Seni pertunjukan tradisional kini sudah mulai tergeser keberadaannya dan tidak disukai masyarakat. Hal ini menyusul makin maraknya pergelaran seni modern dan penampilan kelompok musik luar negeri.
"Saya melihat kesenian tradisi mulai diabaikan masyarakat karena tergeser oleh kemajuan iptek dan maraknya pergelaran seni modern yang menampilkan artis ataupun kelompok musik dari luar negeri," kata Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film Kemenbudpar (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata) Ukus Kuswara saat membuka "Semarak Budaya Nusantara" di Galeri Nasional, Jakarta, Rabu. Ukus Kuswara menilai seni pertunjukan merupakan satu dari sekian banyak karya dan kekayaan budaya yang terancam keberadaannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang makin canggih. Hal itu, menurutnya, dikhawatirkan menimbulkan pergeseran nilai dan alih fungsi kesenian baik sebagai hiburan, religi maupun fungsi sosialnya. Menurut Ukus, permasalahan perkembangan kesenian bisa disebabkan adanya kelesuan para pelaku seni itu sendiri. Kurang pedulinya masyarakat pendukung, kurangnya forum atau wadah untuk mengekspresikan karya-karya seni tradisional atau kurang efektifnya program pembinaan dari pemerintah juga bisa menjadi penyebab permasalahan dalam perkembangan kesenian. Kegiatan "Semarak Budaya Nusantara (SBN)", kata Dirjen, diharapkan mampu menggairahkan pertunjukan seni budaya tradisional. Selain menampilkan pertunjukan dari beragai sanggar kesenian, kegiatan itu juga diisi dialog seni yang menampilkan tema "Masih Adakah Ruang untuk Seni Pertunjukan Tradisi", dengan pembicara budayawan Sardono W Kusumo, Remy Silado, Radar Panca Dahana, dan sejumlah budayawan berpengaruh lainnya. (www.suarakarya-online.com).
Posting Komentar