan dengan dual sistem, yakni on campus dan off campus. On campus dimana peserta Diklat berada di Badan Diklat Kemendagri, sementara off campus peserta berada di instansinya masing-masing untuk mendapatkan otorisasi/persetujuan dan pelaksanaan proyek perubahan. Dual sistem ini menghabiskan waktu selama ± 89 hari kerja.

No
Tahapan
Waktu
Keterangan
1
2
3
4
1.
Diagnosa Kebutuhan Perubahan
19 s.d 27 Agustus 2014
On Campus
2.
Breakthrough I (Taking Ownership)
28 Agustus s.d 13 Septmber 2014
Off  Campus
3.
Merancang Proyek Perubahan dan Membangun Tim Efektif
15 September s.d 04 Oktober 2014
On Campus
4.
Breakthrough II (Leadership Laboratory)
6 Oktober  - 06 Desember 2014
Off  Campus
5.
Evaluasi Kepemimpinan
08 s.d 11 Desember
On Campus
  
Tahap Pelaksanaan



1.    Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan
Tahap ini merupakan tahapan yang mengoperasionalkan agenda Penguasaan diri dan agenda Diagnosa Perubahan, dimana selain diberikan pembekalan tentang penentuan area dari strategi kebijakan organisasi yang akan mengalami perubahan juga ditekankan tentang penguasaan diri berdasarkan integritas dan wawasan kebangsaan sebagai landasan dalam melakukan diagnosa organisasi terkait isu stratejik nasional yang perlu diprioritaskan.

2.    Tahap Taking Ownership (Breakthrough I)
Tahap pembelajaran ini mengarahkan peserta untuk membangun organizational learning atau kesadaran dan pembelajaran bersama akan pentingnya mereformasi area dari arah kebijakan organisasi yang bermasalah. Peserta diarahkan untuk dapat mengkomunikasikan permasalahan organisasi tersebut kepada stakeholdernya dan mendapat persetujuan untuk mereformasi, terutama dari atasan langsungnya. Pada tahap ini, peserta juga diminta mengumpulkan data yang relevan dengan area dari arah kebijakan dan isu strategis nasional untuk memasuki tahap pembelajaran selanjutnya.

3.    Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim
Tahap pembelajaran ini membekali peserta dengan pengetahuan membuat rancangan perubahan yang komprehensif menuju kondisi ideal arah kebijakan organisasi yang dicita-citakan, termasuk rancangan untuk menangani isu strategis nasional. Di samping itu, peserta juga dibekali dengan kemampuan mengidentifikasi stakeholderyang terkait dengan rancangan perubahannya, kemudian dibekali dengan berbagai teknik membangun tim yang efektif untuk mewujudkan perubahan tersebut. Tahap ini diakhiri dengan penyajian Proyek Perubahan oleh masing-masing peserta untuk mengkomunikasikan proyeknya di hadapan stakeholder strategis guna mendapatkan masukan dan dukungan untuk implementasi proyek.

4.    Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Breakthrough II)
Tahap pembelajaran ini merupakan tahapan penerapan hasil dari pembelajaran agenda inovasi, agenda tim efektif, dan agenda proyek perubahan, yang mengarahkan peserta untuk menerapkan dan menguji kapasitas kepemimpinannya dalam melaksanakan proyek perubahan. Dalam tahap ini, peserta kembali ke tempat kerjanya dan memimpin implementasi proyek perubahan yang telah dibuat. 

5.    Tahap Evaluasi
Tahap pembelajaraan ini merupakan tahap berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam memimpin implementasi Proyek Perubahan di dalam organisasi. Kegiatan berbagi pengetahuan dilaksanakan dalam bentuk seminar implementasi Proyek Perubahan. Hanya peserta yang berhasil mengimplementasikan Proyek Perubahan yang dinyatakan telah memiliki kompetensi kepemimpinan visioner dan dinyatakan lulus Diklatpim Tk. II.

Struktur Kurikulum

Memperhatikan keragaman bidang tugas pejabat eselon II, maka struktur kurikulum Diklatpim Tk. II terdiri dari 5 (lima) agenda yang saling kerkaitan, yaitu:

1.    Agenda Penguasaan Diri
Agenda penguasaan diri merupakan agenda yang memberikan pembekalan dan penguatan terhadap pemahaman dan kesadaran diri sebagai seorang pejabat publik yang dilandasi oleh integritas dan wawasan kebangsaan. Sehingga setiap keputusan yang dihasilkan senantiasa dilandasi pada integritas dan wawasan kebangsaan (tidak didominasi kepentingan individu, atau kelompok).

