Seorang pakar marketing Indonesia, Hermawan Kartajaya, pada setiap acara yang diadakan selalu menekankan teorinya bahwa ada tiga kelompok besar masyarakat yang harus didekati jika kita ingin sukses memasarkan sesuatu. Kelompok pertama adalah youth (pemuda). Kedua, women (kaum perempuan). Yang ketiga adalah netizen.
Youth ada di urutan pertama, karena biasanya kelompok usia mereka adalah adopter paling awal dari trend terbaru, apa pun itu. Gaya hidup, fashion, musik, teknologi.
Jangan lupa, jika Anda cukup jeli, di ranah maya, merekalah yang biasanya ‘bertanggung jawab’ atas munculnya topik-topik tertentu yang kemudian menduduki posisi puncak topik percakapan di twitter.
Sesuatu yang untuk sebagian besar orang dianggap remeh temeh dan gak penting banget pun, tiba-tiba muncul di urutan teratas trending topic. Diakui atau tidak, kelompok usia ini adalah trend setter yang akan mempengaruhi pasar untuk membeli atau menggunakan produk tertentu.
Kita skip bahasan mengenai kelompok kedua dan ketiga terbesar. Penjelasan tentang kenapa mereka menjadi penting untuk para pemasar, bisa kita temukan di banyak buku mau pun artikel tentang marketing. Kali ini kita akan kupas sedikit tentang perempuan dan internet di Indonesia.
Perempuan dan Internet
Ada fakta menarik yang layak dibagi tentang perempuan dan internet. Saat ini, persentase perempuan pengguna internet di Indonesia adalah 36%. Bandingkan dengan laki-laki yang masih ‘berkuasa’ dengan angka pemakai internet 64%.
Khusus untuk situs jejaring sosial Facebook, di Indonesia, rasio perempuan dan laki-laki pengguna social network channel paling populer ini adalah 41:59.
Dilihat dari angka-angka di atas, terlihat bahwa dari sisi jumlah, perempuan penggiat online di Indonesia memang ‘baru segitu’. Lantas kenapa hampir semua marketer sepakat bahwa ‘untuk menjual sesuatu, sasarlah kaum perempuan’?
Fakta di lapangan, menurut data yang saya dapat dari Firly Afwika, Digital Strategist dari Magnivate Digital Consulting, inilah alasan kenapa perempuan melakukan social networking di internet:
Kemudian, topik apa saja yang dibaca perempuan pada saat online? Masih dari sumber yang sama, inilah 5 (lima) kelompok terbesar:
Kembali ke soal kenapa perempuan adalah pangsa pasar yang paling renyah untuk didekati jika Anda ingin mengiklankan sesuatu. Perempuan, harus diakui, meski biasanya bukanlah breadwinner dalam keluarga, adalah penentu keputusan.
Dari consumer goods, fashion items, hingga –barangkali—peralatan elektronik, atau kendaraan apa yang paling cocok untuk seluruh keluarga, kaum ibu lah yang suaranya paling banyak didengar.
Mengutip Firly Afwika, when you want to go viral, you’ll target women. (detik.com).
Youth ada di urutan pertama, karena biasanya kelompok usia mereka adalah adopter paling awal dari trend terbaru, apa pun itu. Gaya hidup, fashion, musik, teknologi.
Jangan lupa, jika Anda cukup jeli, di ranah maya, merekalah yang biasanya ‘bertanggung jawab’ atas munculnya topik-topik tertentu yang kemudian menduduki posisi puncak topik percakapan di twitter.
Sesuatu yang untuk sebagian besar orang dianggap remeh temeh dan gak penting banget pun, tiba-tiba muncul di urutan teratas trending topic. Diakui atau tidak, kelompok usia ini adalah trend setter yang akan mempengaruhi pasar untuk membeli atau menggunakan produk tertentu.
Kita skip bahasan mengenai kelompok kedua dan ketiga terbesar. Penjelasan tentang kenapa mereka menjadi penting untuk para pemasar, bisa kita temukan di banyak buku mau pun artikel tentang marketing. Kali ini kita akan kupas sedikit tentang perempuan dan internet di Indonesia.
Perempuan dan Internet
Ada fakta menarik yang layak dibagi tentang perempuan dan internet. Saat ini, persentase perempuan pengguna internet di Indonesia adalah 36%. Bandingkan dengan laki-laki yang masih ‘berkuasa’ dengan angka pemakai internet 64%.
Khusus untuk situs jejaring sosial Facebook, di Indonesia, rasio perempuan dan laki-laki pengguna social network channel paling populer ini adalah 41:59.
Dilihat dari angka-angka di atas, terlihat bahwa dari sisi jumlah, perempuan penggiat online di Indonesia memang ‘baru segitu’. Lantas kenapa hampir semua marketer sepakat bahwa ‘untuk menjual sesuatu, sasarlah kaum perempuan’?
Fakta di lapangan, menurut data yang saya dapat dari Firly Afwika, Digital Strategist dari Magnivate Digital Consulting, inilah alasan kenapa perempuan melakukan social networking di internet:
- terkoneksi dengan teman/keluarga: 75%
- hiburan: 57%
- terhubung dengan orang lain: 52%
- berbagi opini tentang sesuatu: 32%
- mendapat informasi: 34%
Kemudian, topik apa saja yang dibaca perempuan pada saat online? Masih dari sumber yang sama, inilah 5 (lima) kelompok terbesar:
- hiburan: 53%
- makanan: 47%
- kesehatan: 42%
- resep: 40%
- fashion dan kecantikan: 39%
Kembali ke soal kenapa perempuan adalah pangsa pasar yang paling renyah untuk didekati jika Anda ingin mengiklankan sesuatu. Perempuan, harus diakui, meski biasanya bukanlah breadwinner dalam keluarga, adalah penentu keputusan.
Dari consumer goods, fashion items, hingga –barangkali—peralatan elektronik, atau kendaraan apa yang paling cocok untuk seluruh keluarga, kaum ibu lah yang suaranya paling banyak didengar.
Mengutip Firly Afwika, when you want to go viral, you’ll target women. (detik.com).
Posting Komentar