Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 10.00
PHYLOPOP.com - Banyak spekulasi yang mengarah pada kemungkinan penyebab hilangnya Malaysia Airlines MH370. Spekulasi-spekulasi tersebut beterbangan mewarnai pemberitaan berbagai media masa Indonesia dan dunia. Dari unsur kesengajaan, teroris, sabotase, kerusakan teknis, gangguan cuaca, mistis bahkan motif politik.

Selama belum ditemukan dimana gerangan pesawat itu berada, tak seorang pun dapat memastikan dengan tepat kemungkinan penyebabnya. Dan kotak hitam menjadi kunci mengungkap penyebab sebenarnya dari kecelakaan tersebut.

Politik Lokal Malaysia

Ada satu motif yang belum banyak diungkap atau dibicarakan orang terkait penyebab kecelakaan Malaysia Airlines MH370, yakni motif politik. Sejauh ini, baru ada satu media yang mengarahkan kemungkinan motif politik menyertai tragedi Malaysia Airlines.

Media Inggris Daily Mail membuat spekulasi menghebohkan soal sosok pilot Malaysia Airlines MH370 Kapten Zaharie Ahmad Shah. Sang pilot disebut sebagai sosok fanatik terhadap pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, dan dugaan pembajakan mengarah ke motif politik.

Diberitakan media tersebut, Minggu (16/3/2014), Zaharie diduga membajak pesawatnya sendiri sebagai bentuk protes politik yang 'aneh'. Dia disebut-sebut menyimpan kekecewaan mendalam pada pemerintah yang berkuasa saat ini.

Politik Luar Negeri dan Kedaulatan Negara 

Jika Media Inggris Daily Mail berspekulasi mengaitkan peristiwa hilangnya Malaysia Airlines dengan motif politik lokal negeri jiran, akan tetapi penulis punya cara pandang yang berbeda.

Sama-sama berspekulasi terkait dengan motif politik, penulis menawarkan spekulasi lain bahwa hilangnya Malaysia Airlines MH370 terkait dengan motif politik luar negeri dan kedaulatan negeri Jiran Malaysia. Beberapa pandangan berikut bisa dijadikan alasan.

Malaysia merupakan negara yang paling banyak bersinggungan kepentingan dengan negara lain, terutama negara-negara tetangganya. Paling tidak ada lima negara, yakni Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, Singapura, dan Indonesia. Untuk mengingatkan, berikut kilasan balik singgungan konflik yang terjadi antara Malaysia dengan kelima negara tetangganya tersebut.

Konflik Perbatasan dengan Negara Tetangga 

Wilayah Teluk Thailand adalah konflik perbatasan yang paling mencolok antara negeri gajah putih dan negeri jiran ini. Saat itu Thailand mengklaim bahwa wilayahnya membentang hingga Kualat Tabar, Ko Losin Islet sampai ke Ko Kra yang didasarkan dari perjanjian Anglo-Siamese Treaty tahun 1909.

Dengan Brunei, Malaysia bersengketa salah satunya terkait kepemilikan daerah Limbang. Daerah ini pada mulanya dikendalikan oleh kerajaan Serawak, kemudian diklaim oleh Brunei karena sebenarnya secara geografis wilayah merupakan milik Brunei. Tak terima, akhirnya untuk menegaskan kepemilikan, Malaysia memasukkan daerah ini ke petanya pada tahun 1979.

Selain bersengketa dengan kesultanan Sulu terkait daerah Serawak dan Sabah, Malaysia dan Filipina pernah sebelumnya bertikai soal pulau Spartly. Pulau Spartly diklaim Filipina sebagai miliknya namun bukan hanya Filipina, Taiwan, Malaysia, Brunei juga turut memperebutkan pulau ini.

Dengan Singapura, Malaysia memiliki hubungan yang terbilang rumit, salah satunya soal permasalahan perbatasan di Pedra Branca atau Pulau Batu Puteh. Pada awalnya komplain datang dari Malaysia soal klaim Pedra Branca oleh Singapura. Malaysia pun membawa bantahannya ke meja Mahkamah Internasional di Hamburg pada 4 September 2003.

