PHYLOPOP.com - Halo Phylovers! Kali ini Phylopop punya tantangan menarik buat kaum hawa yang terbiasa menghabiskan waktunya di salon-salon kecantikan. Tantangannya adalah coba deh Phylovers putri menjauhi kebiasaan merawat diri di salon kecantikan selama satu atau dua bulan. Cobalah berusaha menjalani hari-hari seperti biasanya tanpa melakukan prawatan kecantikan dan lihat bagaimana reaksi teman-teman dan orang-orang di sekitar, khususnya teman dekat dan keluarga di rumah. Apakah mereka memberi reaksi positif atau tidak?
Mmmm... rasa-rasanya, jarang yang yang berani melakukan hal ini. Atau bahkan mungkin sama sekali tidak ada? Eeiits.. tunggu dulu. Anna Pursglove yang berprofesi sebagai penulis, penasaran dengan kebiasaan dirinya yang tidak bisa hidup dengan produk kecantikan, mulai dari make-up hingga produk perawatan. iapun menantang dirinya sendiri untuk 'berpuasa' dari semua produk kimia yang dianggapnya menjadi kebiasaan sehari-harinya.
Produk-produk perawatan seperti anti kerut, krim mata, body lotion hingga produk kecantikan seperti make-up, parfum, pengering rambut, pelurus rambut maupun kondisioner ia kesampingkan dalam kurun waktu sebulan. Walaupun demikian, ia tetap memakai produk pembersih sehari-hari yang penting untuk kesehatan, seperti sabun mandi, shampo hingga pasta gigi alami.
Hal ini dilakukannya karena terinspirasi sebuah artikel dimana dua dari tiga wanita merasa menjalani hidup tanpa make-up lebih stress dibandingkan wawancara kerja atau kencan pertama. Iapun tertantang untuk mematahkan pendapat itu dengan menjadi wanita polos dengan penampilan seadanya. Semua dilakukan untuk menampilkan 'inner beauty' tanpa harus mengandalkan make-up.
Ia kemudian menuliskan apa saja produk yang selama ini ia gunakan hingga perawatan salon yang menjadi rutinitas seperti; mikrodermabrasi, keratin rambut, manikur, pedikur, merapikan alis, waxing, peeling kimia, laser hingga pemutihan gigi. Untuk rias wajah, ia berhenti menggunakan concealer, maskara, lipstik, bedak tabur hingga cat kuku.
Setelah beberapa minggu menjalani tantangan ini, ia merasa dirinya memang terlalu banyak menghabiskan uang untuk perawatan yang mewah. Sang suami pun tidak melihat adanya perubahan signifikan dari dirinya, mengingat sang suami selalu melihat dirinya tanpa make-up di rumah setiap hari. Namun berbeda dengan pendapat dari teman, kolega hingga anaknya sendiri.
Banyak yang mulai menanyakan dirinya apakah dirinya sedang sakit, stress, lelah atau kebingungan. Ia mulai sadar dirinya justru terlihat letih dan melihat salon memang membantu seorang ibu yang sibuk bekerja tampil lebih cantik.
Anna juga menyadari dari 'puasa' ini, wanita memang berbeda dengan pria. Dengan menjalani perawatan dan menggunakan make-up wanita bisa terlihat lebih menarik dan menampilkan kesan yang sangat berbeda. Ia juga menilai orang yang mengatakan 'jangan menilai orang dari penampilannya' memang benar, tetapi tampil polos tidak membantu sama sekali.
Ia juga menambahkan bahwa mencari kesempurnaan kecantikan bagaikan kutukan sekaligus kebahagiaan. Seperti halnya ekspresi dari seksualitas feminisme dan selera pribadi, kecantikan juga memicu hal lainnya di antara wanita, seperti kompetisi hingga terlalu percaya diri berujung gaya hidup konsumtif. Ia pun mengembalikan semuanya kepada masing-masing wanita, antara memakai produk kecantikan atau tampil apa adanya. (wolipop.com).
Posting Komentar