PHYLOPOP.com - Salah siapa jika Anak tumbuh nakal, mental buruk? semoga orang tua tidak salah mendidik anak, mulai dari rahim sampai usia 18 tahun.
Ada beberapa tahap mendidik anak pada masa tersebut seperti dianjurkan Rasulullah SAW.
Berikut ini, tahap mendidik tersebut, seperti dilansir Keluargacinta.com dari buku Athfalul Muslimin Kaifa Rabbahum Nabi al Amin karya Jamal Abdurrahman:
Tahap 1, Sebelum Anak Lahir Sampai Usia 3 Tahun.
Mendoakan calon bayi
Mendoakan dan memberikan perhatian saat anak dalam kandungan
Mendoakan saat bayi hendak lahir
Menyambut bayi dengan azan
Men-tahniq bayi
Mengajarkan atau memperdengarkan zikir dan doa kepada bayi
Mengeluarkan zakat (fitrah) sejak ia lahir
Menyayanginya
Memberinya nama yang baik pada usia 7 hari
Melaksanakan aqiqah pada usia 7 hari
Mencukur rambutnya dan bersedekah setara dengan berat rambut pada usia 7 hari
Bercanda dengan bayi
Menyebut anak dalam gelar orang tua
Meng-khitan
Menggendong bayi
Menanamkan tauhid sejak dini
Memperhatikan penampilan dan gaya rambutnya
Mengajarkan cara berpakaian
Selalu menghadirkan wajah ceria kepadanya
Menciumnya dengan penuh kasih sayang
Bercanda dan bermain dengan anak-anak
Memberi hadiah
Mengusap kepalanya sebagai bentuk kasih sayang
Mengajarkan dan meneladankan kejujuran pada anak.
Tahap II: Usia 4-10 Tahun
Membiasakan panggilan kasih sayang dengan nada lembut
Menemaninya bermain dan belajar
Mengajaknya berjalan sambil belajar
Memberikan kesempatan yang cukup untuk bermain
Menghargai permainannya
Menanamkan akhlak mulia
Mendoakannya
Mengajaknya berkomunikasi secara intensif dan minta pendapatnya
Mengajarkan amanah dan menjaga rahasia
Membiasakan makan bersama
Mengajarkan adab makan
Mengajarkan persaudaraan dan kerja sama
Melerai ketika anak-anak bertengkar
Melatih kecerdasannya dengan lomba dan cara lainnya
Memberikan hadiah kepada anak yang berhasil melakukan sesuatu atau berprestasi
Menjaga anak dengan zikir dan mengajarinya berzikir
Mengajarkan azan dan shalat
Mengajarkannya berani karena benar
Jika anak mampu, boleh ditunjuk sebagai imam.
Tahap III, Anak Usia 10-14 tahun
Membiasakan salam
Memberikan makanan dan pakaian yang layak
Membiasakan anak tidur cepat (tidak larut malam)
Memisahkan tempat tidurnya dari orang tua dan saudara yang berbeda jenis kelamin
Mengajari adab tidur
Membiasakan anak menjaga pandangan
Membiasakan anak menutup aurat
Mengajarkan anak tidak menyerupai lawan jenis
Menyayangi, bukan memanjakan
Merawat dan mendoakan ‘ekstra’ saat anak sakit
Meluruskan kesalahan anak dengan bijak
Jika anak melanggar, berikan hukuman mendidik bukan menghukum fisik
Mengajari anak dengan praktek dan keteladanan
Mengajarkan pengobatan alami tingkat dasar
Membangun komunikasi intensif dalam forum keluarga
Mengajarkan dan membiasakan adab masuk rumah
Mengajarkan adab bertamu
Mengajarkan dan membiasakan adab masuk kamar orang tua
Membiasakan anak menghadiri undangan dan bersilaturahim
Mengajarkan anak berbuat baik kepada tetangga
Menjaga anak dari pergaulan buruk
Mengajarkan dan membiasakan adab berbicara
Mengajarkan anak menghormati ulama
Membiasakan anak mengasihi teman
Mengajarkan anak hidup sederhana
Mengajarkan anak berjuang dalam kehidupan, menghadapi ujian dan kesulitan
Tahap IV, Anak usia 15-18 tahun
Memotivasi anak memanfaatkan dan mengoptimalkan waktu pagi
Memastikan anak mengisi waktu luang dengan hal-hal positif
Menguatkan kecintaan kepada Rasulullah dan Al Qur’an
Mengarahkan anak menjadi teladan dalam pergaulan
Mengajarkan kemandirian dan menjauhi kemalasan
Lebih memperhatikan kualitas pendidikan, ilmu dan Al Qur’an
Mengajari anak bahasa asing
Mengenali pola pikir anak
Memberikan nasehat pada momen yang tepat
Mengajaknya rekreasi bersama
Mengajari anak memikul amanah dan tanggungjawab
Memberinya tugas penting
Memupuk militansi dan semangat berjuang
Menumbuhkan semangat berkompetisi
Menanamkan motivasi untuk berhaji
Memahamkan dan memotivasi untuk menikah jika telah memiliki ba’ah
Selamat meneladani.