2.    Agenda Diagnosa Perubahan
Agenda Diagnosa Perubahan merupakan agenda yang memberikan pembekalan kepada peserta tentang kemampuan mendiagnosa organisasi dan isu strategis nasional, sehingga dapat diidentifikasi area dari strategi kebijakan organisasi yang perlu direformasi.

3.    Agenda Inovasi
Agenda Inovasi merupakan agenda yang akan memberikan pembekalan kepada peserta tentang kemampuan menginovasi strategi kebijakan organisasi yang kemudian akan menjadi inspirasi bagi peserta dalam memperbaiki kondisi organisasi dan bangsa.

4.    Agenda Tim Efektif
Agenda Tim Efektif merupakan agenda yang memberikan pembekalan kepada peserta tentang kemampuan membangun koalisi dengan para pemangku kepentingan sehingga para stakeholderstersebut dapat ikut membangun bersama-sama dalam mewujudkan strategi kebijakan organisasi.

5.    Agenda Proyek Perubahan
Agenda Proyek Perubahan merupakan agenda yang akan memberikan pembekalan kepada peserta tentang kemampuan merancang dan melaksanakan proyek perubahan organisasional dan nasional dalam rangka memperbaiki kinerja sektor publik dan kondisi bangsa.

Mata Diklat

Sesuai dengan struktur kurikulum, Mata Diklat dalam Diklatpim Tk. II adalah sebagai berikut:

1.     Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan Organisasi
a.  Integritas dan Wawasan Kebangsaan;
b.  Pembekalan isu strategis;
c.   Diagnostic Reading;
d.  Penjelasan Proyek Perubahan.

2.     Tahap Taking Ownership (Breakthrough I)
a.   Coaching;
b.   Counselling.

3.     Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim
a.  Inovasi;
b.  Benchmarking  ke Best Practice;
c.   Membangun Tim Efektif;
d.  Merancang Proyek Perubahan;
e.  Seminar Presentasi Proyek Perubahan;
f.    Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan.

4.     Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Breakthrough II)
a. Coaching;
b. Counselling.

5.     Tahap Evaluasi
a.    Seminar Laboratorium Kepemimpinan;
b.    Evaluasi Kepemimpinan.

Sarana dan Prasarana

Untuk menjamin kualitas peserta yang mampu merancang dan melaksanakan proyek perubahan serta mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip perubahan dan inovasi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, penyelenggaraan Diklatpim Tk. II ditopang berbagai fasilitas pendukung yang memadai seperti fasilitas ruang kelas yang luas dan nyaman, kelas dilengkapi jaringan wifi, lampu penerang, sound sistem, dan berbagai ATK pendukung. Untuk sekretariat panitia bahkan langsung berada dalam kelas untuk mendukung kelancaran dan kemudahan pelayanan bagi peserta dan tenaga pengajar. Berbagai infomasi terbaru tentang penyelenggaraan, materi ajar, modul, bahan diskusi dan lainnya disediakan fasilitas printer, papan pengumuman, sampai kepada pembentuntukan mailing list melalui google group serta group BBM.

Selain itu, masing-masing peserta mendapatkan jatah satu kamar untuk satu orang, juga dilengkapi jaringan wifi, perlengkapan kamar ala hotel berbintang (tv, air panas, sabun, sikat gigi, handuk, teko, gelas dll). Kamar peserta juga terintegrasi langsung dengan ruang kelas tanpa harus pindah gedung.

Untuk menjaga kondisi peserta agar tetap sehat dan fitmenerima materi, pengadakan senam kesegaran jasmani yang dipandu oleh para instruktur berpengalaman setiap hari Selasa dan Kamis. Di luar hari tersebut, peserta bisa berolahraga sendiri atau bersama dengan peserta lain menggunakan fasilitas yang tersedia seperti tempat fitnes, lapangan fitsal, lapangan badminton, tenis meja dan tenis lapangan. Juga tersedia tenaga medis kesehatan selama jam kerja, fasilitas masjid, ruang makan, foto copy, layanan bank, perpustakaan, lapangan parkir yang luas didukung sistem keamanan 24 jam oleh pasukan keamanan terlatih.

