Pengguna laman jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Yahoo! Mssenger pasti sudah sering mengetik atau melihat kata LOL (Laughing Out Loud). Kata ini sering dinyatakan sebagai bentuk tertawa keras, menanggapi pernyataan lawan bicaranya.
Tapi darimana asal usul kata LOL? Tak semua orang tahu. Menurut penelusuran Associated Press, kata LOL atau akronim tiga huruf maupun beberapa huruf lainnya yang populer kini di internet berasa dari tahun 1980-an.
Bahasa ini akrab dikalangan para peretas (hacker) komputer yang ketika itu belum sepopuler sekarang. Seiring majunya teknologi internet, di masa CompuServe dan Netcom., di pertengahan 1990-an, dan ketika America Online menjadi salah satu laman unggulan, kata LOL menjadi hits di chat room dan instant messaging
Bila awalnya adalah LOL, maka selanjutnya ada turunan. Muncul kemudian akronik ROFL (rolling on the floor laughing) atau LMAO (laughing my ass out). Di 2004, sebenarnya penggunaan kata ini sempat lesu. LOL dimasukkan ke dalam 'Daftar Kata yang Harus Dihilangkan Karena Terlalu Sering Digunakan, Disalahgunakan, dan Tidak Berguna' yang dikeluarkan oleh Universitas Michigan.
Pakar bahasa yang meneliti bahasa online dan mobile, Naomi Baron, mengatakan penggunana LOL dan sejenisnya merefleksikan lingkaran sosial si individu berada. Ketika batas umur di dunia maya menjadi kabur, maka lingkaran sosial itu akan memudar antargenerasi.
Baron menyurvei aktivitas bahasa mahasiswa ketika mereka online. Ia menemukan sejumlah pola penggunaan kata LOL. Dari temuannya, LOL kini makin luas cakupannya, tidak hanya sebatas tertawa, tapi juga bisa mengekspresikan kata 'Oh', 'Saya paham', 'Saya tahu', dan 'Betulkah?'.
Sebagai bandingan, pada abad-18 dan 19 di Inggris, adalah umum bagi setiap orang untuk menandatangani surat dengan kata 'Yr Hum Serv' yang merupakan kependekan dari 'Your Humble Servant'. "Semua orang tahu maksud pernyataan ini, mereka mengkonvensikannya," demikian Baron. (republika.co.id).
Tapi darimana asal usul kata LOL? Tak semua orang tahu. Menurut penelusuran Associated Press, kata LOL atau akronim tiga huruf maupun beberapa huruf lainnya yang populer kini di internet berasa dari tahun 1980-an.
Bahasa ini akrab dikalangan para peretas (hacker) komputer yang ketika itu belum sepopuler sekarang. Seiring majunya teknologi internet, di masa CompuServe dan Netcom., di pertengahan 1990-an, dan ketika America Online menjadi salah satu laman unggulan, kata LOL menjadi hits di chat room dan instant messaging
Bila awalnya adalah LOL, maka selanjutnya ada turunan. Muncul kemudian akronik ROFL (rolling on the floor laughing) atau LMAO (laughing my ass out). Di 2004, sebenarnya penggunaan kata ini sempat lesu. LOL dimasukkan ke dalam 'Daftar Kata yang Harus Dihilangkan Karena Terlalu Sering Digunakan, Disalahgunakan, dan Tidak Berguna' yang dikeluarkan oleh Universitas Michigan.
Pakar bahasa yang meneliti bahasa online dan mobile, Naomi Baron, mengatakan penggunana LOL dan sejenisnya merefleksikan lingkaran sosial si individu berada. Ketika batas umur di dunia maya menjadi kabur, maka lingkaran sosial itu akan memudar antargenerasi.
Baron menyurvei aktivitas bahasa mahasiswa ketika mereka online. Ia menemukan sejumlah pola penggunaan kata LOL. Dari temuannya, LOL kini makin luas cakupannya, tidak hanya sebatas tertawa, tapi juga bisa mengekspresikan kata 'Oh', 'Saya paham', 'Saya tahu', dan 'Betulkah?'.
Sebagai bandingan, pada abad-18 dan 19 di Inggris, adalah umum bagi setiap orang untuk menandatangani surat dengan kata 'Yr Hum Serv' yang merupakan kependekan dari 'Your Humble Servant'. "Semua orang tahu maksud pernyataan ini, mereka mengkonvensikannya," demikian Baron. (republika.co.id).
Posting Komentar