PHYLOPOP.com - Hari ini saya menemukan ada beberapa ibu/bapak yang mengupload rapor anaknya ke internet terutama ke sosial media.
Suatu tindakan yang amat sangat tidak bijaksana. Kenapa? Karena saat anda melakukan hal tersebut, informasi pribadi anda sudah bocor dan bisa dimanfaatkan oleh orang2 yang tidak bertanggung jawab.
Pada umumnya di rapor tersebut tercantum:
Nama lengkap anak anda
Nama lengkap sekolah
Alamat sekolah
Dan anda sebagai pengunggah dari foto tersebut tentunya menggunakan nama lengkap anda bukan?
Apabila saya sebagai seorang penjahat, ingin menculik anak anda saya hanya perlu ke sekolah yang dimaksud, cari anaknya yakinkan security bahwa saya diperintah oleh anda lalu saya akan menghubungi anda melalui sosial media anda (yang sebelumnya anda gunakan untuk mengunggah foto rapor tersebut)
Makin detail informasi yang anda unggah (melalui foto rapor tersebut), makin mudahlah penjahat tersebut untuk melakukan aksinya.
Segera turunkan foto rapor anak anda sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi.
Even Alex Chandra, S.H, M.H
Advokat dengan spesialisasi hukum kriminal
PHYLOPOP.com - Kabar gembira. Telah dibuka prumahan subsidi Green Citayam City tahap 2.
Hanya dengan harga Rp. 133.500.000 spesial untuk yang berpenghasilan 2.5jt s.d. 5jt dan hanya untuk yang belum punya rumah.
Tipe yang ditawarkan adalah 27/84.
Di lokasi sekitar dengan tipe rumah yang sama harga mencapai Rp. 400jt.
Lokasi jalan utama belakang Stasiun Citayam 10 menit.
Perumahan subsidinya belum launcing. Launcing bulan Februari 2016. Namun karena banyak masyarakat yang minat sudah bisa boking dan bayar depe.
Saat lainching Februari 2016 penesan yang sudah boking tinggal pilih kapling dan kemungkinan besar unit sudah habis dipesan.
Rumah akan mulai dibangun bulan Maret 2016 dan konsumen sudah bisa menempatinya bulan Agustus 2016.
Tahap satu 2.000 rumah sudah habis terjual dengan jarak sekitar 6 menit ke Stasiun Citayam.
Sementara tahap dua yang akan dilauncing Februari 2016 akan dibangun 3.500 unit. Hingga pertengahan Desember 2015 sudah terboking 2.500 unit.
Sisa 1.000 unit lagi kemungkinan akan habis terjual hingga akhir tahun 2015.
Jika ada pertanyaan penting silakan klik:
http://www.greencitayemcity.com/pertanyaan/
Lihat kondisi lokasi klik:
http://www.greencitayemcity.com/2015/09/pertanaan-tanah-green-citayam-city/
List harga dan foto:
PHYLOPOP.com - Tengok jari-jari tangan Anda. Secara ilmiah, jari tangan ternyata bisa menunjukan karakter atau kepribadian seseorang. Coba bandingkan panjang jari manis dan jari telunjuk Anda, apakah sejajar? Atau ada yang lebih pendek?
