PHYLOPOP.com - Minggu ini sudah dapat dipastikan semua karyawan sudah menerima Tunjangan Hari Raya alias THR, karena peraturan pemerintah mewajibkan THR sudah harus dibayarkan 2 minggu sebelum hari Raya. THR sudah merupakan bagian dari kehidupan kita. Setiap tahun kita menerima THR dan banyak pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dengan ekstra dana ini?
Dana ini bukanlah gaji, oleh sebab itu perlakuan terhadap dana ini boleh berbeda dibandingkan gaji kita. Bagi umat Muslim, pertama-tama yang harus dicadangkan adalah membayar Zakat Fitrah. Zakat Fitrah sifatnya wajib bagi setiap manusia termasuk bayi yang baru lahir sebelum Idul Fitri. Besaran Zakat Fitrah hanya sebanyak 3,5 liter makanan utama yaitu beras. Tujuan Zakat Fitrah adalah agar di Hari Raya dimana kita merayakan kemenangan tidak ada seorangpun yang kelaparan dan tidak bisa makan, seperti yang dikutip dari Detik Finance.
Apabila belum dicadangkan, pengeluaran berikutnya yang wajib dipersiapkan adalah Zakat Maal. Zakat ini adalah zakat kekayaan atau zakat atas harta kita. Persyaratannya adalah harta tersebut harus sudah dimiliki penuh oleh kita, tidak ada hutang, sudah cukup haulnya atau dimiliki selama 1 tahun, dan nizabnya diqiyashkan sudah melebihi 85 gram emas.
Setelah urusan-urusan zakat selesai, maka kita bisa menggunakan dana THR ini untuk kebutuhan lainnya. Salah satu dana yang harus dianggarkan adalah THR untuk Asisten Rumah Tangga (domestic helper) dan pengemudi (driver). Setelah bekerja keras selama satu tahun, merekapun ingin turut merayakan Hari Raya dan mengharapkan untuk mendapatkan THR dari kita. Nah, dana THR untuk mereka bisa diambil dari THR yang kita dapatkan.
Apabila kita tidak mudik atau pulang kampung, tidak ada salahnya sebagian dari dana THR ini disisihkan untuk pulang kampung. Besaran dari dana investasi tersebut sebaiknya minimum disamakan dengan investasi rutin bulanan. Jadi apabila setiap bulan kita menginvestasikan 20% dari penghasilan kita, maka apabila kita tidak pulang kampung, maka minimum 20% dari dana THR ini kita sisihkan untuk investasi. Tambahan investasi setiap tahun ini tentu saja membantu kita mencapai tujuan keuangan kita.
Sedangkan apabila kita mudik alias pulang kampung dan dirasa dana tidak cukup atau pas-pasan untuk biaya selama bulan Ramadan hingga biaya mudik, maka tidak perlu memaksakan diri untuk berinvestasi. Karena di dalam perencana keuangan, keluarga selalu di atas segala-galanya. Yang artinya, mudik bertemu keluarga dan sanak saudara jauh lebih penting daripada tambahan investasi di luar investasi rutin kita.
Untuk mudik kita bisa persiapkan beberapa hal. Salah satu komponen mudik terbesar adalah transportasi. Apabila kita mempunyai cukup waktu dan bepergian keluarga besar (bersama anak-anak), maka mudik dengan kendaraan pribadi bisa menjadi alternatif. Siapkan kendaraan kita, fisik dan mental serta cukup waktu untuk menghadapi kemacetan mudik. Apabila kita mudik hanya berdua saja, maka menggunakan transportasi umum (kereta, bus, pesawat) bisa dipakai sebagai alternatif.
Selain transportasi, kita juga mempersiapkan oleh-oleh hadiah lebaran untuk sanak saudara di kampung halaman. Apabila bujet terbatas, maka hadiah lebaran bisa diwakilkan per keluarga saja. Jangan lupa juga mempersiapkan uang kecil untuk keponakan-keponakan kita, karena mereka juga mengharapkan mendapatkan “Angpao” dari kita.
Selama pulang kampung, persiapkan dana darurat dengan baik sehingga apabila terjadi masalah kita mempunyai akses yang cepat terhadap dana kita untuk menutupi biaya dalam kondisi darurat. Selain itu persiapkan juga sejumlah dana untuk mengisi waktu di saat liburan mudik. Bisa juga mempersiapkan dana untuk 'traktir' keluarga besar di kampung halaman, atau membiayai mereka untuk tamasya.
Jadi, THR yang kita terima bisa dipakai dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kita selama di bulan Ramadan. Sesuai dengan namanya, bisa ikut menunjang kebutuhan kita di Hari Raya. Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Bathin. (wolipop.com).
Posting Komentar