Bagaimana dengan Indonesia? Masih ingat tentunya konflik perbatasan antara Indonesia dan Malaysia terjadi di laut Sulawesi. Keduanya mengklaim pulau Ambalat, Sipadan dan Ligitan sebagai miliknya. Sengketa perbatasan ini berawal pada tahun 1969, negosiasi terus berlangsung alot yang akhirnya Malaysia keluar sebagai pemenang.

Menjalankan Tugas Negara

Apa hubungan konflik perbatasan tersebut dengan hilangnya Malaysia Airlines? Apalagi kalau bukan motif politik luar negeri dan alasan kedaulatan negara. Bagaimana Malaysia merancang semuanya? Tentu bukan hal yang mudah untuk mengungkap bagaimana Malaysia melakukan semua ini. Namun beberapa kemungkinan bisa dikemukakan, misalnya dengan memerintahkan pilot, penumpang, atau awak pesawat untuk melakukan sabotase dengan cara menghilangkan, menghancurkan atau menyembunyikan pesawat Malaysia Airlines di suatu tempat rahasia.

Jika kemungkinan pertama dan kedua yang terjadi, jelas tidak ada harapan lagi para penumpang dan awak selamat. Namun jika kemungkinan terakhir yang terjadi, penemuan pesawat beserta penumpang dan awaknya tinggal menunggu waktu. Akan tetapi kemungkinan terakhir ini terlalu beresiko jika dikaitakn dengan motif politik luar negeri dan kedaulatan negara, karena bisa saja rahasia terbesar Malaysia akan terbongkar dan dunia pasti akan mengecam keras.

Jika salah satu dari ketiga kemungkinan itu terjadi, bisa dipastikan juga bahwa keluarga pilot, awak atau penumpang yang menjalankan tugas negara tersebut mendapat jaminan penuh dari negara bahkan dianggap sebagai keluarga pahlawan karena telah mengorbankan nyawa untuk menjalankan tugas negara.

Spekulasi Yang Menguatkan

Alasan apa yang bisa dikemukakan jika motif kepentingan luar negeri dan kedaulatan negara ini benar adanya? Otoritas berbagai negara menyimpulkan bahwa hilangnya Malaysia Airlines nyata-nyata disebabkan unsur kesengajaan, baik oleh pilot, ko-pilot, awak pesawat atau penumpangnya. Kesimpulan ini sangat logis, terlebih ketika radar beberapa negara yang sempat menangkap keberadaan pesawat Malaysia Airlines sesaat setelah menghilang, menangkap bahwa pesawat tersebut masih sempat mengudara di atas ketinggian normal dalam jangka waktu beberapa jam. Bahkan disimpulkan pesawat keluar dari jalur yang semestinya.

Selain itu, jalur yang dilalui sesaat setelah menghilang merupakan jalur di luar jangkauan radar, bahkan radar pesawat pun dimatikan untuk menghilangkan jejak. Semua jalur komunikasi dimatikan dan praktis keberadaan pesawat tersebut sulit untuk dideteksi.Tentu hal ini hanya bisa dilakukan oleh seorang ahli yang mengerti tentang bagaimana menerbangkan dan mengoperasikan pesawat Malaysia Airlines MH370.

Ada Apa dengan Malaysia?

Jika semua kemungkinan tersebut di atas benar adanya, pertanyaan besar yang muncul adalah ada apa dengan Malaysia? Jika dikaitkan dengan kepentingan politik luar negeri dan kedaulatan negara, maka perhatikan dengan seksama tulisan berikut.

Pertama, Malaysia telah meminta China, AS dan Prancis untuk berbagi citra satelit bersama negara lain, tentunya juga dengan Malaysia, yang sekiranya mencatat alur penerbangan MH370 sebelum dinyatakan hilang. Bahkan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak juga telah berbicara dengan pemimpin India, Bangladesh dan Turkmenistan untuk meminta mereka membantu dalam pencarian yang diperluas.

Kedua, pemerintah Malaysia pada Minggu (16/3) mengumumkan bahwa pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 memasuki tahap baru dan bertambah rumit dengan keterlibatan 25 negara mencakup wilayah yang sangat luas di darat ataupun di lautan.

Ketiga, Menteri Pertahanan dan Transportasi Malaysia Hishamuddin Hussein mengatakan bahwa jumlah negara yang terlibat dalam operasi pencarian dan pertolongan dari 14 jadi 25 negara sebagai tantangan baru untuk melakukan koordinasi dan diplomasi.