Seperti dikutip healthyfoodteam.com, ada tiga jenis panjang jari yang akan Anda simak sesaat lagi, ditandai dengan A, jari manis yang lebih panjang dibanding jari telunjuk; B, jari telunjuk yang lebih panjang dari jari manis; dan C kedua jarinya sejajar.
Silakan perhatikan gambar di bagian akhir tulisan ini dan cocokkan dengan uraian berikut.
Tipe A
Orang dengan jari manis lebih panjang daripada jari telunjuk diketahui memiliki pribadi yang baik secara penampilan. Mereka sangat menarik, punya ketegasan, agresif, serta pengambil keputusan yang baik meskipun berhadapan dengan risiko besar.
Kebanyakan dari orang ini memiliki profesi sebagai tentara atau insinyur. Para ilmuwan telah menemukan bahwa orang dengan jari manis lebih panjang memperoleh lebih banyak hal daripada mereka yang memiliki jari manis lebih pendek.
Tipe B
Orang yang memiliki jari manis lebih pendek dari jari telunjuk diketahui punya sifat sombong dan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Mereka cenderung tidak suka diganggu saat memiliki waktu luang dan lebih memilih menikmati kesendirian.
Tipe C
Karakteristik si pemilik jari manis dan telunjuk yang sejajar ini masuk dalam kategori seseorang yang setia dalam suatu hubungan, penuh perhatian, dan lembut terhadap pasangan. Orang dengan tipe ini juga mudah menyesuaikan diri dan gampang bergaul.
PHYLOPOP.com - Humor bisa bikin kita terbahak, tapi riset atau teori soal humor sama sekali tidak lucu. Menurut psikoanalis Sigmund Freud, lelucon bersumber dari keganjilan atau perasaan superioritas. Karena itu, orang kadang bisa terpingkal-pingkal melihat orang lain sedang bernasib sial.
Sejak zaman Plato dan Aristoteles, orang berusaha memahami lelucon, bagaimana lelucon dan apa yang sebenarnya terjadi saat orang bercanda. Pada 1725, filsuf Frances Hutcheson menulis artikel "Thoughts on Laughter". Menurut Hutcheson, orang tertawa merupakan reaksi atas kejadian yang ganjil dan tak biasa.
Peter McGraw, profesor psikologi di Universitas Colorado, Boulder, mengajukan teori Benign Violation untuk menjelaskan soal lelucon. Ada beberapa syarat, menurut Peter, yang menjadikan sesuatu jadi humor, yakni jika ada pelanggaran atas sesuatu yang lazimnya terjadi tapi pelanggaran itu masih aman dan ada orang yang menganggapnya demikian.
Tapi tetap tak ada satu teori yang bisa tuntas menjelaskan soal lelucon. Tetap tak ada konsensus di antara peneliti, filsuf, dan psikolog soal lelucon. Ada yang suka dengan dagelan ala American Pie, ada yang suka komedi ala Friends dan The Big Bang Theory, ada yang lebih suka The Simpsons atau Family Guy, ada pula yang lebih asyik menikmati Srimulat atau Asep Sunandar.
"Susah untuk menemukan lelucon yang tetap lucu lintas budaya.... Komedi yang bisa tetap lucu lintas budaya biasanya melibatkan dagelan fisik. Dagelan yang bisa dilihat siapa pun," kata Peter McGraw kepada Telegraph. Bagaimana dengan kata-kata ini: quingel, prousup, finglam, fityrud, dan rembrob?
Tak usah cari kata-kata itu di kamus. Kata-kata itu tak akan ada di kamus bahasa apa pun. Chris F. Westbury dan tim peneliti dari Universitas Alberta "menyuruh" komputer membuat kata-kata itu untuk bahan riset mereka. Dengan model matematika dan dibantu 56 relawan berbahasa Inggris, profesor psikologi dari Edmonton, Alberta, Kanada, itu berusaha memahami rahasia humor.
Hasil riset mereka akan dipublikasikan di jurnal Memory & Language edisi Januari 2016. "Inilah artikel pertama teori kuantitatif soal humor yang pernah diterbitkan," kata Chris kepada Science Daily.
