PHYLOPOP.com Nama lengkapnya adalah Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H. Lahir di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, 21 Juni 1962. Sosoknya santer diberitakan berbagai media pasca terpilih sebagai Ketua MK pada November 2013 yang lalu menggantikan Akil Muhtar yang terjerat kasus suap Pilkada dan pencucian uang.
Sosoknya kian tenar ketika memimpim sidang gugatan hasil Pilpres 2014. Penampilannya yang rapi dan tegas mempesona banyak kalangan terutama kaum hawa.
Berikut Phylopop sarikan seluk beluk kehidupan pribadi dan karir Ketua MK Hamdan Zoelva untuk memenuhi rasa penasaran Phylovers yang ingin mengetahui lebih jauh profilnya.
Pendidikan Formal
Sejak belia, putra kelima dari pasangan Muhammad Hasan dan Siti Zaenab ini sudah konsisten mempelajari ilmu hukum. Setelah lulus dari Madrasah Aliya Negeri Bima [setingkat sekolah menengah atas] di tahun 1981, Zoelva muda meneruskan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar hingga tahun 1986.
Usai menempuh pendidikan sarjana, Zoelva meneruskan jenjang magister di Magister Hukum Bisnis di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, namun sayangnya tidak tamat.
Dari situlah, Zoleva kembali menyusun jenjang pendidikannya di Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung di tahun 2005. Dan di tempat yang sama pula, Zoelva menggenapi pendidikannya dengan memperoleh gelar doktor setelah menyelesaikan disertasi berjudul “Pemakzulan Presiden Republik Indonesia”.
Memulai Karier
Jenjang pendidikan yang telah ditempuhnya tentu sangat membantu perkembangan karier pria ini. Namun, semua yang ia peroleh saat ini juga telah melewati banyak tahapan. Awalnya Zoelva memiliki keinginan besar untuk berbagi ilmu yang dimilikinya kepada orang lain.
Salah satu jalan yang paling mudah adalah menjadi dosen ilmu hukum. Sayangnya keinginan tersebut kandas karena ia gagal melewati uji calon dosen di Universitas Hasanuddin, Makassar. Karena kegagalannya itu, Zoelva mulai membangun karier dengan bekerja di kantor pengacara O.C. Kaligis & Associate.
Setelah merasa memiliki bekal cukup, Zoelva dan teman-temannya mendirikan kantor hukum sendiri. Berdirilah Sri Haryanti Akadijati, Poltak Hutajulu, Juniver Girsang, Hamdan Zoelva & Januardi S. Haribowo [SPJH&J] Law Firm.
Setelahnya, ia meninggalkan law firm itu untuk mendirikan kantor advokat Hamdan, Sujana, Januardi & Partner [HSJ & Partner]. Tujuh tahun kemudian, bersama Januardi S. Haribowo ia membuka Hamdan & Januardi Law Firm.
Terjun ke Politik
Di era reformasi, Zoelva bersama sejumlah tokoh ormas Islam yang tergabung dalam Forum Ukhuwah Islamiyah [FUI] mendirikan Partai Bulan Bintang [PBB]. Lewat partai tersebutlah, Zoelva ikut dalam bursa pencalonan anggota legislatif, yang akhirnya mengantarkannya pada sebuah kursi sebagai anggota dewan yang mewakili daerah asalnya, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pengalamannya yang tak sekadar kemarin sore membuatnya dipercaya sebagai Sekertaris Fraksi PBB DPR. Ia sekaligus menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR bidang Hukum dan Politik, di masa ia menjabat. Pada periode 1999-2002, Zoelva menjadi satu-satunya wakil Fraksi PBB di Panitia Ad Hoc [PAH] I MPR yang membidani perubahan Undang-Undang Dasar 1945. Hamdan Zoelva berhasil mendapatkan panggungnya di dunia politik dan hukum Indonesia.
Keterlibatannya dalam perubahan UUD 1945 mengantarkannya masuk ke pintu Mahkamah Konstitusi [MK]. Ia menjadi salah satu punggawa yang ikut mengantar kelahiran Mahkamah Konstitusi.
Kedekatannya dengan MK banyak menguntungkannya. Bahkan ia menjadi satu di antara anggota DPR yang terlibat dalam uji kelayakan dan kepatutan calon hakim konstitusi periode pertama dari unsur DPR.
Bergelut di MK
Sebelum terpilih sebagai ketua MK, Zoelva telah banyak mencicipi berabagi posisi yang terdapat di dalam MK. Dan terakhir, sebelum terpilih sebagai ketua, Hamdan Zoelva tengah menjabat sebagai wakil ketua MK. Zoelva saat itu tak serta merta diangkat menjadi ketua. Ia melewati dua putaran pemilihan sebelum akhirnya menduduki jabatan ketua.
Pemilihan ini diikuti 8 Hakim Konstitusi, yaitu Zoelva, Harjono, Arief Hidayat, Anwar Usman, Ahmad Fadhil Sumadi, Patrialis Akbar, Muhammad Alim, dan Maria Farida Indriarti.
