Iqyzain I Make Up Artist and Wedding Gallery 20.29
PHYLOPOP.com - Marhaban ya Ramadhan, selamat datang bulan suci Ramadhan. Tidak terasa, tahun ini kita telah memasuki bulan Ramadhan 1436 Hijriah. Tentu suatu kebahagiaan tak ternilai bisa menjumpainya di tahun ini. Sementara sebagian saudara kita tidak mendapatkannya.

Sebagai ungkapan rasa syukur itu, mari kita tunjukkan kebulatan tekad untuk menuntaskan bulan suci ini dengan berbagai ibadah dan amal shaleh. Salah satu wujud kebulatan tekad tersebut dapat ditempuh dengan memperdalam pemahaman kita tentang hal-hal penting terkait Ramadhan yang barangkali selama ini kita keliru memaknainya.

Hal-hal penting terkait Ramadhan ini disarikan dari Hadits Al-Bukhari, nomor hadist 1894 sampai nomor 1933.

Puasa Adalah Perisai Diri

Puasa adalah perisai diri (dari api neraka), maka seseorang yang sedang berpuasa janganlah menggauli istrinya, berkata kotor dan berbuat jahil. Jika dia diajak bertengkar atau dicaci  hendaklah dia mengatakan, "Saya sedang berpuasa".

Allah 'Azza wa Jalla berfirman: "Hambaku meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena aku. Puasa itu bagi-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya, dan setiap kebaikan akan dibalas 10 kali”.

Pintu Rayyan Bagi Yang Berpuasa

Diriwayatkan dari Sahl r.a bahwa Nabi Muhammad Saw pernah bersabda: "Di surga ada sebuah pintu bernama Ar-Rayyan yang kelak pada hari kiamat akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa, tanpa ada seorangpun selain mereka yang memasukinya. Dikatakan pada hari itu, "mana orang-orang yang berpuasa?" Maka mereka pun bangkit untuk memasuki pintu itu tanpa seorangpun selain dari mereka yang memasukinya. Ketika mereka sudah masuk semua, pintu itu ditutup dan tidak ada lagi seorangpun yang memasukinya.

Tentang Hilal

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasullah Saw bersabda: "Apabila kamu melihat hilal (pada awal malam Ramadhan), maka berpuasalah dan apabila kamu melihat hilal (pada awal malam Syawal), maka hentikan puasa, dan apabila di langit diselimuti awan (sehingga hilal tidak terlihat), maka genapkan Ramadhan (30 hari)".

Hindari Ucapan/Perbuatan Jelek

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata: Rasulullah Saw pernah bersabda: "Siapa yang berpuasa tanpa meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta/jelek, maka Allah tidak membutuhkan puasa".

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, "Semua amal ibadah anak Adam adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, karena puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya". Pada bagian akhir hadis disebutkan: "Orang yang berpuasa mendapat dua kesenangan, dia merasa senang ketika bertemu dengan Tuhannya, dia juga merasa senang dengan pahala puasanya".

Puasa Mengendalikan Hawa Nafsu

Diriwayatkan dari 'Alqamah bahwa Abdullah r.a mengatakan: Suatu ketika kami bersama Nabi Muhammad Saw, kemudian beliau bersabda: "Laki-laki yang sudah mampu menikah hendaklah ia menikah, karena menikah akan membuat pandangan matanya lebih merunduk dan membuat kemaluannya lebih terjaga. Siapa yang belum mampu menikah hendaklah ia berpuasa, karena puasa akan melerai nafsunya".

Hitungan Hari Puasa Ramadhan

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, bahwa Rasulullah bersabda: "Satu bulan itu bisa 29 hari, maka janganlah kamu berpuasa Ramadhan sebelum kamu melihat hilal dan apabila langit berawan (sehingga kamu tidak melihat hilal), maka genapkanlah Sya'ban 30 hari".

Diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a, bahwa Nabi Saw pernah bersumpah untuk menjauhi istri-istrinya selama sebulan. Setelah berlalu 29 hari beliau datang pada pagi atau sore hari, lalu ditanyakan kepada beliau: "Anda telah bersumpah menjauhi istri-istri Anda selama satu bulan (mengapa sekarang anda datang ?)". Rasulullah Saw menjawab: "Satu bulan itu kadang-kadang 29 hari".

Dua Bulan Id Tidak Berkurang Keutamaannya

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi Saw pernah berkata: "Dua bulan Id, Ramadhan dan Dzul Hijjah tidaklah berkurang keutamaannya (meskipun kadang-kadang 29 hari)".

Larangan Puasa Mendekati Ramadhan

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Janganlah seseorang dari kamu mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu hari atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi orang yang sudah terbiasa berpuasa sunnat yang kebetulan waktunya pada hari itu, maka ia boleh berpuasa".

Jeda Sahur dan Sholat Subuh

Diriwayatkan dari Anas r.a bahwa Zaid bin Tsabit r.a mengatakan: Kami makan sahur bersama Rasulullah Saw, kemudian beliau berdiri untuk melaksanakan shalat (Subuh). Ditanyakan kepada Zaid: Berapa lama kira-kira antara azan dengan sahur ? Dia menjawab: Kira-kira bacaan 50 ayat Al-Quran.

Sahur Tidak Wajib Tetapi Berkah 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, dia berkata: Nabi Saw pernah bersabda: "Makan sahurlah, karena makan sahur itu mengandung berkah".

Berpuasa dlm Keadaan Junub Ketika Subuh 

Diriwayatkan dari Aisyah dan Ummu Salamah r.a bahwa ketika fajar tiba, Rasulullah Saw pernah dalam keadaan junub sehabis menggauli istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa.

Memeluk Istri Saat Berpuasa

Diriwayatkan dari Aisyah r.a, dia berkata: Nabi Saw pernah mencium dan memeluk istrinya ketika beliau sedang berpuasa, dan beliau adalah orang yang paling mampu mengendalikan diri dibanding kalian semua.

Makan dan Minum Karena Lupa 

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Apabila seseorang lupa (bahwa ia sedang berpuasa) kemudian ia makan dan minum, maka hendaklah ia lanjutkan puasanya, karena demikian itu berarti ia diberi makan dan minum oleh Allah".

Demikian ulasan kami semoga menambah hikmah dan pahala selama Ramadhan ini bagi yang membacanya. Wallahu A'lam Bishawab!


Oleh: 
Zainudin
Widyaiswara Kemendagri

Tulisan ini pernah dimuat di Buletin Jum'at Suara Widyaiswara Kementerian Dalam Negeri, Edisi 1, 02 Ramadhan 1436 H, Jum’at, 19 Juni 2015.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.