Kebiasaan mendengkur ternyata bukan cuma monopoli orang dewasa. Anak-anak juga dapat mengalaminya.
Pada anak, gangguan tidur tersebut bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan prestasi belajarnya terganggu.
Anak yang mendengkur sering kali mengalami henti napas akibat sumbatan pada jalan napas saat tidur. "Mendengkur merupakan salah satu tanda obstructive sleep apnea syndrome atau OSA," kata dr Agus Subagio, Sp THT, dari RS Puri Indah, Jakarta.
Ia menambahkan, beberapa penelitian mengaitkan kebiasaan mendengkur pada anak dengan gangguan perilaku, seperti hiperaktif, dan gangguan konsentrasi.
Kebiasaan mendengkur dan OSA menurut Agus biasanya dialami oleh anak yang menderita radang amandel atau obesitas. Henti napas terjadi karena terhambatnya jalan napas sehingga pasokan oksigen ke otak dan organ lain terhambat.
"Anak yang normal terkadang juga mendengkur, terutama ketika mereka sedang pilek. Tapi perlu diwaspadai jika anak mendengkur 4-5 kali dalam seminggu," paparnya.
Tanda-tanda anak mengalami henti napas bisa diperhatikan dari perilaku anak, misalnya suka mengantuk pada siang hari, sulit berkonsentrasi, atau rewel.
"Selain bisa mengganggu prestasi akademik anak di sekolah, henti napas ini juga mengganggu tumbuh kembang anak karena, saat tidur, tubuh akan mengeluarkan growth hormone. Jika tidurnya terganggu, tentu proses pertumbuhan anak tidak optimal," katanya.
Orangtua disarankan untuk memeriksakan anaknya jika anak ternyata mengalami OSA. "Jika disebabkan karena obesitas, maka berat badan anak perlu diturunkan. Jika disebabkan karena pembesaran amandel, maka tentu perlu dilakukan pengangkatan amandel," imbuhnya. (kompas.com).
Pada anak, gangguan tidur tersebut bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan prestasi belajarnya terganggu.
Anak yang mendengkur sering kali mengalami henti napas akibat sumbatan pada jalan napas saat tidur. "Mendengkur merupakan salah satu tanda obstructive sleep apnea syndrome atau OSA," kata dr Agus Subagio, Sp THT, dari RS Puri Indah, Jakarta.
Ia menambahkan, beberapa penelitian mengaitkan kebiasaan mendengkur pada anak dengan gangguan perilaku, seperti hiperaktif, dan gangguan konsentrasi.
Kebiasaan mendengkur dan OSA menurut Agus biasanya dialami oleh anak yang menderita radang amandel atau obesitas. Henti napas terjadi karena terhambatnya jalan napas sehingga pasokan oksigen ke otak dan organ lain terhambat.
"Anak yang normal terkadang juga mendengkur, terutama ketika mereka sedang pilek. Tapi perlu diwaspadai jika anak mendengkur 4-5 kali dalam seminggu," paparnya.
Tanda-tanda anak mengalami henti napas bisa diperhatikan dari perilaku anak, misalnya suka mengantuk pada siang hari, sulit berkonsentrasi, atau rewel.
"Selain bisa mengganggu prestasi akademik anak di sekolah, henti napas ini juga mengganggu tumbuh kembang anak karena, saat tidur, tubuh akan mengeluarkan growth hormone. Jika tidurnya terganggu, tentu proses pertumbuhan anak tidak optimal," katanya.
Orangtua disarankan untuk memeriksakan anaknya jika anak ternyata mengalami OSA. "Jika disebabkan karena obesitas, maka berat badan anak perlu diturunkan. Jika disebabkan karena pembesaran amandel, maka tentu perlu dilakukan pengangkatan amandel," imbuhnya. (kompas.com).
Posting Komentar