Pada putaran pertama, Zoelva mengantongi 4 suara. Hakim Konstitusi Arief Hidayat mengantongi 3 suara. Dan Ahmad Fadhil Sumadi dengan 1 suara. Karena tidak ada yang mencapai perolehan 5 suara untuk memenuhi ketentuan harus meraih suara dari setengah jumlah hakim, maka pemungutan suara putaran kedua digelar.
Pada putaran kedua, Zoelva memenangi pemilihan setelah mengantongi 5 suara. Sementara itu, Arief hanya mengantongi 3 suara.
Dekat Dengan Keluarga
Di balik sisi dirinya yang begitu serius terhadap tanggungjawab pekerjaan, Zoelva tetaplah figur laki-laki yang baik bagi keluarganya. Di kehidupan pribadinya, Zoelva merupakan seorang suami R.A. Nina Damayanti, S.H, yang memiliki tiga anak, yaitu Muhammad Faris Aufar, Ahmad Arya Hanafy, dan Ahmad Adib Karamy.
Baik istri, anak, dan orangtua Zoelva selalu mendukung karier yang tengah dilaluinya, meski keluarga seringkali harus melewati masa-masa menegangkan.
Dalam sebuah wawancara dengan media, Muhammad Hasan, ayah Zoelva menyampaikan bahwa keluarga anaknya itu seringkali menerima teror. Ancaman itu berdatangangan kepada istri Zoelva. Namun sebagai ayah, Hasan mencoba menguatkan sang anak agar tak gentar dan tetap menjalankan amanat sebaik-baiknya.
Kesibukan Lainnya
Selain disibukkan dengan kegiatan politik dan kegiatan bersama keluarga, pria yang hobi bermain golf ini juga masih seringkali membagi kesibukan untuk organisasi lainnya yang bergerak di bidang agama. Dua organisasi yang pernah melibatkan Zoelva antara lain Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia dan Deputy Chairman Asean Muslim Youth Secretariat [AMSEC] yang berada di Kuala Lumpur.
Itulah beberapa hal yang bisa diketahui dari sosok yang selalu terlihat rapi dan menawan ini. Meski usianya telah memasuki kepala lima, namun penampilannya masih terlihat menarik. Dan yang lebih penting lagi, bukan hanya sosoknya yang menarik. Namun juga kemampuan dan juga pengalamannya sangat menarik, karena dapat menjadi motivasi untuk masyarakat. Semoga ia tetap memegang teguh amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua MK.
Ingin kenal lebih dekat dan mendalami karya pemikirannya? Silakan bergabung di blog pribadinya yang beralamat di http://hamdanzoelva.wordpress.com/
Selamat bergabung!
Sosoknya kian tenar ketika memimpim sidang gugatan hasil Pilpres 2014. Penampilannya yang rapi dan tegas mempesona banyak kalangan terutama kaum hawa.
Berikut Phylopop sarikan seluk beluk kehidupan pribadi dan karir Ketua MK Hamdan Zoelva untuk memenuhi rasa penasaran Phylovers yang ingin mengetahui lebih jauh profilnya.
Pendidikan Formal
Sejak belia, putra kelima dari pasangan Muhammad Hasan dan Siti Zaenab ini sudah konsisten mempelajari ilmu hukum. Setelah lulus dari Madrasah Aliya Negeri Bima [setingkat sekolah menengah atas] di tahun 1981, Zoelva muda meneruskan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar hingga tahun 1986.
Usai menempuh pendidikan sarjana, Zoelva meneruskan jenjang magister di Magister Hukum Bisnis di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, namun sayangnya tidak tamat.
Dari situlah, Zoleva kembali menyusun jenjang pendidikannya di Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung di tahun 2005. Dan di tempat yang sama pula, Zoelva menggenapi pendidikannya dengan memperoleh gelar doktor setelah menyelesaikan disertasi berjudul “Pemakzulan Presiden Republik Indonesia”.
Memulai Karier
Jenjang pendidikan yang telah ditempuhnya tentu sangat membantu perkembangan karier pria ini. Namun, semua yang ia peroleh saat ini juga telah melewati banyak tahapan. Awalnya Zoelva memiliki keinginan besar untuk berbagi ilmu yang dimilikinya kepada orang lain.
Salah satu jalan yang paling mudah adalah menjadi dosen ilmu hukum. Sayangnya keinginan tersebut kandas karena ia gagal melewati uji calon dosen di Universitas Hasanuddin, Makassar. Karena kegagalannya itu, Zoelva mulai membangun karier dengan bekerja di kantor pengacara O.C. Kaligis & Associate.
Setelah merasa memiliki bekal cukup, Zoelva dan teman-temannya mendirikan kantor hukum sendiri. Berdirilah Sri Haryanti Akadijati, Poltak Hutajulu, Juniver Girsang, Hamdan Zoelva & Januardi S. Haribowo [SPJH&J] Law Firm.
