Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 01.07
PHYLOPOP.com -Andi Alfian Malarangeng mundur sebagai Menpora menimbulkan kekisruhan politik yang luar biasa di tubuh Demokrat. Tapi, kemundurannya juga menjadi obat penawar paling jitu bagi perbaikan internal Demokrat. Terpatnya, mundurnya Andi Malarangeng akan menyelematkan Demokrat dari "kebangkrutan" akibat banyaknya kader yang tersandung kasus korupsi.

Pertanyaan besarnya adalah siapakah yang bakal menggantikan Andi Malarangeng sebagai Menpora?

Berbagai media dan kalangan sudah banyak berspekulasi terkait bakal calon menteri baru itu. Namun dari sekian banyak nama, berdasarkan pantauan Phylopop, yang paling santer diberitakan adalah 4 nama berikut ini.

1. Fauzi Bowo

Banyak diberitakan bakal menjadi calon Menpora membuat nama Fauzi Bowo kembali dikenang masyarakat khususnya warga Jakarta. Mantan Gubernur DKI ini patut berada di urutan pertama sebagai calon yang bakal menduduki jabatan Menpora sepeninggal Andi Malarangeng.

Paling tidak, isu yang mengaitkan dirinya bakal menjadi calon menteri bakal mengembalikan semangat politik baru bagi Bang Foke pasca kekalahannya bersaing merebut kursi nomor satu DKI beberapa waktu yang lalu. Jika benar akan dipercaya presiden sebagai Menpora, ibarat pepatah "kalau rezeki nggak kemana" bakal berpihak pada Foke.

2. Khatibul Umam Wiranu

Anggota DPR dari Partai Demokrat ini juga santer diberitakan bakal menggantikan Andi Malarangeng sebagai Menpora. Sepak terjangnya juga banyak dikenal orang terutama di tubuh Demokrat sekarang dan PKB dulunya.

Walau kini menjadi anggota DPR dari Partai Demokrat serta menjadi Sekertaris Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat ini tak menjadikan Khatibul Umam berpuas diri. Dalam Kongres Ansor pada 23-27 Desember 2010 di Surabaya Khatibul maju menjadi salah satu kandidat Ketua Umum GP Ansor.

Politikus yang mendapat julukan politikus sarungan itu di awal tahun 2000 memang dikenal oleh publik sebagai politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Khatibul Umam Wiranu juga sempat menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) dalam masa bakti tahun 2000-2004 sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) Alwi Shihab yang dipilih menjadi Menteri Luar Negeri di era Presiden KH Abdurrahman Wahid. Namun di periode kepemimpinan tahun 2009-2014, Khatibul Umam Wiranu bergabung ke Partai Demokrat dengan menjadi anggota Komisi II DPR.

3. Felix Wanggai

Saat ini Felix Wanggai menjadi Staf Khusus Presiden (SKP) Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah.

Sebelum menjadi staf khusus, Velix adalah Staf Perencana pada Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Velix yang dilahirkan di Jayapura, Papua, pada  16 Februari 1962 ini meraih sarjana strata 1 di bidang Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada.


Velix pernaj menimbulkan kehebohan, yang mungkin berskala nasional, ketika pada tahun 1994 mendeklarasikan pendirian Dewan Mahasiswa UGM. Dewan Mahasiswa merupakan sebuah nama yang sudah dikubur Orde Baru dalam Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kampus atas nama ketertiban umum.

4. Ruhut Sitompul

Blak-blakan dan ceplas ceplos. Itulah ciri khas kader Demokrat yang satu ini. Menurut Phylopop, hadirnya Ruhut Sitompul di tubuh Demokrat membawa dua sisi, positif dan negatif. Terkadang ungkapan dan pernyataannya yang blak-blakan Ruhut Sitompul menjadi strategis yang ampuh bagi upaya perbaikan internal Demokrat dikala banyak kalangan mencerca. Tapi juga membuat Demokrat kehilangan muka karena pernyataannya yang selalu kontroversi. 

Meski Ruhut mulai terjun ke dunia politik sejak muda, namun sampai pada tahun 2003, karir berpolitiknya belum cukup terlihat. Hingga pada tahun 2004 ia beralih partai dari partai Golkar menuju partai Demokrat.

Banyak yang mengira perpindahan Ruhut diduga karena saat itu Akbar tanjung tak lagi menjabat sebagai Ketua Umum. Mengingat posisinya di Golkar saat itu sudah menduduki posisi nyaman (meski tak terlihat greget politiknya). 

Rupanya perpindahan ayah dari Christian Husein Sitompul ini menyebabkan Ruhut merasakan posisi di atas angin. Ia merasakan kebebasan dalam mencari jati dirinya dalam berpolitik. Demokrat merupakan partai yang baru saat itu, sehingga kehadiran Ruhut sangat dibutuhkan saat dalam keadaan berselisih pendapat. Ia dianggap jago bersilat lidah mengingat profesinya adalah seorang pengacara.

Lalu apa jadinya seorang Ruhut Sitompul jika menjadi Menpora? Akankah sifatnya bisa membangkitkan kembali kejayaan pemuda, khususnya olahraga Sepok Bola Nasional? Kita tunggu aja sepak terjangnya.

Salam Phylovers.


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.