Tenaga Pengajar/Narasumber

Para tenaga pengajar/narasumber yang dipercaya mengampu materi pada Diklatpim Tk. II ini terdiri dari para Widyaiswara, pakar dan praktisi yang kompeten dalam bidangnya. Bahkan Kepala LAN-RI dan jajaran pejabat struktural LAN-RI langsung hadir di saat pembukaan dan berkesempatan memberikan materi. Para Widyaiswara LAN-RI juga turut andil memperkuat pemahaman dan wawasan peserta, ditopang oleh para Widyaiswara dan pejabat struktural Kementerian Dalam Negeri.

Beberapa pakar dan praktisi yang berkesempatan membekali peserta Diklatpim Tk. II  sesuai dengan bidangnya adalah:

1.    Drs. H. Wahidin Halim, M.Si.membekali peserta di bidang pemerintahan. Pria kelahiran Tangerang pada 14 Agustus 1954 (60 tahun) adalah pengusaha Indonesia yang menjabat sebagai Walikota Tangerang. Sederet jabatannya adalah menjadi Sek-Kotif, Kabag di Kabupaten Tangerang, Camat Tigaraksa, Camat Ciputat, Kepal Dinas, Asisten Pemda Tangerang, Sekda Kota Tangerang, Walikota Tangerang periode 2003-2008 dan periode 2009-2013 dan saat ini terpilih sebagai anggota DPR-RI periode 2014-2014.

2.    Dr. Imam B. Prasodjo membekali peserta di bidang sosoail. Lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, pada 15 Februari 1960; (54 tahun) adalah seorang sosiolog dan tokoh masyarakat. Sederet pengalaman dan karirnya adalah dosen tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2011, ketua dari Yayasan Nurani Dunia (berkecimpung dalam bidang sosial dan pendidikan) dan anggota Komisi Pemilihan Umum (1999 - 2004).

3.    Dr. Hendri Saparini membekali peserta di bidang ekonomi. Lahir di Kebumen 16 Juni 1964 (50 Tahun) adalah Pakar ekonomi makro dan Managing Director Econit sampai sekarang (lembaga yang berani mengkritik kebijakan ekonomi rezim Soeharto). Alumni Fakultas Ekonomi UGM Tahun 1988 dan memperoleh gelar Master dan Doktor dari International Political Economy-Universitas Tsukuba, Jepang. Pernah menjabat sebagai Staf Ahli Menteri pada Menteri Koperasi dan UKM (2001-2002), konsultan Ekonomi di beberapa lembaga keuangan, Bank Indonesia serta lembaga internasional, Dosen Ekonomi Program Magister Manajemen UGM dan masuk dalam Tim Indonesia Bangkit.

4.    Yudi Latif, MA. PhD. Membekali peserta di bidang integritas dan wawasan kebangsaan. Pakar yang satu ini menulis banyak karya, dua di antaranya yang paling terkenal adalah Negara Paripurna dan Mata Air Keteladanan. Sederet pengalaman karirnya yang masih dijabatnya sampai sekarang adalah anggota ahli Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID), anggota Dewan Pendiri Nurcholish Madjid Society, pimpinan Pesantren Ilmu Kemanusiaan dan Kenegaraan (PeKiK-Indonesia), Pemimpin Redaksi “Biografi Politik”, Direktur Eksekutif Reform Institute, Dosen Tamu UI, UIN, LAN, ICAS-Paramadina, Universitas Padjadjaran. Juga pernah menjabat      Wakil Rektor Universitas Paramadina (2005-2007), Kepala Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina (2006-2007), pemimpin Redaksi Majalah ‘Kandidat’ (2004-2000), Konsultan ‘McLeader’ (Political Marketing) (2004-2000), Direktur Center for the Studies of Islam and Democracy (PSID) Universitas Paramadina (2004-2000), Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (1993-2000), Peneliti Senior Center for Presidential and Parliamentary Studies (CPPS) (2003-2000), dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Pasundan (UNPAS) (1992-1993), dan dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Nusantara (UNINUS) (1992-1992).

Selain para pejabat struktural dan fungsional LAN-RI dan Kemendagri di atas, peserta juga langsung dibimbing oleh para coach (membimbing di bidang substansi mata Diklat), conselor(memberikan bimbingan dan motivasi), mentor (atasan langsung peserta).