Setelahnya, ia meninggalkan law firm itu untuk mendirikan kantor advokat Hamdan, Sujana, Januardi & Partner [HSJ & Partner]. Tujuh tahun kemudian, bersama Januardi S. Haribowo ia membuka Hamdan & Januardi Law Firm.
Terjun ke Politik
Di era reformasi, Zoelva bersama sejumlah tokoh ormas Islam yang tergabung dalam Forum Ukhuwah Islamiyah [FUI] mendirikan Partai Bulan Bintang [PBB]. Lewat partai tersebutlah, Zoelva ikut dalam bursa pencalonan anggota legislatif, yang akhirnya mengantarkannya pada sebuah kursi sebagai anggota dewan yang mewakili daerah asalnya, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pengalamannya yang tak sekadar kemarin sore membuatnya dipercaya sebagai Sekertaris Fraksi PBB DPR. Ia sekaligus menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR bidang Hukum dan Politik, di masa ia menjabat. Pada periode 1999-2002, Zoelva menjadi satu-satunya wakil Fraksi PBB di Panitia Ad Hoc [PAH] I MPR yang membidani perubahan Undang-Undang Dasar 1945. Hamdan Zoelva berhasil mendapatkan panggungnya di dunia politik dan hukum Indonesia.
Keterlibatannya dalam perubahan UUD 1945 mengantarkannya masuk ke pintu Mahkamah Konstitusi [MK]. Ia menjadi salah satu punggawa yang ikut mengantar kelahiran Mahkamah Konstitusi.
Kedekatannya dengan MK banyak menguntungkannya. Bahkan ia menjadi satu di antara anggota DPR yang terlibat dalam uji kelayakan dan kepatutan calon hakim konstitusi periode pertama dari unsur DPR.
Bergelut di MK
Sebelum terpilih sebagai ketua MK, Zoelva telah banyak mencicipi berabagi posisi yang terdapat di dalam MK. Dan terakhir, sebelum terpilih sebagai ketua, Hamdan Zoelva tengah menjabat sebagai wakil ketua MK. Zoelva saat itu tak serta merta diangkat menjadi ketua. Ia melewati dua putaran pemilihan sebelum akhirnya menduduki jabatan ketua.
Pemilihan ini diikuti 8 Hakim Konstitusi, yaitu Zoelva, Harjono, Arief Hidayat, Anwar Usman, Ahmad Fadhil Sumadi, Patrialis Akbar, Muhammad Alim, dan Maria Farida Indriarti.
Pada putaran pertama, Zoelva mengantongi 4 suara. Hakim Konstitusi Arief Hidayat mengantongi 3 suara. Dan Ahmad Fadhil Sumadi dengan 1 suara. Karena tidak ada yang mencapai perolehan 5 suara untuk memenuhi ketentuan harus meraih suara dari setengah jumlah hakim, maka pemungutan suara putaran kedua digelar.
Pada putaran kedua, Zoelva memenangi pemilihan setelah mengantongi 5 suara. Sementara itu, Arief hanya mengantongi 3 suara.
Dekat Dengan Keluarga
Di balik sisi dirinya yang begitu serius terhadap tanggungjawab pekerjaan, Zoelva tetaplah figur laki-laki yang baik bagi keluarganya. Di kehidupan pribadinya, Zoelva merupakan seorang suami R.A. Nina Damayanti, S.H, yang memiliki tiga anak, yaitu Muhammad Faris Aufar, Ahmad Arya Hanafy, dan Ahmad Adib Karamy.
Baik istri, anak, dan orangtua Zoelva selalu mendukung karier yang tengah dilaluinya, meski keluarga seringkali harus melewati masa-masa menegangkan.
Dalam sebuah wawancara dengan media, Muhammad Hasan, ayah Zoelva menyampaikan bahwa keluarga anaknya itu seringkali menerima teror. Ancaman itu berdatangangan kepada istri Zoelva. Namun sebagai ayah, Hasan mencoba menguatkan sang anak agar tak gentar dan tetap menjalankan amanat sebaik-baiknya.
Kesibukan Lainnya
Selain disibukkan dengan kegiatan politik dan kegiatan bersama keluarga, pria yang hobi bermain golf ini juga masih seringkali membagi kesibukan untuk organisasi lainnya yang bergerak di bidang agama. Dua organisasi yang pernah melibatkan Zoelva antara lain Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia dan Deputy Chairman Asean Muslim Youth Secretariat [AMSEC] yang berada di Kuala Lumpur.
Itulah beberapa hal yang bisa diketahui dari sosok yang selalu terlihat rapi dan menawan ini. Meski usianya telah memasuki kepala lima, namun penampilannya masih terlihat menarik. Dan yang lebih penting lagi, bukan hanya sosoknya yang menarik. Namun juga kemampuan dan juga pengalamannya sangat menarik, karena dapat menjadi motivasi untuk masyarakat. Semoga ia tetap memegang teguh amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua MK.
Ingin kenal lebih dekat dan mendalami karya pemikirannya? Silakan bergabung di blog pribadinya yang beralamat di http://hamdanzoelva.wordpress.com/
Selamat bergabung!
Posting Komentar