Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menawarkan program bantuan modal usaha kepada para sarjana yang ingin menjadi wiraswasta. Ini bertujuan untuk melahirkan wiraswasta baru dan menciptakan lapangan kerja.
”Pemberian kredit usaha kepada sarjana merupakan stimulan. Ibaratnya pemerintah memberikan bantuan bahan bakar kepada para sarjana yang sudah memiliki mobil. Bantuan bahan bakar itu cukup untuk mencapai pompa bensin selanjutnya,” kata Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan, Sabtu (31/7) di sela-sela acara pelantikan pengurus Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Sumsel.
Dia mengatakan, pola pikir sarjana harus diubah dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM menyiapkan dana Rp 200 miliar untuk modal usaha para sarjana.
”Persyaratannya mudah. Sarjana cukup menjadikan ijazahnya sebagai agunan, kemudian kami melakukan studi kelayakan. Kalau hasil studi menyatakan layak, sarjana itu berhak menerima bantuan modal,” katanya. Menurut Syarifuddin, tidak ada batasan jumlah sarjana yang akan menerima bantuan modal. Jangka waktu pengembalian kredit tergantung pada kemampuan para sarjana.
”Besarnya nilai kredit bermacam-macam, tergantung jenis usaha yang akan dijalankan. Sementara besarnya bunga kredit cukup ringan, yaitu 6 sampai 8 persen per tahun,” kata Syarifuddin. Sementara itu, Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid mengatakan, koperasi masih menghadapi tiga kendala, yaitu permodalan, rendahnya kualitas produk, dan lemahnya pemasaran. Di sisi lain, koperasi harus mampu menjadi pelayan ekonomi rakyat dan menguasai aset-aset ekonomi rakyat. Koperasi harus mandiri tanpa ketergantungan kepada pemerintah.
Menurut Gubernur Sumsel Alex Noerdin, sudah saatnya koperasi di Sumsel bersaing di tingkat global. Koperasi di Sumsel jangan hanya mengeluh, tetapi harus berani bersaing.”Pemerintah provinsi akan membantu permodalan, meningkatkan kualitas, dan meningkatkan pemasaran koperasi yang ada di Sumsel,” kata Alex.
* kompas.com
Posting Komentar