Berbicara dan bertukar pikiran dengan orang lain atau pasangan memang kebiasaan menyenangkan. Bahkan penelitian yang dilakukan tim dari University of Arizona dan Washington University, Amerika Serikat, menunjukkan orang yang sering berbicara dengan orang lain dan terlibat pembicaaraan yang hangat serta mendalam lebih bahagia dan sejahtera dibandingkan dengan orang yang hanya berbicara ringan saja.
Tim peneliti yang terdiri dari para psikolog tersebut, menemukan bahagia dan tidak bahagianya seseorang bisa dilihat dari tipe pembicaraan yang dilakukannya. Hal itu diketahui dengan cara merekam pembicaraan para partisipan. Para partisipan diminta untuk menggunakan alat perekam elektronik selama empat hari.
Perangkat tersebut secara periodik merekam potongan pembicaraan partisipan. Untuk percobaan ini, dibutuhkan 30 detik sampel dari masing-masing pembicaraan yang berdurasi 12,5 menit dan menghasilkan lebih dari 20.000 rekaman. Para peneliti kemudian mendengarkan rekaman dan mengidentifikasi bagian mana yang sepele dan bagian yang substantif.
Dari analisa rekaman didapatkan temuan yang sangat menarik. Orang yang hanya meluangkan sedikit waktu untuk dirinya sendiri dan lebih banyak banyak waktu berbicara dengan orang lain, kesejahteraannya lebih besar. Selanjutnya, partisipan yang paling bahagia adalah yang dua kali lebih banyak terlibat pembicaraan substantif dibandingkan dengan orang berbicara hal sepele saja.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terlibat pembicaraan yang mendalam membuat orang lebih bahagia. Penelitian ini dipublikasi dalam "Journal of the Association for Psychological Science". (vivanews).
Tim peneliti yang terdiri dari para psikolog tersebut, menemukan bahagia dan tidak bahagianya seseorang bisa dilihat dari tipe pembicaraan yang dilakukannya. Hal itu diketahui dengan cara merekam pembicaraan para partisipan. Para partisipan diminta untuk menggunakan alat perekam elektronik selama empat hari.
Perangkat tersebut secara periodik merekam potongan pembicaraan partisipan. Untuk percobaan ini, dibutuhkan 30 detik sampel dari masing-masing pembicaraan yang berdurasi 12,5 menit dan menghasilkan lebih dari 20.000 rekaman. Para peneliti kemudian mendengarkan rekaman dan mengidentifikasi bagian mana yang sepele dan bagian yang substantif.
Dari analisa rekaman didapatkan temuan yang sangat menarik. Orang yang hanya meluangkan sedikit waktu untuk dirinya sendiri dan lebih banyak banyak waktu berbicara dengan orang lain, kesejahteraannya lebih besar. Selanjutnya, partisipan yang paling bahagia adalah yang dua kali lebih banyak terlibat pembicaraan substantif dibandingkan dengan orang berbicara hal sepele saja.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terlibat pembicaraan yang mendalam membuat orang lebih bahagia. Penelitian ini dipublikasi dalam "Journal of the Association for Psychological Science". (vivanews).
Posting Komentar