Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 22.13

PHYLOPOP.com - Peristiwa Bom Solo yang terjadi pukul 10.55 tanggal 25 September 2011 kemarin ternyata berhasil mecuri perhatian publik, mulai dari masyarakat kecil sampai para petinggi negara. Orang nomor satu negeri ini pun langsung menginstruksikan Kapolri untuk mengusut tuntas siapa di balik teror di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo tersebut.

Semua kalangan mengecam aksi teror tersebut, baik melalui ucapan maupun tindakan. Melalui media massa, elektronik maupun cetak, kecaman tersebut lebih banyak lagi. Hal ini mengindikasikan bahwa rakyat Indonesia menginginkan kehidupan yang aman dan damai.

Ternyata begitu besarnya perhatian masyarakat, terutama presiden dan Kapolri, menimbulkan kecemburaun dari pihak kaum “Muslimin Ambon”.

Kaum Muslimin Ambon? Pertanyaan ini pasti muncul dalam benak pembaca, seperti halnya saya ketika membaca sebuah tulisan di situs Arrahman (www.arrahman.com) yang berjudul “Pesan kaum Muslimin Ambon atas Ledakan di Solo”.

Mengatasnamakan kaum Muslimin Ambon, situs  yang bermotto “Situs Berita Dunia Islam dan Berita Jihad Terdepan” ini memuat sebuah pesan yang dikirim melalui pesan singkat (SMS) dan diklaimnya sebagai ungkapan kecemburuan kaum Muslimin Ambon atas ketidakadilan pemerintah dalam menangani kasus kerusuhan Ambon yang meletus pada 11 September 2011 lalu. Kecemburuan ini terutama terkait belum terungkapnya dalang kerusuhan. Sementara itu, kasus bom Solo yang terjadi kemarin, hari ini (selang satu hari setelah kejadian) sudah langsung diketahui identitas pelakunya.

SMS tersebut berisi pesan yang mengatakan bahwa ketika bom meledak di gereja kepunton Solo, semua pejabat dari presiden, Menkopolhukan, Kapolri, sampai ketua umum GP Ansor berkomentar pedas, mengutuk dan meminta segera diusut dan ditangkap pelakunya. Berbeda halnya ketika 11 September 2011, kaum Muslimin Ambon menjadi korban kedzoliman orang-orang Nasrani, tidak ada yang berkomentar.

Pesan singkat tersebut juga merinci korban-korbannya, yakni 7 orang tewas, 100 orang lebih terluka, 1 kampung Muslim rumahnya terbakar, 3.000 orang mengungsi yang kesemuanya dari kalangan Muslim Ambon dan sampai saat ini dikatakan kondisinya sangat memprihatinkan. Pesan tersebut juga mentut pihak-pihak tersebut di atas serius mengungkap dan menangkap pelaku sebagaimana yang terjadi pada kasus bom Solo.

Melalui tulisan ini saya tidak bermaksud mendukung apa yang disampaikan melalui pesan SMS tersebut, juga tidak memihak kecenderungan Arrahman, apalagi sampai mendukung aksi teror. Tulisan ini hanya berusaha melihat kasus bom Solo dari sisi yang berbeda. Tulisan ini mengajak pembaca di mana pun berada agar tidak mudah terprovokasi oleh berbagai isu yang muncul, yang justru menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Apalagi sampai terprovokasi oleh SMS seperti di atas. Bukan tidak mungkin, pasca bom Solo akan muncul berbagai isu yang mengarah ke sana.

Ini harus kita antisipasi bersama. Sambil membangun sifat dan sikap saling menghargai dan toleran, mari kita bersama-sama berdoa agar kejadian serupa tidak lagi ada dan semua kasus yang mucul segera berakhir. Salam perdamaian!

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.