Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 10.00
PHYLOPOP.com - Tahukah Phylovers kapan bumi lahir? Mmm.. rasanya susah menjawab pertanayaan tersebut karena saat bumi lahir Phylovers sendiri entah dimana adanya. Tapi tenang saja, karena ilmu pengetahuan mampu menjawab pertanayaan tersebut.

Menurut kajian ilmiah berbagai ilmuwan, bumi lahir sekitar 4,54 miliar (4,54×109) tahun yang lalu. Ia lahir melalui akresi dari nebula matahari. Pelepasan gas vulkanik diduga menciptakan atmosfer tua yang nyaris tidak beroksigen dan beracun bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup masa kini. Sebagian besar permukaan Bumi meleleh karena vulkanisme ekstrem dan sering bertabrakan dengan benda angkasa lain.

Sebuah tabrakan besar diduga menyebabkan kemiringan sumbu Bumi dan menghasilkan Bulan. Seiring waktu, Bumi mendingin dan membentuk kerak padat dan memungkinkan cairan tercipta di permukaannya. Bentuk kehidupan pertama muncul antara 2,8 dan 2,5 miliar tahun yang lalu. Kehidupan fotosintesis muncul sekitar 2 miliar tahun yang lalu, nan memperkaya oksigen di atmosfer. Sebagian besar makhluk hidup masih berukuran kecil dan mikroskopis, sampai akhirnya makhluk hidup multiseluler kompleks mulai lahir sekitar 580 juta tahun yang lalu. Pada masa inilah awal mula adanya kehidupan di bumi.

Selanjutnya, Phylovers tahukah bahwa selama ini bumi tidak selamanya aman? Yup, benar sekali. Sejak kelahirannya, bumi selalu mendapat ancaman dari berbagai hal, misalnya tubrukan meteor dan ancaman badai matahari. Dua ancaman tersebut paling sering dialami bumi dan telah mengakibatkan dampak nyata bagi kehidupan manusia dan alamnya.

Nah Phylovers, baru-baru ini para ilmuwan menemukan kenyataan bahwa bumi beserta isinya sedang dalam ancaman lagi. Ancaman ini bahkan katanya akan lebih besar dari yang sebelumnya. Hal ini dikarenakan akan terjadinya solar superstorm atau badai matahari super yang terjadi di permukaan matahari. Badai ini dibarengi dengan keluarnya sebuah gelembung besar yang bisa merambat ke luar angkasa, termasuk bumi.

Seperti yang diberitakan Daily Mail, Jumat 1 Agustus 2014, letusan di permukaan matahari itu akan disertai dengan Coronal Mass Ejections (CME). CME sendiri merupakan peristiwa paling enerjik di tata surya ini. Saat berlangsung, sebuah gelembung besar akan tercipta dan memuntahkan medan plasma dan magnetik dari permukaan matahari ke ruang angkasa.Fenomena ini mengakibatkan badai matahari dengan kekuatannya mendorong ke arah bumi.

Badai matahari itu akan berdampak signifikan pada kehidupan manusia, khususnya malapetaka bagi sistem komunikasi, pasokan listrik, melumpuhkan transportasi, sanitasi, dan obatan-obatan.

Mengutip dari laman Space.com, akan ada tiga kerusakan terkait dengan bencana tersebut. Pertama, sinar-X dan radiasi ultraviolet dari pijaran matahari akan merusak jaringan radio dan menyebabkan kesalahan navigasi GPS. Kedua, satelit di luar angkasa akan terbakar oleh partikel energik seperti elektron dan proton. Ketiga, magnet plasma dari CME akan melanda bumi di hari berikutnya sehingga akan menghancurkan listrik.

Sebelumnya, badai matahari super ini pernah terjadi di tahun 1859 yang disebut peristiwa Carrington. Hal itu terlihat berkat pengamatan terhadap matahari oleh pesawat ruang angkasa Badan Antariksa Amerika (NASA), STEREO-A, di mana saat itu astronom asal Inggris, Richard Carrington melihat pijaran tersebut.

Berkat STEREO-A, banyak tentang struktur magnetik dari CME, jenis gelombang kejut dan partikel energik yang diproduksi olehnya. Dan yang paling penting dari semuanya, jumlah (peristiwa) CME yang mendahuluinya (sebelumnya).

Dalam 10 tahun ke depan, 12 persen kemungkinan badai matahari seperti peristiwa Carrington bisa terjadi. Hal ini karena bumi berada dalam jalur peristiwa Carrington rata-rata setiap 150 tahun. Ia memprediksikan dengan menggunakan parameter yang disebut DST (Disturbance-Storm Time) yang hasilnya terlihat banyak medan magnet di sekitar bumi bergetar ketika CME meletus di permukaan matahari.

CME besar ini memiliki kekuatan sekitar 1022 kJ energi atau setara dengan 10 miliar bom Hirosima dijatuhkan pada saat itu dan melemparkan sekitar satu triliun kilo partikel menuju bumi dengan kecepatan hingga 3.000 kilometer per detik. Namun, dampaknya terhadap populasi manusia relatif jinak karena infrastruktur elektronik pada kala itu berjumlah tidak lebih dari 124.000 mil (200.000 km) dari garis telegraf.

Perisitiwa seperti itu takkan terelakkan. Sebagai suatu spesies, manusia tidak pernah lebih rentan terhadap bintang terdekatnya. Akan tetapi dalam kemampuan, keterampilan, dan keahlian manusia mampu untuk melindungi diri sendiri.

Semoga saja tida berdampak apa-apa Phylovers!

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.