Riset awal Chris menemukan fakta, orang-orang akan tertawa ketika mendengar kata-kata yang asing, seperti snunkoople. Padahal mereka tak paham apa arti kata-kata itu. Chris dan timnya bertanya-tanya, apa yang lucu dari kata-kata itu? Chris menduga, kuncinya ada pada entropi atau derajat keberaturan pada kata-kata itu. Makin rendah entropinya, maka kemungkinan besar makin lucu pula kata-kata itu.
Menurut Anda, mana lebih lucu: Prousup vs Mestins, Finglam vs Cortsio, Witypro vs Octeste? Menurut relawan yang direkrut Chris, semua kata yang ada di depan lebih lucu daripada kata-kata di belakang. Chris dan timnya juga meneliti kata-kata "aneh" yang biasa dipakai di buku-buku karya Dr Seuss, seperti rumbus, skritz, dan yuzz-a-ma-tuzz. Bisa diduga, derajat entropi kata-kata aneh Dr Seuss itu juga rendah, sehingga lucu.
Model matematika yang disusun oleh tim peneliti dari Universitas Alberta ini lumayan akurat untuk mengukur "kadar lucu" setiap kata. Menurut Chris, tingkat akurasi model mereka mencapai 92 persen. "Kalian bakal sangat jarang mendapatkan akurasi setinggi itu di bidang psikologi," kata Chris, seperti dikutip Phys.org.
Para komedian barangkali tak akan ambil pusing dengan segala macam riset soal humor. Tapi riset Chris Westbury bisa jadi penting dalam proses penamaan atau narasi atas suatu produk. "Kami menganggap humor sebagai sesuatu yang personal, tapi psikolog evolusioner melihat lelucon sebagai media penyampai pesan," kata Chris. "Jika kalian tertawa, kalian menyampaikan pesan kepada orang-orang di sekeliling bahwa sesuatu tak berbahaya atau baik-baik saja."
PHYLOPOP.com - Tempat Pemungutan Suara (TPS) menjadi tempat penentu akhir suara calon Kepala Daerah. Karena itu, TPS menjadi tempat yang paling rawan terhadap money politik.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merilis data, terdapat ribuan tempat pemungutan suara (TPS) yang rawan politik uang pada pemungutan suara pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak, 9 Desember mendatang. Untuk pelaksanaan pemilihan gubernur yang digelar di sembilan daerah, Provinsi Bengkulu menjadi daerah paling rawan.
Diperkirakan terdapat 1.102 TPS rawan politik uang. Kemudian disusul Provinsi Kepulauan Riau, 986 TPS dan Kalimantan Utara 819 TPS.
"Kemudian Sulawesi Utara 712 TPS, Sumatera Barat 425 TPS, Kalimantan Selatan 179 TPS, Jambi 116 TPS, Sulawesi Tengah 23 TPS dan Kalimantan Tengah 12 TPS," ujar anggota Bawaslu Daniel Zuhron, Rabu (18/11).
Menurut Daniel, pihaknya menyusun peta kerawanan berdasarkan sejumlah indikator. Antara lain, daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi, daerah dengan aksesibilitas informasi dan transportasi yang minim dan daerah yang penduduknya tidak wajar.
"Indikator lain, daerah yang DPT (daftar pemilih tetap, red)-nya lebih tinggi dari jumlah penduduk, daerah bencana alam, daerah yang kultur sosialnya sering terjadi konflik dan kekerasan, serta daerah yang pada penyelenggaraan pemilu sebelumnya kerap terjadi dugaan kecurangan pemilu,"ujar Daniel.
PHYLOPOP.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengungkap adanya potensi keterlibatan penyelenggara negara memengaruhi hasil pemungutan dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
Karena itu perlu dilakukan berbagai upaya antisipasi. Apalagi potensi keterlibatan penyelenggara negara menyusup ke ribuan tempat pemungutan suara (TPS).
Menurut anggota Bawaslu Daniel Zuhron, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan, pemilihan bupati/wali kota di Kalimantan Barat menjadi daerah tertinggi potensi adanya keterlibatan penyelenggara negara. Diperkirakan terjadi di 2.619 TPS. Disusul Banten 2.270 TPS dan Papua 1.144 TPS.
