PHYLOPOP.com - Selain nama Menkopolhukam Luhut Pandjaitan, ada nama Darmo disebut dalam rekaman pembicaraan antara Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha minyak Reza Chalid dan Presdir PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Siapa Darmo yang dimaksud?
Luhut menjelaskan soal sosok Darmo yang disebut dalam rekaman tersebut. "Itu (Darmo) divisi I saya ketika saya menjadi Kepala Staf (Kepala Staf Kepresidenan)," kata dia saat menggelar konferensi pers di kantornya, jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (19/11/2015).
Dalam penelusuran detikcom, Darmo yang dimaksud adalah Darmawan Prasodjo yang menjadi Deputi I Bidang Monitoring dan Evaluasi saat Luhut menjabat Kastaf Kepresidenan. Pria ini merupakan lulusan dari Duke University, Amerika Serikat. Dia akrab disapa Darmo dan pernah bekerja di Gedung Putih Amerika Serikat.
Luhut mengaku memberikan tugas kepada Darmo untuk mengkaji langkah yang terbaik yang harus diambil pemerintah terkait kelanjutan kontrak PT Freeport. "Saya minta kepada Pak Darmo untuk melakukan kajian menganai apa yang terbaik langkah Presiden (soal Freeport)," kata dia.
Hasil kajian tersebut, kata Luhut, pihaknya tidak setuju dilakukan negosiasi di tahun 2015. "Pak Darmo itu sangat profesional dan melakukan tugasnya dengan baik sekali," papar Luhut.
Soal nama Darmo ini disebut dua kali oleh Novanto dalam transkrip rekaman yang beredar di kalangan wartawan sejak Senin lalu. "Presiden Jokowi itu dia sudah setuju di sana di Gresik tapi pada pada ujung-ujungnya di Papua. Waktu saya ngadep itu, saya langsung tahu ceritanya ini waktu rapat itu terjadi sama Darmo," kata Novanto.
Kepada detikcom, Novanto tak membantah isi transkrip rekaman tersebut. Namun dia membantah melakukan 'lobi' agar kontrak PT Freeport di Papua diperpanjang.
Posting Komentar