Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 01.35
Disiplin menjadi kata kunci dalam membangun pondasi sebuah organisasi. Suatu organisasi akan mapan jika didukung oleh pegawai yang berdisiplin dan tidak ada satupun negara maju yang tidak disokong oleh warga negara yang berdisiplin. Ini adalah suatu komitmen yang harus kita bangun bersama untuk membawa kemajuan dan perubahan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, aspek kedisiplinan harus menjadi jati diri dan dieksternalisasikan dalam kehidupan nyata, baik dalam lingkungan keluarga dan masyarakat maupun dalam lingkungan kantor satuan/unit aparatur pemerintah.

Melihat perkembangan situasi dan kondisi penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri saat ini, dapat dipastikan masih memerlukan berbagai pembenahan. Untuk itu, pemerintah sebagaimana yang diamanatkan oleh konstitusi, memiliki tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) untuk menyelesaikan berbagai urusan pelaksanaan Otonomi Daerah. Untuk mampu melaksanakan Tupoksi tersebut secara maksimal, pemerintah memerlukan sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tangguh dan berdisiplin tinggi.

Sebagai aparatur pemerintah, kita patut berbangga melihat perjuangan para pegawai senior yang telah berhasil membidani lahirnya paket Undang-Undang Otonomi Daerah beberapa tahun yang lalu, yang kemudian kita kenal dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang selanjutnya direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Selain itu, juga lahir Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999, yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Untuk mampu merealisasikan cita-cita yang terkandung dalam paket Undang-Undang Otonomi Daerah tersebut, pemerintah memerlukan energi yang jauh lebih besar, sehingga cita-cita luhur kita bersama untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dapat segera kita nikmati.

Usaha mewujudkan amanat konstitusi tersebut sangat mendesak untuk diutamakan karena sempat terlintas dalam benak pemikiran banyak orang bahwa dengan lahirnya Undang-Undang tersebut, tugas pemerintah pusat akan semakin ringan. Persepsi yang demikian terbukti sangat keliru, karena Undang-Undang Otonomi Daerah tersebut, baik secara tersurat maupun tersirat, mengamanatkan tugas-tugas besar kepada pemerintah khususnya Kementerian Dalam Negeri. Akan tetapi, berkat kerja keras dan sinergitas antar komponen yang ada, maka dalam beberapa tahun belakangan ini sebagian dari tugas tersebut sudah berhasil diselesaikan dengan baik. Sebagian di antaranya telah dituangkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri), meskipun sebagian lainnya masih memerlukan pengkajian dan penyempurnaan lebih lanjut. Semua itu merupakan wujud nyata keseriusan pemerintah untuk mensukseskan tercapainya tujuan nasional sesuai dengan amanat konstitusi UUD 1945, terutama untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat.

Beberapa tugas pokok yang mendesak untuk segera diselesaikan oleh pemerintah khususnya Kementerian Dalam Negeri, yang memerlukan pemikiran dan kerja keras aparatur di seluruh komponen, saat ini dapat difokuskan pada permasalahan berikut.

Pertama, belum terintegrasinya sistem perencanaan nasional, sektor dan daerah. Kedua, belum optimalnya kerjasama antar daerah. Ketiga, masih terjadi konflik dalam beberapa penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah. Keempat, masih rendahnya mutu pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah. Kelima, belum optimalnya manajemen aset dan keuangan daerah. Keenam, belum optimalnya sistem administrasi kependudukan nasional. Ketujuh, belum optimalnya sistem pengawasan dan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Kedelapan, belum kuatnya ketahanan lembaga ekonomi masyarakat desa. Kesembilan, belum optimalnya hasil penelitian dalam perumusan kebijakan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Terakhir kesepuluh, belum terintegrasinya sistem pengembangan karir pegawai dengan kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

Hal-hal tersebut hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran besar (grand thinking) bagi seluruh aparatur pemerintah, sekaligus wujud nyata tanggung jawab dan keterlibatan aparatur dalam tugas-tugas tersebut sesuai bidang tugas masing-masing sehingga kesejahteraan rakyat benar-benar terwujud secara merata, adil dan berkesinambungan.

Zainudin, M.Si.
Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri

Artikel ini penulis susun sebagai bahan sambutan Bapak Menteri Dalam Negeri pada upacara penutupan Diklat Prajabatan Golongan II dan III bagi CPNS Kementerian Dalam Negeri di Badan Diklat Kemendagri pada tanggal 18 Mei 2010, dengan perubahan seperlunya.

Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 21.32
Rahasia panjang umur ternyata bisa sesederhana merekahnya sebuah senyuman. Semakin lebar senyum dan semakin dalam lipatan di sekitar mata Anda ketika tersenyum, semakin besar pula kemungkinan Anda untuk hidup lebih lama.

Kaitan antara senyum dan umur panjang ini diungkapkan oleh peneliti dalam riset yang dimuat di jurnal Psychological Science. Temuan baru ini menambah bukti lain bahwa hidup dengan kebahagiaan dan gembira memberi pengaruh kuat bagi kualitas kesehatan dan harapan hidup.

Peneliti percaya, lebarnya senyuman dan dalamnya kerutan di sekitar mata adalah cermin positif dari hidup seseorang yang dapat diterjemahkan dalam kesehatan jangka panjang yang lebih baik.

