PHYLOPOP.com - Muallaf asal Inggris pendiri majalah Islam wanita Emel Sarah Joseph menyebutkan bahwa Ramadhan adalah saatnya yang tepat untuk bersedekah karena selain mendapat pahala yang berlimpah juga membersihkan harta dan dosa.
Sarah Joseph menegaskan hal itu pada acara acara penggalang dana yang dilakukan yayasan sosial "Chariot for Children" yang digagas Nizma Agustjik untuk membantu anak anak korban konflik di Aceh dan Ambon yang digelar di ruang pertemuan KBRI London, akhir pekan.
Nizma Agustjik kepada Antara London, Senin menyebutkan bahwa dalam acara yang bertajuk "Iftar for the orphans" , buka puasa bersama, tidak kurang hadir sekitar 150 undangan yang bekerja di berbagai kantor di London seperti akuntan, manajer keuangan, busnisman, pengacara dan dokter.
Sarah Joseph, yang mendapat gelar OBE pada 2004 untuk perannya dalam dialog Antar Agama dan mengampanyekan Hak-hak Wanita di Inggris menyampaikan dengan bersedekah bagi anak yang kurang beruntung selain si anak akan mendapatkan pendidikan dan pahalanya akan terus mengalir berkesimbungan.
Sarah Joseph yang merupakan juga seorang orator atau publik speaker handal itu menyampaikan keprihatinannya akan kondisi terakhir didunia baik oleh musibah, kelaparan dan perang yang melahir anak-anak yatim.
"Apakah kita akan diam saja," tanyanya dan menambahkan bahwa kenapa kita tidak berbuat sesuatu, bergerak cepat untuk membantu sebisanya.
Sarah menyampaikan betapa pentingnya peran anak yatim. Sarah mengutip hadits Nabi mengatakan," Mereka yang mengurus anak yatim baik saudaranya langsung atau bukan ia akan bersama aku di surga" sambil meng-isyaratkan dua jarinya menunjukan begitu dekatnya surga hanya karena membantu anak yatim.
Sarah meyakinkan bahwa dengan bersekah harta tidak akan habis, bahkan bertambah dan berkembang hingga menjai 700 kali.
Sarah masuk dalam barisan 500 Tokoh Muslim yang sangat berpengaruh yang diakui George Town University Washington USA.
Sementara itu Nizma Agustjik mengatakan acara buka bersama diselenggarkan dalam rangka perkenalan dan silatuhrahim dan mengglangan dana bagi anak anak yatim dan dhuafa di Indonesia yang diselenggarkan Chariots For Children, sebuah yayasan dibidang sosial yang banyak membantu anak anak korban konflik.
Dalam acara buka puasa yang dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Hafid Adam asal Maroko, diikuti dengan presentasi yang disampaikan Nizma yang merupakan pendiri Chariot For Children (CFC).
Nizma Agustjik menyampaikan sejarah dan latar belakang tentang yayasan sosial yang diresmikan oleh "Charity Commision" pada 2008, sebuah badan pemerintah yang khusus mengurus yayasan sosial dan bantuan kemanusiaan di Kerajaan Inggris.
Menurut Nizma, CFC relatif muda masih membutuhkan dukungan keuangan untuk meneruskan proyeknya Yayasan Rumah Anak bernama "Gampong Aneuk Sholeh" atau "Darrussolichin" atau `"The children Friendly Village" yang dibangun pascatsunami pada 2007.
Kompleks diatas tanah seluas 8000 M2 di Lhoong Aceh, saat ini memiliki anak asuh 40.
Nizma menjelaskan paska Tsunami begitu banyak Panti yang muncul tercatat sekitar 600-an, untuk itu CFC mengubah panti yang dibangun menjadi "Pesantren Modern" atau Islamic Boarding School dimana dua kurikulum digabung yakni kurikulum nasional dan pesantren.
Tujuannya untuk membentuk jiwa agar anak-anak percaya diri, disiplin dan cerdas serta bermanfaat bagi komunitas diman ia berada. Selain bahasa Indonesia juga diajarkan dua bahasa asing yang dipraktekkan sebagai bahasa harian yaitu bahas Arab dan Inggris.
Nizma mengundang partisipasi hadirin untuk memberikan donasi berupa pendidikan bagi anak-anak yang rata-rata korban Tsunami dan konflik di Aceh dan Ambon. "Pendidikan adalah hadiah yang terbaik yang bisa kami berikan," tambahnya.
Diakhir presentasinya Nizma juga mengundang hadirin untuk bertamasya ke Indonesia sambil bekerja sebagai relawan untuk melihat kehidupan anak-anak sambil mengajar bahasa Inggris atau hal lain yang bermanfaat untuk anak-anak dan para guru.
Acara penggalangan dana dilakukan oleh Ahmad yang mengimbau hadirin untuk dapat membantu menyelesaikan gedung atau ruang makan dan dapur yang membutuhkan dana sekitar #10.000 atau penggalian air minum.
Selain itu CFC juga berharap undangan dapat membantu sponsorship dan santunan bulanan sebesar #25 per bulan per anak.
Acara buka puasa juga dihadiri masyarakat Indonesia di London yang merasa haru dan bahkan menitikan air mata bagaimana pedulinya masyarakat Inggris terhadap anak-anak yatim Indonesia dan tidak segan-segan untuk memberikan sadaqah dan zakatnya bagi anak-anak rentan yang ingin mendapatkan pendidikan bagi masa depan mereka.
Acara diakhiri dengan pertunjukan Pencak Silat yang diperagakan anak muda sangat menarik hadirin dan diikuti dengan buka puasa dengan menu makanan khas Indonesia berupa sate ayam, rendang, mie goreng, telor balado dan dilengkapi dengan salad segar dan diakhiri dengan Shalat berjamaah.
Para undangan yang membayar 15 pound menikmati acara Ifthar dan merasa terkesan karena bagi mereka merupakan sesuatu yang baru diundang ke gedung kedutaan dengan makanan Indonesia yang lezat serta sambutan yang ramah dari tuan rumah dan para panitia.
Mereka datang dari berbagai latar belakang dan bangsa seperti Inggris, India, Pakistan, Bangladesh dan Maroko, Mesir, Turki.
Sebagai imbalannya mereka tak segan-segan menulis cek dan formulir sebagai dukungan atas kegiatan tersebut, demikian Nizma Agustjik. (kompas.com).
Posting Komentar