PHYLOPOP.com - Selamat malam menjelang pagi Phylovers. Malam ini Kota Bandung diguyur hujan. Hujan-hujan gini enaknya ngapain ya Phylovers? Tidur!
Yup tepat sekali. Tapi rasanya sayang jika malam seperti ini dilewatkan hanya dengan tidur. Apalagi perut mulai keroncongan seperti ini Phylovers. Tapi malam gini, ditambah hujan deras mengguyur kota, apa ada warung makan yang masih buka?
Rasanya sangat salah jika ada yang bilang tidak ada warung makan yang buka tengah malam di kota ini. Selain dikenal sebagai pusat mode atau fashion, Kota Bandung menyimpan warisan kuliner yang tak boleh dilewatkan. Makanannya terkenal maknyus sepenjuru negeri.
Ada satu tempat makan yang Phylopop rekomendasikan pada Phylovers jika kelaparan di tengah malam saat berkunjung atau jalan-jalan di Kota Bandung. Daripada berdiam di rumah atau hotel, tidak ada salahnya datang ke rumah makan Nasi Kalong. Apalagi warung ini berada di pusat kota Bandung. Jadi tidak terlalu sulit untuk mencarinya.
Bagi Phylovers yang berada atau menginap di hotel sekitar Jalan RE. Martadinata, rumah makan ini bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki. Atau jika agak jauh, angkot dan taksi bisa jadi alternatif. Hanya dengan ongkos 5 ribu dengan angkot atau 25 ribu dengan taksi, Phylovers bisa diantar langsung sampai tempat tujuan.
Naik taxi memang tergolong mahal di kota ini. Harga tersebut sebenarnya ongkos batas minimal taxi di Kota Bandug. Jadi, meskipun argo menunjukkan angka lebih kecil, penumpang tetap harus membayar 25 ribu. Dibanding kota lain, dengan Jakarta sekalipun, ongkos tersebut masing tergolong mahal. Tapi tak apalah, daripada Phylovers berdiam diri menahan perut yang lagi keroncongan.
Spesial Beras Merah
Nasi Kalong buka mulai pukul 7 malam sampai sekitar jam 6 pagi. Menu yang ditawarkan cukup variatif. Mulai dari olahan tahu, tempe, ikan, daging, ayam dll. Namun satu hal yang unik di sini. Nasinya dari beras merah. Tapi tak usah khawatir, bagi pengunjung yang tidak suka, bisa meminta nasi putih.
Meskipun buka malam hari, Nasi Kalong tak pernah sepi pengunjung. Penikmatnya datang dari berbagai kalangan. Ada yang datang berjalan kaki, naik angkot, taksi sampai mobil pribadi. Mulai dari anak muda, orang tua, anak-anak. Juga wanita, dan laki-laki.
Langganan Selebritis
Nasi Kalong rupanya sudah menjadi langganan para selebritis yang jauh-jauh datang dari Jakarta. Mulai dari penyanyi, aktor, artis, pelawak hingga politisi dan kepala daerah. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya foto mereka yang terpajang di setiap dinding. Tak ketinggalan foto Walikota Bandung Ridwan Kamil juga terpampang di sana.
Ini mungkin salah satu strategi promosi yang paling efektif dilakukan Nasi Kalong. Tiap kali para pesohor itu berkunjung, empunya tak sungkan-sungkan minta foto bareng. Fotonya pun dicetak ala baliho. Satu baliho memuat banyak foto yang sudah diedit sedemikian rupa agar tampak menarik. Seolah menunjukkan pada pengunjung bahwa mereka tidak salah memilih tempat makan.
Pilih Tempat Terbuka atau Dalam Rumah
Bagi Phylovers yang ingin kongko-kongko di ruang terbuka, Phylovers bisa memilih tempat duduk di halaman depan. Di sana sudah tersedia sekira 5 kursi mengelilingi meja bundar, lengkap dengan atap ala payung di atasnya untuk menghindari hujan malam. Tapi jika hujan datang, pelayan biasanya mempersilahkan pengunjung untuk masuk ke dalam agar tidak terkena percikan hujan dan angin malam.
Tempat terbuka ini sebenarnya lebih tepat bagi pengunjung "ahli hisap", agar asap rokok bisa langsung terurai di udara tanpa sempat terhirup pengunjung lain.
Namun jika memang ingin di ruang tertutup, pengunjung bisa langsung masuk ke dalam rumah. Meskipun di dalam lebih sering tak ada orang kecuali jika sedang hujan atau saat pengunjung menumpuk.
Silakan Ambil Sendiri
Konsep Nasi Kalong adalah pilih dan ambil sendiri lauknya, kecuali nasi merah yang biasanya diambilkan pelayan. Pengunjung bebas memilih lauk pauk yang disukai. Yang penting di ujung sana bisa bayar sesuai jumlah dan jenis lauk dan sayurnya. Tak terlalu mahal sih. Yah sekira 40 ribu per porsinya dengan sayur dan lauk lengkap serta minuman.
Tetap Ramai Tanpa Wifi
Satu hal yang mungkin terlupakan oleh empunya: jaringan wifi gratis. Nasi Kalong sepertinya tidak tertarik untuk menyediakan layanan ini pada pengunjung. Barangkali hal ini dakukan agar sirkulasi datang dan pergi pengunjung tidak mengganggu jamuan. Pengunjung datang karena lapar dan segera pulang setelah kenyang. Barangkali begitu prinsipnya. Hal ini wajar karena selain banyak penggemarnya, juga karena tempatnya tidak terlalu luas.