Kata kuncinya adalah "koordinasi dan diplomasi". Dalam bahasa politik luar negeri, kata koordinasi dan diplomasi memiliki makna yang beragam tergantung motif apa yang melatarbelakangi terjadinya koordinasi dan diplomasi tersebut.

Kalau boleh mamaknai, kedua kata tersebut adalah kata keramat yang memungkinkan Malaysia dapat mengakses secara bebas wilayah darat, laut dan udara negara lain, terutama negara-negara yang menjadi lalu lintas pencarian. Sekali lagi, Menteri Pertahanan dan Transportasi Malaysia Hishamuddin Hussein menyatakan bahwa pencarian pesawat tersebut dipusatkan pada laut dangkal dan jalur luas daratan, yang melintasi 11 negara, serta samudera dalam dan terpencil.

Wah, sungguh akses yang sangat luas untuk bisa dijelajahi demi kepentingan politik luar negeri dan kedaulatan sebuah negara. Sementara negara-negara lain fokus melakukan pencarian atas dasar unsur kemanusiaan dan solidaritas antar bangsa, Malaysia dan negara-negara lain yang mungkin bersekongkol dengan Malaysia, bisa "sambil menyelam minum air". Selama melakukan pencarian dengan cakupan jalur yang luas tersebut, negara-negara yang punya kepentingan bisa melakukan banyak hal untuk mengumpulkan informasi-informasi intelijen terkait kondisi ril dan terkini negara lain, terutama negara-negara tetangganya.

Ini tentu merupakan suatu keuntungan yang besar yang tidak bisa dilakukan dengan cara koordinasi dan diplomasi bilateral atau multilateral biasa yang dilakukan antar negara dalam menjalin hubungan internasional.

Persekongkolan Internasional

Spekulasi lain yang bisa ditawarkan adalah bahwa hilangnya pesawat Malaysia Airlines terkait dengan kerjasama atau persekongkolan antar negara demi kepentingan tertentu. Negara-negara yang paling mungkin bekerjasama dengan Malaysia dalam misi besar ini adalah China, AS dan Prancis.

Peristiwa hilangnya Malaysia Airlines bisa jadi merupakan suatu perjanjian rahasia antar negara yang ingin mengambil keuntungan, terutama keuntungan dan kepentingan intelijen masing-masing negara. Ini merupakan skema besar untuk dapat melintasi batas-batas negara lain tanpa repot-repot melakukan diplomasi internasional yang cenderung rumit dan terbelit-belit. Skema ini diatur sedemikian rupa mulai dari perencanaan, sampai pada eksekusi, dengan langkah-langkah yang jelas dan terarah. Tak mengherankan jika sampai saat ini pencarian Malaysia Airlines belum membuahkan hasil. Bisa jadi, Malaysia Airlines sengaja dihilangkan untuk selama-lamanya atau akan "pura-pura" ditemukan suatu saat nanti bila waktunya tiba, baik dalam keadaan selamat atau hanya tinggal nama.

Jika benar adanya persekongkolan internasional di balik hilangnya malaysia Airlines, hanya ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, jika dihilangkan untuk selamanya maka jelas keuntungan intelijen bisa didapatkan oleh negara-negara yang berkepentingan. Kedua, jika suatu saat ditemukan maka selain keuntungan intelijen, juga akan ada negara-negara tertentu yang disalahkan dari peristiwa ini. Jika Malaysia bukan merupakan bagian dari persekongkolan ini, maka jelas Malaysia yang akan menuai kecaman internasional, atau ada negara tertentu yang dijadikan objek kecaman (disalahkan), hanya sebagai kedok untuk menyembunyikan maksud sebenarnya dari persekongkolan ini.

Penulis:
Zainudin, M.Si.
Lulusan Magister Ilmu Politik UGM Yogyakarta

(Tulisan ini adalah pandangan pribadi dan sama sekali tidak memiliki tendensi dan kepentingan apapun. Jika pembaca tidak setuju atau punya pandangan lain, silakan beri komentar dengan memperhatikan tatakrama dalam berbahasa. Mari kita sama-sama berdoa semoga pencarian Malayisa Airlines segera menemukan titik terang dan seluruh awak dan penumpang dapat ditemukan dalam keadaan selamat dan sehat, Amin!)



Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.