Lokus Kunjungan Dalam Negeri

1. PT KAI
Kunjungan dalam negeri atau yang sering dikenal dengan istilah visitasi dilakukan di 2 instansi yang memiliki reputasi dan kinerja serta inovasi yang tak diragukan lagi, yakni PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Visitasi ke PT KAI disambut hangat oleh jajaran PT KAI Juanda dengan mempresentasikan berbagai capaian inovasi yang dilakukan PT KAI di bawah kepemimpinan Ignasius Jonan. Mengabdi di PT KAI sejak 2009 dan berakhir saat diangkat sebagai Menteri Perhubungan oleh Presiden terpilih Joko Widodo pada tanggal 26 Oktober 2014 yang lalu. Pria kelahiran Singapura, 21 Juni 1961 berhasil menjadikan PT KAI sebagai perusahaan yang lebih baik. Track record buruk yang selama ini disandang PT KAI sebagai perusahaan yang selalu merugi, kini berbalik. Di tangan Ignatius, PT KAI menjadi perusahaan yang lebih baik yang mampu mengantongi laba fantastis mencapai 400 miliar/tahun dalam tempo empat tahun kepemimpinannya.

Tak hanya itu, sejak Ignatius menjabat sebagai Dirut KAI banyak perubahan positif yang ia lakukan. Sebagai seorang pemimpin Ignatius tidak gentar terhadap semua peraturan yang telah ia keluarkan walapun dianggap sebagian orang terlalu keras atau galak.

2. KPK

Selain mendapat banyak pelajaran dari inovasi PT KAI, peserta Diklatpim Tk. II juga mengunjungi KPK yang saat ini di bawah kepemimpinan Abraham Samad. Tak diragukan lagi, kinerja dan integritas KPK memiliki kepercayaan penuh dari masyarakat. KPK memprioritaskan pemberantasan korupsi skala besar (big fish) sehingga capaian kinerjanya lebih terarah. Selain itu, KPK makin memaksimalkan fungsi pencegahan, karena upaya ini lebih banyak menyelamatkan keuangan negara dibandingkan penindakan.

Antara tahun 2005-2014 KPK telah menyelamatkan potensi kerugian negara sekitar Rp. 249 triliun. Dari jumlah tersebut, total penyelamatan uang negara dari pencegahan yang paling besar yakni mencapai Rp 247 triliun lebih.

Sedangkan total penyelamatan uang negara yang didapatkan KPK dari penindakan praktik korupsi hanya Rp 1,272 triliun. Karena itu, KPK terus memaksimalkan fungsi pencegahan, meski tetap melakukan penindakan jika telah memiliki bukti yang lengkap. Setiap tahun KPK menerima sedikitnya 6.000 laporan dari berbagai daerah di Tanah Air tentang terjadi dugaan tindak pidana korupsi.

Lokus Kunjungan Luar Negeri

1. Malaysia 

Kunjungan luar negeri atau yang lebih dikenal dengan istilah benchmarking to best practice mengunjungi dua negara tetangga Malaysia dan Singapura. Peserta Diklatpim Tk. II berjumlah 42 orang dibagi dalam grup Malaysia dan grup Singapura. Grup Singapura terdiri dari 22 orang peserta, 4 orang penyelenggara, 1 orang Widyaiswara, dan 3 orang sebagai gaet. Untuk grup Malaysia terdiri dari 20 orang peserta, 6 penyelenggara, 1 orang Widyaiswara, dan 2 orang gaet.

Lokus kunjungan Malaysia mengunjungi 7 instansi, yakni Kantor Kedutaan Indonesia untuk Malaysia di Kuala Lumpur, Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) sebagai organisasi Islam kepemudaan (di Indonesia seperti KNPI), Perbadanan Usahawan Nasional Berhad (PUNB) sebagai otoritas di bidang badan usaha negara dan swasta, Kementerian Pendidikan di Putrajaya, Kementerian Dalam Negeri di Putrajaya, Iskandar Malaysia sebagai otoritas bidang transportasi laut, dan Syarikat Perumahan Negara Berhad (SPNB) sebagai otoritas perumahan rakyat. Selain berkunjung di beberapa instansi tersebut, grup Mayasia juga melakukan kunjungan Cultural Visit di berbagai tempat dan lokasi yang menjadi ikon kebanggaan negara Malaysia. Seluruh kegiatan tersebut dilaksanakan selama 5 hari, yakni pada tanggal 22 s.d. 26 September 2014.