Demikian Phylovers, selamat menikmati makan malamnya. Salam Phylovers!
Yup tepat sekali. Tapi rasanya sayang jika malam seperti ini dilewatkan hanya dengan tidur. Apalagi perut mulai keroncongan seperti ini Phylovers. Tapi malam gini, ditambah hujan deras mengguyur kota, apa ada warung makan yang masih buka?
Rasanya sangat salah jika ada yang bilang tidak ada warung makan yang buka tengah malam di kota ini. Selain dikenal sebagai pusat mode atau fashion, Kota Bandung menyimpan warisan kuliner yang tak boleh dilewatkan. Makanannya terkenal maknyus sepenjuru negeri.
Ada satu tempat makan yang Phylopop rekomendasikan pada Phylovers jika kelaparan di tengah malam saat berkunjung atau jalan-jalan di Kota Bandung. Daripada berdiam di rumah atau hotel, tidak ada salahnya datang ke rumah makan Nasi Kalong. Apalagi warung ini berada di pusat kota Bandung. Jadi tidak terlalu sulit untuk mencarinya.
Bagi Phylovers yang berada atau menginap di hotel sekitar Jalan RE. Martadinata, rumah makan ini bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki. Atau jika agak jauh, angkot dan taksi bisa jadi alternatif. Hanya dengan ongkos 5 ribu dengan angkot atau 25 ribu dengan taksi, Phylovers bisa diantar langsung sampai tempat tujuan.
Naik taxi memang tergolong mahal di kota ini. Harga tersebut sebenarnya ongkos batas minimal taxi di Kota Bandug. Jadi, meskipun argo menunjukkan angka lebih kecil, penumpang tetap harus membayar 25 ribu. Dibanding kota lain, dengan Jakarta sekalipun, ongkos tersebut masing tergolong mahal. Tapi tak apalah, daripada Phylovers berdiam diri menahan perut yang lagi keroncongan.
Spesial Beras Merah
Nasi Kalong buka mulai pukul 7 malam sampai sekitar jam 6 pagi. Menu yang ditawarkan cukup variatif. Mulai dari olahan tahu, tempe, ikan, daging, ayam dll. Namun satu hal yang unik di sini. Nasinya dari beras merah. Tapi tak usah khawatir, bagi pengunjung yang tidak suka, bisa meminta nasi putih.
Meskipun buka malam hari, Nasi Kalong tak pernah sepi pengunjung. Penikmatnya datang dari berbagai kalangan. Ada yang datang berjalan kaki, naik angkot, taksi sampai mobil pribadi. Mulai dari anak muda, orang tua, anak-anak. Juga wanita, dan laki-laki.
Langganan Selebritis
Nasi Kalong rupanya sudah menjadi langganan para selebritis yang jauh-jauh datang dari Jakarta. Mulai dari penyanyi, aktor, artis, pelawak hingga politisi dan kepala daerah. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya foto mereka yang terpajang di setiap dinding. Tak ketinggalan foto Walikota Bandung Ridwan Kamil juga terpampang di sana.
Ini mungkin salah satu strategi promosi yang paling efektif dilakukan Nasi Kalong. Tiap kali para pesohor itu berkunjung, empunya tak sungkan-sungkan minta foto bareng. Fotonya pun dicetak ala baliho. Satu baliho memuat banyak foto yang sudah diedit sedemikian rupa agar tampak menarik. Seolah menunjukkan pada pengunjung bahwa mereka tidak salah memilih tempat makan.
Pilih Tempat Terbuka atau Dalam Rumah
Bagi Phylovers yang ingin kongko-kongko di ruang terbuka, Phylovers bisa memilih tempat duduk di halaman depan. Di sana sudah tersedia sekira 5 kursi mengelilingi meja bundar, lengkap dengan atap ala payung di atasnya untuk menghindari hujan malam. Tapi jika hujan datang, pelayan biasanya mempersilahkan pengunjung untuk masuk ke dalam agar tidak terkena percikan hujan dan angin malam.
Tempat terbuka ini sebenarnya lebih tepat bagi pengunjung "ahli hisap", agar asap rokok bisa langsung terurai di udara tanpa sempat terhirup pengunjung lain.
Namun jika memang ingin di ruang tertutup, pengunjung bisa langsung masuk ke dalam rumah. Meskipun di dalam lebih sering tak ada orang kecuali jika sedang hujan atau saat pengunjung menumpuk.
Silakan Ambil Sendiri
Konsep Nasi Kalong adalah pilih dan ambil sendiri lauknya, kecuali nasi merah yang biasanya diambilkan pelayan. Pengunjung bebas memilih lauk pauk yang disukai. Yang penting di ujung sana bisa bayar sesuai jumlah dan jenis lauk dan sayurnya. Tak terlalu mahal sih. Yah sekira 40 ribu per porsinya dengan sayur dan lauk lengkap serta minuman.
Tetap Ramai Tanpa Wifi
Satu hal yang mungkin terlupakan oleh empunya: jaringan wifi gratis. Nasi Kalong sepertinya tidak tertarik untuk menyediakan layanan ini pada pengunjung. Barangkali hal ini dakukan agar sirkulasi datang dan pergi pengunjung tidak mengganggu jamuan. Pengunjung datang karena lapar dan segera pulang setelah kenyang. Barangkali begitu prinsipnya. Hal ini wajar karena selain banyak penggemarnya, juga karena tempatnya tidak terlalu luas.
Demikian Phylovers, selamat menikmati makan malamnya. Salam Phylovers!
Posting Komentar