Kesimpulan ini merupakan hasil studi terhadap foto-foto berusia tua. Para ahli dari Wayne State University, Michigan, meneliti 230 gambar pemain liga bisbol yang dicetak dengan data registrasi tahun 1952. Daftar ini memuat semua profil dan statistik pemain, seperti tanggal lahir, berat, status perkawinan, dan karier.

Para ahli lalu membuat peringkat pemain berdasarkan bentuk senyuman. Ada kelompok pemain yang tak tersenyum sama sekali, tersenyum parsial (sebagian otot di sekitar mulut saja yang aktif), serta tersenyum lebar (ditandai tawa lepas dengan gigi yang tampak, pipi yang naik, dan lipatan di sekitar mata).

Foto-foto ini lalu dibandingkan dengan usia dan harapan hidup setiap pemain. Hasil analisis menunjukkan, 184 pemain tercatat sudah meninggal. Mereka yang masuk kategori "tanpa senyum" hidup dengan usia rata-rata 72,9 tahun.

Di antara kelompok "senyum parsial', harapan hidupnya rata-rata mencapai 75 tahun. Adapun mereka yang senyumnya paling lebar memiliki usia rata-rata 79,9 tahun atau tujuh tahun lebih panjang dari rekannya yang "jarang senyum".

Riset juga menemukan bahwa "senyuman palsu" tidak akan memberikan manfaat yang sama karena penambahan angka harapan hidup hanya terlihat pada pemain yang memiliki senyuman asli yang dikenal dengan Duchenne smiles.

Senyuman Duchenne mengaktifkan sekelompok otot di sekitar mulut dan mata. Istilah ini dimunculkan oleh seorang ahli saraf pada abad ke-19. Senyuman ini berbeda dengan senyum palsu yang hanya melibatkan otot di sekitar mulut.

Jadi mulai saat ini, tersenyumlah dengan lepas agar Anda tetap sehat dan panjang umur!

* Kompas.com

Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 18.17
Saat ini dalam dunia maya dan media elektronik televisi dihebohkan Informasi adanya “Sungai di Dasar Laut”. Cenote Angelita, Meksiko terdapat sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan. Benarkah terdapat sungai di bawah laut seperti yang dihebohkan itu ?

Seperti dilansir crystalkiss.com, di kedalaman lebih dari 30 meter tim penyelam menemukan air tawar di tengah kolom air laut. Kondisi itu berubah dan penyelam kembali menemukan air laut mulai melewati kedalaman 60 meter. Beberapa meter dari lokasi itu akan ditemukan sebuah gua. Di bagian bawah dekat gua itu tim penyelam menemukan sebuah sungai lengkap dengan pohon dan dedaunan yang mengapung di kolom air itu. Ternyata lokasi itu bukanlah sungai seperti yang terlihat di daratan. Dalam foto dan video yang beredar ternyata hasil gambat yang dihasilkan sangat menakjubkan. Keindahan alam di dalam foto dan video yang luar biasa tersebut bahkan sampai membuat heboh dan takjub berbagai orang yang melihatnya. Bahkan dalam videonya yang beredar tampak penyelam itu seperti terjun dan berenag di dalam sungai di dasar laut.

Secara keseluruhan, tim penyelam menemukan itu adalah kondisi yang sangat mengejutkan dan menakjubkan untuk dipandang. “Di kedalaman 60 meter saya menemukan kembali air laut. Saya melihat sebuah sungai, pulau, lengkap dengan daun yang berguguran. Tapi sungai yang kami lihat adalah lapisan dari gas hidrogen sulfida,” kata Anatoly.

http://playadelcarmentravel.travel/wp-content/uploads/2008/10/cenotes-in-playa-del-carmen.jpg

http://www.seamonkeybusiness.com/images/photosplaya/cenote_angelita_franco.jpg

Suasana di dasar laut itu itu memang mirip sungai lengkap dengan lapisan seperti air yang berwarna agak kecoklatan dengan pemandangan pepohonan di sekelilingnya. Sungguh sangat menakjubkan bila mengamati foto dan videonya. Tapi jangan percaya begitu saja, ternyata warna kecoklatan itu bukanlah berasal dari air tawar. Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfida. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran.

Namun tentu saja, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, namun nampak seperti sungai. Biasanya gas itu terkumpul di dasar laut sampai mereka meledak dengan mendadak. Saat gas itu mencapai ke permukaan, kombinasi hidrogen dengan oksigen yang membentuk air membuat sulfur putih padat membentuk lapisan endapan ke dalam lautan,yang membuat hidrogen sulfida menjadi racun alami buat ikan,tapi pengaruh buruk bagi manusia masih belum jelas diketahui.

Mengapa hidrogen sulfida bisa berwujud sungai di dasar laut adalah karena pengaruh berat jenis zat tersebut. hidrogen sulfida memiliki berat jenis yang lebih berat dari pada campuran air laut (natrium sulfida, dll). Hal ini dpt dibayangkan seperti minyak dengan air dimana tingkatan berat jenisnya minyak, air tawar, air laut, dan baru campuran hidrogen sulfida diatas. hidrogen sulfida karena berat jenis yang lebih besar akan cenderung mengumpul didasar lautan. inilah yang tampak seperti alur sungai di atas.

Benarkah Sesuai Dalam Al Qu’ran

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia. Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur atau tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

* http://korananakindonesia.wordpress.com
Diberdayakan oleh Blogger.