2. Singapura 

Lokus kunjungan Singapura mengunjungi 4 instansi, yakni Kantor Kedutaan Indonesai untuk Singapura, Land Transport Authority sebagai otoritas bidang transportasi, Lee Kuan Yew School of Public Policy sebagai salah satu perguruan tinggi berkelas dunia, dan Civil Cervice College sebagai otoritas bidang pelayanan masyarakat. Selain tiga lokus disebutkan di atas, peserta juga melakukan kunjungan Cultural Visit untuk mengunjungi berbagai tempat dan lokasi yang menjadi ikon dan kebanggaan Singapura. Seluruh kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari pada tanggal 22 s.d. 26 September 2014.

Penutup

Penyelenggaraan Diklatpim Tk. II ini dilandasi upaya perwujudan visi dan misi organisasi pemerintahan di Indonesia. Perwujudan visi dan misi mutlak terwujud mengingat Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan proses demokrasi yang relatif stabil. Namun demikian potensi tersebut belum mampu dikelola secara efektif, salah satu penyebabnya adalah lemahnya koordinasi, kolaborasi, dan sinergi diantara penyelenggara pemerintahan. Hal ini memaksa seluruh aparatur pemerintah untuk siap menghadapi berbagai tantangan yang ada (internal dan eksternal, regional dan global).

Peran dalam menangani isu-isu strategis memerlukan penanganan lintas kementerian, daerah/wilayah atau lembaga dalam sistem manajemen penyelenggaraan pemerintahan menjadi tugas pejabat struktural eselon II. Di samping itu, sudah menjadi kewajiban bagi pejabat struktural eselon II untuk meningkatkan kinerja organisasi yang dipimpinnya melalui penetapan visi, misi dan arah kebijakan yang tepat. Tugas ini menuntut kompetensi dalam memimpin organisasi termasuk sumber daya yang ada di dalamnya dan stakeholder lainnya agar dapat lebih termotivasi dalam mengoptimalkan seluruh potensi yang ada untuk mewujudkan visi dan misi organisasi yang telah ditetapkannya.

Untuk dapat membentuk sosok pejabat struktural eselon II yang memiliki kompetensi seperti tersebut di atas, pengembangan dengan pembinaan yang terus menerus dan berkesinambungan menjadi sangat penting, yang salah satunya melalui Diklatpim Tk. II Pola Baru. Peserta ditantang untuk mampu merancang proyek perubahan di unit kerja masing-masing berbasis isu-isu strategis daerah/nasional, kemudian mengaplikasikannya sehingga mampu menghasilkan output proyek perubahan yang bermanfaat bagi instansi dengan berbagai inovasi. Kemampuan memimpin perubahan inilah yang menjadi instrumen bagi peserta untuk menguji kompetensi kepemimpinannya, sehingga ia layak disebut sebagai pemimpin perubahan.

Seorang pemimpin perubahan adalah mereka yang mampu melakukan analisis yang akurat terhadap berbagai persoalan organisasinya, menentukan fokus sasaran perubahan, dan melakukan langkah-langkah intervensi untuk mengatasinya. Pemimpin perubahan tidak hanya mengandalkan kemampuan manajerialnya, tapi yang lebih penting adalah mengandalkan kemampuan kepemimpinan adaptifnya (adaptive leadership). Hal ini memungkinkan ia mampu menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi organisasi, baik internal maupun eksternal, baik regional maupun global.

Pada akhirnya mereka diharapkan lahir sebagai seorang pemimpin perubahan di tingkat daerah maupun nasional yang siap menghadapi berbagai tantangan tersebut saat ini dan di masa mendatang.

* Tulisan ini juga dimuat di majalah "Media Diklat" Badan Diklat Kemendagri, edisi Oktober-November 2014.

Tim Penyusun:

Bidang Prajabatan dan Struktural
1.    Zainudin, M.Si. (Widyaiswara Muda)
2.    Tutik Lestari, M.Pd. (Widyaiswara Muda)
3.    Ir. Admiral, MM. (Kasubbag Struktural)
4.    Retno Sihandaru, SE. (Kasubbag Prajabatan)
Diberdayakan oleh Blogger.