Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 10.00
PHYLOPOP.com - Libur lebaran menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka yang menjajakan makanan tradisional laris manis diserbu pengunjung.

Tiwul dan belalang goreng adalah dua hidangan yang paling dicari. Terbuat dari tepung singkong, tiwul memang cukup mengenyangkan untuk mengganjal perut. Parutan kepalanya menambah gurih.

Sedang belalang goreng, punya cita rasa yang unik. Ia digoreng kering sehingga renyah saat digigit.

Bagi penggemarnya, kedua sajian itu bagai klangenan. “Saya kangen makan tiwul dan belalang goreng. Mumpung ke Yogya, saya sempatkan beli,” kata Sudeng, wisatawan asal Cilegon, Jawa Barat.

Harga makanan tradisional itu sangat terjangkau. Seporsi tiwul ayu hanya Rp15 ribu, sedang setoples belalang goreng hanya dijual seharga Rp12 ribu. Diakui Slamet Riyadi, salah satu produsen tiwul di Gunung Kidul,permintaan makanan tradisional itu meningkat saat libur lebaran.

“Permintaan meningkat tiga kali dibanding hari biasanya,” katanya.

Suvenir
Selain berburu makanan tradisional, wisatawan seperti Sudeng yang datang ke Gunung Kidul juga menyempatkan berekreasi. Kebanyakan, mereka memilih ke pantai dan membeli beberapa suvenir.

Cenderamata yang sering jadi pilihan adalah kaus oblong, terutama yang membanggakan Gunung Kidul. Aditya Putra, produsen kaus khas Gunung Kidul menuturkan, permintaan suvenir juga meningkat.

“Sejak dua hari terakhir, permintaan meningkat dua kali lipat dianding hari biasa,” ia menjelaskan. Sampai-sampai, pemuda itu mengaku kewalahan. Sebab, ia baru memanfaatkan penjahit lokal saja.

Hari biasa, rata-rata ia menghabiskan puluhan kaus. Namun dua hari terakhir, Aditya bisa menjual ratusan lembar kaus dari gerainya.
Kebetulan, suvenir miliknya telah diakui oleh Wakil Bupati Gunung Kidul, Imawan Wahyudi sebagai salah satu oleh-oleh khas pada awal 2014.

Bagaimana? Phylovers berani mencoba?

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.