"Kemudian di NTT 836 TPS, Jawa Timur 639 TPS, Maluku Utara 487 TPS, Jawa Barat 331 TPS, Sulawesi Barat 120 TPS, Sulawesi Selatan 117 TPS, Jawa Tengah 108 TPS dan Sumatera Selatan 96 TPS," ujar Daniel di Gedung Bawaslu, Rabu (18/11).
Selain itu, untuk pemilihan bupati/wali kota di Sulawesi Tenggara, Daniel mengatakan terdapat 87 TPS yang berpotensi adanya keterlibatan penyelenggara negara. Kemudian di Gorontalo 79 TPS, DIY 60 TPS, Bali 59 TPS, Lampung 41 TPS, Maluku 22 TPS, Bangka Belitung 18 TPS, NTB 11 TPS, Kalimantan Timur 8 TPS.
"Untuk beberapa daerah lain seperti pemilihan bupati/wali kota di Provinsi Riau, Sumatera Utara dan Papua Barat, kami belum memeroleh laporan lengkapnya dari pengawas di lapangan," ujar Daniel.
PHYLOPOP.com - Selain nama Menkopolhukam Luhut Pandjaitan, ada nama Darmo disebut dalam rekaman pembicaraan antara Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha minyak Reza Chalid dan Presdir PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Siapa Darmo yang dimaksud?
Luhut menjelaskan soal sosok Darmo yang disebut dalam rekaman tersebut. "Itu (Darmo) divisi I saya ketika saya menjadi Kepala Staf (Kepala Staf Kepresidenan)," kata dia saat menggelar konferensi pers di kantornya, jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (19/11/2015).
Dalam penelusuran detikcom, Darmo yang dimaksud adalah Darmawan Prasodjo yang menjadi Deputi I Bidang Monitoring dan Evaluasi saat Luhut menjabat Kastaf Kepresidenan. Pria ini merupakan lulusan dari Duke University, Amerika Serikat. Dia akrab disapa Darmo dan pernah bekerja di Gedung Putih Amerika Serikat.
Luhut mengaku memberikan tugas kepada Darmo untuk mengkaji langkah yang terbaik yang harus diambil pemerintah terkait kelanjutan kontrak PT Freeport. "Saya minta kepada Pak Darmo untuk melakukan kajian menganai apa yang terbaik langkah Presiden (soal Freeport)," kata dia.
Hasil kajian tersebut, kata Luhut, pihaknya tidak setuju dilakukan negosiasi di tahun 2015. "Pak Darmo itu sangat profesional dan melakukan tugasnya dengan baik sekali," papar Luhut.
Soal nama Darmo ini disebut dua kali oleh Novanto dalam transkrip rekaman yang beredar di kalangan wartawan sejak Senin lalu. "Presiden Jokowi itu dia sudah setuju di sana di Gresik tapi pada pada ujung-ujungnya di Papua. Waktu saya ngadep itu, saya langsung tahu ceritanya ini waktu rapat itu terjadi sama Darmo," kata Novanto.
Kepada detikcom, Novanto tak membantah isi transkrip rekaman tersebut. Namun dia membantah melakukan 'lobi' agar kontrak PT Freeport di Papua diperpanjang.
PHYLOPOP.com - Pasangan yang menikah tentu berharap hubungannya harmonis. Tapi, suatu saat masalah bisa memicu perpisahan jika salah satu pasangan egois. Inilah saatnya Phylovers harus menyelamatkan hubungan jika tak ingin berakhir menyedihkan.
Pasangan yang egois tak akan menyelesaikan masalah. Anda bisa mengetahui apakah Anda termasuk pasangan yang egois atau tidak dari tanda-tanda yang diberikan situs Magforwoman sebagaimana yang Phylopop sarikan berikut.
1. Mementingkan masalah
Pasangan Anda sama-sama memiliki hari yang sibuk, masalah, atau stres seperti yang Anda rasakan. Tapi, Anda menganggap masalah Anda lebih penting dibanding pasangan Anda dan berharap si dia selalu ada untuk Anda ketika Anda membutuhkan.
2. Anda selalu yang menerima
Ada dua orang dalam setiap hubungan. Saling memberi dan menerima menjadi hal yang penting bagi keduanya. Namun, jika Anda hanya ingin menerima tap tak mau memberi, Anda termasuk pasangan yang sangat egois. Hubungan seperti itu bisa berisiko berakhir.
