Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 20.43
PHYLOPOP.com - Bulan Ramadhan adalah bulan Ibadah, bulan berbuat baik, bulan kebaikan, bulan simpati, bulan pembebasan dari neraka, bulan kemenangan atas nafsu, dan kemenangan.

Pada bulan tersebut, Allah melimpahkan banyak kerunia kepada hamba-Nya, dilipatgandakan pahalanya, dan jaminan ampunan dosa bagi siapa yang bisa memanfaatkannya. Selain berpuasa, berikut kami sarikan beberapa amalan yang dianjurkan baginda Rasulullah SAW selama Ramadhan.

Al-Qiyam/Shalat Malam/Tarawih

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda “"Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).

Qiyamul lail sudah menjadi rutinitas Nabi dan para sahabat. 'Aisyah Ra berkata, "Jangan tinggalkan shalat malam, karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkannya. Apabila beliau sakit atau melemah maka beliau shalat dengan duduk" (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

Shadaqah

Rasulullah adalah manusia paling dermawan. Beliau lebih demawan lagi saat Ramadhan. Beliau menjadi lebih pemurah dengan kebaikan daripada angin yang berhembus dengan lembut. Beliau bersabda, "Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan" (HR. al-Tirmidzi dari Anas). Di antara bentuk shadaqah yang dianjurkan adalah memberi makan orang miskin/kurang mampu dan hidangan berbukan bagi orang puasa.

Bersungguh-Sungguh Membaca Al-Qur'an

Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran. Kita juga bisa lihat puasa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam diiringi dengan qira'ah Al-Qur'an dan mentadabburinya. Malaikat Jibril selalu datang kepada beliau setiap bulan Ramadhan untuk memperdengarkan bacaan Al-Qur'annya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata: Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam orang yang paling pemurah dalam kebaikan. Beliau akan semakin dermawan pada Ramadhan saat Jibril mendatanginya dan mengkaji Al-Qur'an dengannya. Adalah Jibril mendatanginya setiap malam dari malam-malam bulan Ramadhan dan memperdengarkan Al-Qur'an darinya. Maka pada saat ditemui Jibril itu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjadi lebih pemurah dengan kebaikan daripada angin yang berhembus dengan lembut." (HR. Bukhari dan Muslim).

Duduk di Masjid Sampai Matahari Terbit

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, apabila shalat Shubuh beliau duduk di tempat shalatnya hinga matahari terbit (HR. Muslim). Keutamaan ini berlaku pada semua hari, lalu bagaimana kalau itu dikerjakan di bulan Ramadhan? Bersemangat menggapainya dengan tidur di malam hari, meneladani orang-orang shalih yang bangun di akhirnya, dan menundukkan nafsu untuk tunduk kepada Allah dan bersemangat untuk menggapai derajat tinggi di surga.

I'tikaf

Rasulullah senantiasa beri'tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. Dan pada tahun akan diwafatkannya, beliau beri'tikaf selama 20 hari (HR. Bukhari dan Muslim). I'tikaf merupakan ibadah yang berkumpul padanya bermacam-macam ketaatan; berupa tilawah, shalat, dzikir, doa dan lainnya.

Bagi orang yang belum pernah, i'tikaf dirasa sangat berat. Namun, pastinya ia akan mudah bagi siapa yang Allah mudahkan. Dianjurkan i'tikaf di sepuluh hari terakhir adalah untuk mendapatkan Lailatul Qadar.

Menghidupkan Lailatul Qadar

Allah Ta'ala berfirman "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadar: 1-3). Rasulullah berusaha mencari Lailatul Qadar dan memerintahkan para sahabatnya untuk mencarinya.

Beliau juga membangunkan keluarganya pada malam sepuluh hari terakhir dengan harapan mendapatkan Lailatul Qadar. Dalam Musnad Ahmad, dari Ubadah secara marfu', "Siapa yang shalat untuk mencari Lailatul Qadar, lalu ia mendapatkannya, maka diampuni dosa-dosa-nya yang telah lalu dan akan datang."

Memperbanyak Dzikir, Doa dan Istighfar

Sesungguhnya malam dan siang Ramadhan adalah waktu yang mulia dan utama. Manfaatkan dengan memperbanyak dzikir dan doa, khususnya pada waktu-waktu istijabah, di antaranya:

Pertama, saat berbuka, karena seorang yang berpuasa saat ia berbuka memiliki doa yang tak bisa ditolak.

Kedua, sepertiga malam terkahir saat Allah turun ke langit dunia dan berfirman, "Adakah orang yang meminta, pasti aku beri. Adakah orang beristighfar, pasti Aku ampuni dia."

Ketiga, beristighfar di waktu sahur, seperti yang Allah firmankan, "Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Al-Dzaariyat: 18).

Wallahu A'lam Bishawab!


Oleh: 
Zainudin
Widyaiswara Kemendagri

Tulisan ini pernah dimuat di Buletin Jum'at Suara Widyaiswara Kementerian Dalam Negeri, Edisi 2, 09 Ramadhan 1436 H, Jum’at, 26 Juni 2015.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.