Dalam organisasi atau lembaga, terdapat dua hal yang selalu mendapat perhatian. Ia adalah kompetensi dan kompetisi. Dalam sebuah kompetisi, setidaknya terdapat tiga hal yang mewadadi. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut.
Pertama, ketika mengikuti sebuah kompetisi, berbagai upaya untuk mengasah kemampuan dan wawasan sudah barang tentu dipersiapkan dengan baik sehingga mampu memenangi kompetisi dengan hasil yang diharapkan. Perlu disadari bahwa kompetisi adalah sebuah perjuangan sekaligus tantangan, selain agar keluar sebagai pemenang juga untuk mengukur kemampuan diri di tengah ketatnya persaingan (sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja, birokrasi, organisasi sosial atau organisasi politik dll).
Kedua, setelah memenangi kompetisi, tentu seseorang sudah harus siap berkomitmen untuk mewujudkan visi dan misi lembaga atau organisasi. Komitmen tersebut sangat penting untuk menjawab berbagai tantangan dan peluang di tengah tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis dan terbuka demi kemajuan sebuah lembaga atau organisasi.
Ketiga, sebagai konsekuensi logis dari komitmen di atas, kesiapan selanjutnya adalah mematuhi segala tata tertib, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, baik sebagai warga suatu organisasi atau lembaga maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara.
Konsistensi Pengembangan Kompetensi
Setelah bergabung dalam suatu organisasi atau lembaga bukan berarti kompetisi telah usai. Dalam dunia kerja misalnya, terlebih dalam birokrasi, kompetensi pribadi mutlak terus ditingkatkan, mulai dari aspek pengetahuan (knowledge), keahlian/keterampilan (skill), dan terutama aspek sikap/perilaku (attitude). Kompetensi tersebut diperlukan bagi setiap orang agar mampu keluar sebagai pemenang dalam kompetisi yang terus bergulir selama menjalani karir dan pengabdian dalam lembaga atau organisasi.
Hanya mereka yang survive yang akan memiliki karir cemerlang sementara mereka yang masa bodoh akan tergilas dan berakhir dengan karir yang biasa-biasa saja. Untuk itulah, seseorang perlu terus menempa kepekaan rasa, sikap/perilaku dan mental-spiritualnya agar lebih siap menjadi pemimpin masa depan bagi lembaga atau organisasinya.
Meski suatu organisasi atau lembaga tidak sepenuhnya menjamin seseorang memiliki pengetahuan, keahlian/keterampilan dan sikap/perilaku yang memadai untuk menjalankan tugas dan pengabdiannya, akan tetapi dengan memahami serta mempelajari suasana lingkungan organisasi atau lembaga dapat dijadikan sebagai stimulus awal untuk merangsang diri sebagai pribadi yang memahami keterbatasan. Dengan memahami keterbatasan diri, seseorang perlu memotivasi dirinya untuk terus menambah wawasan keilmuan, memperkuat landasan mental/spiritual dan menempa sikap/perilaku. Untuk mampu melakukan semua itu, kesadaran dan kemauan yang lahir dari dalam diri sendirilah yang menjadi kuncinya.
Persiapkan Diri sebagai Pemimpin
Mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk melanjutkan estafet kepemimpinan dalam organisasi atau lembaga mutlak dilakukan oleh siapun yang merasa memiliki organisasi atau lembaga tersebut. Setiap orang adalah calon pemimpin bagi lembaga atau organisasinya. Sebagai calon pemimpin, banyak hal yang perlu dipersiapkan di antaranya mengenal kemampuan/potensi diri sendiri, mengenal dan memahami orang lain, membangun dan mengembangkan citra diri, etika dan norma organisasi, menempa disiplin, memperkuat integritas moral dan etos kerja serta membangun sistem nilai yang berkelanjutan untuk kelangsungan dan kemajuan lembaga atau organisasi.
Modal dasar tersebut akan sangat membantu dalam pembentukan organisasi atau lembaga yang kuat dan handal sehingga lebih siap dalam melaksanakan tugas-tugas mewujudkan visi dan misi lembaga atau organisasi ke depan.
Zainudin, M.Si.
Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri
Disusun sebagai Sambutan Bapak Kepala Badan Diklat Kemendagri (Ir. Tarmizi A. Karim, M.Sc.) pada Upacara Pembukaan Diklat Prajabatan Golongan III bagi CPNS di Lingkungan Kemendagri di Bogor tanggal 21 Maret 2011 (setelah dilakukan perubahan seperlunya).
Posting Komentar