3. Anda menginginkan hal-hal dengan cara Anda
Semua orang ingin melakukan segala sesuatu sesuai caranya, tapi ketika Anda menjalin hubungan dengan seseorang ingatlah ada kebutuhan orang lain di sana. Mau tak mau Anda juga harus memperhitungkan keinginannya.
Apabila Anda ingin setiap hal kecil di antara Anda sesuai dengan cara yang Anda sukai, Anda secara tak langsung membuka kemungkinan bencana di dalam hubungan.
4. Fokus pada prioritas Anda
Ketika Anda hanya berpikir dengan apa yang Anda inginkan dan melakukan banyak hal yang berarti dibandingkan yang pasangan Anda pikirkan atau lakukan, Anda disangka egois.
Setiap individu memiliki kebutuhan, keinginan dan prioritas yang sama pentingnya.
5. Anda munafik
Apabila Anda berpikir apa yang Anda lakukan baik-baik saja, tapi tak begitu dengan pasangan, Anda harus tahu bahwa itu sangat egois.
6. Anda tak berempati
Setiap individu berusaha untuk berempati. Meremehkan atau mengabaikan perasaan tulus seseorang merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan orang yang egois. Apabila Anda melakukan ini dengan pasangan Anda, kehidupan akan menjadi sangat sulit.
7. Anda tak menghormati kepentingan pasangan Anda
Anda harus belajar untuk menghormati dan menyukai yang disukai pasangan Anda. Apabila Anda merasa tak senang, malas mencoba menyukainya atau merasa gelisah, Anda dianggap terlalu egois.
PHYLOPOP.com - Tentu Anda sudah mengetahui tentang mitos seks yang sudah beredar luas di masyarakat. Salah satu yang paling nge-trend adalah mitos yang mengatakan bahwa meremas payudara wanita bisa membuatnya jadi besar.
Benarkah demikian?
Faktanya, meremas payudara hanya akan membuat payudara terangsang dan membesar sesaat. Sebenarnya, membesar di sini bukanlah kondisi di mana payudara Anda secara tiba-tiba besar, akan tetapi terasa seperti penuh.
Hal tersebut disebabkan oleh respon yang ditunjukkan oleh sistem saraf karena rangsangan dari luar. Selain itu, ketika Anda terangsang, aliran darah meningkat ke payudara Anda dapat menyebabkan mereka membengkak, membuat ‘mereka’ hingga 25 persen lebih besar dan sangat sensitif terhadap sentuhan.
Secara garis besar, payudara tidak akan menjadi lebih besar dengan seringnya diremas. Saat dirangsang, maka hanya akan terjadi perubahan pada bagian puting yang mengeras. Hal itu juga disebabkan karena rangsangan. Tidak ada studi yang mengungkapkan payudara akan semakin membesar jika sering diremas.
Akan tetapi, meremas payudara bukanlah hal yang percuma dan tidak ada gunanya. Sebuah penelitian dari University of California mengungkapkan bahwa meremas payudara dapat membunuh kanker. Penelitian laboratorium menemukan bahwa memberikan tekanan fisik pada sel kanker mampu menekan mereka pada pola pertumbuhan normal.
“Selama berabad-abad orang telah mengetahui bahwa tekanan fisik mampu mempengaruhi tubuh. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tekanan fisik juga bisa mempengaruhi pertumbuhan sel,” ungkap Gautham Venugopalan, ketua tim peneliti diUniversity of California, Berkeley.
Dalam percobaan ini peneliti memasukkan sel kanker payudara ganas pada silikon. Peneliti kemudian mencoba menekan dan meremas silikon berisi sel kanker ganas. Setelah beberapa lama, sel kanker yang mendapatkan tekanan fisik mulai tumbuh secaranormal dan tidak ganas.
“Sel kanker ganas belum melupakan pertumbuhan yang normal dan sehat. Hanya dibutuhkan cara untuk mengarahkan mereka kembali pada pertumbuhan normal,” ungkap Profesor Daniel Fletcher, seperti dilansir oleh Daily Mail (17/12).
Intinya, meremas payudara tidak akan membuatnya lebih besar, melainkan dapat mengurangi resiko kanker. Jadi, jangan sampai salah kaprah, ya!