PHYLOPOP.com - Internet merupakan jaringan informasi dan komunikasi buah revolusi dalam perkembangan teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi terjadi karena adanya konvergensi antara teknologi komunikasi, komputer, dan penyiaran (broadcasting). Jaringan internet telah menjadi kebutuhan banyak orang, sehingga mempengaruhi berbagai kehidupan. Internet berkembang dari media pertukaran informasi menjadi sarana untuk melakukan berbagai kegiatan, termasuk dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran.
Untuk itu dunia pendidikan perlu membuat sebuah sistem pendidikan berbasis pada internet agar dapat menjangkau pengguna yang selama ini memiliki kendala berkaitan tempat (geografis) dan terbatasnya waktu untuk mendapatkan pendidikan. Sedangkan lembaga pendidikan penyelenggaran pembelajaran jarak jauh harus sudah memiliki jaringan global yang terkoneksi dengan internet. Internet ini memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan aplikasi berbasis web. Layanan yang diberikan intrernet antarta lain website (www), web blog (blog), e-mail, transfer file (FTP) dll.
Dalam pembahasan ini, penulis perlu menjelaskan dua layanan yang mirip tapi tak sama, yakni website dan blog.
World Wide Web (WWW) adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau sub domain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet. Sebuah halaman web adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.
Lalu apa itu blog? Blog adalah singkatan dari “web log”. Blog adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan atau posting, pada sebuah halaman blog umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama). Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si admin/pemilik blog tersebut.
Dalam hal ini penulis memilih blog sebagai media Diklat jarak jauh, tentu dengan berbagai pertimbangan dan alasan-alasan.
Pemanfaatan Blog Untuk Pembelajaran Jarak Jauh
Website memang memiliki banyak kelebihan dibanding blog. Website tidak hanya dirancang untuk kebutuhan artikel semata. Website menyediakan banyak kelebihan khusus yang digunakan untuk kebutuhan tertentu seperti sistem absensi pegawai, sistem informasi perpustakaan, web SIA (Sistem Informasi Akademik), sistem informasi kepegawaian, bahkan E-Learning (pembelajaran online). Kelebihan khusus inilah yang tidak dimiliki layanan blog.
Dalam konteks pembelajaran jarak jauh, pemanfaatan blog menurut penulis jauh lebih efektif dibanding melalui layanan website. Bahkan dengan website yang sudah menyediakan layanan khusus E-Learning sekalipun. Beberapa alasan yang dapat penulis ajukan adalah sbb:
1. Bersifat personal
Umumnya blog dipergunakan untuk kebutuhan personal seseorang. Karena itu, rasa kepemilikan terhadap blog jauh lebih tinggi dibanding website. Oleh karena itu, kecenderungan peserta Diklat untuk memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran jarak jauh lebih intens dibanding dengan media website. Selain itu, meskipun dapat diakses secara mudah oleh semua orang, untuk keperluan tertentu blog bisa juga disetting agar hanya bisa diakses oleh peserta Diklat jarak jauh. Setelah Diklat jarak jauh berakhir, blog dapat disetting kembali agar dapat diakses secara terbuka oleh siapapun terhubung dengan internet.
2. Murah bahkan gratis
Di dunia maya, tersedia banyak layanan blog gratis. Dua layanan blog yang umum dipergunakan orang adalah blogspot/blogger dan wordpress. Kedua layanan blog ini tersedia secara gratis. Jika ingin menggunakan layanan domain berbayar, kedua layanan blog ini dapat diintegrasikan agar menggunakan nama domain sesuai yang diinginkan, misalnya menggunakan nama orang atau perusahaan. Untuk pembelajaran jarak jauh, penulis menyarankan nama domain menggunakan nama peserta Diklat.
3. Pembuatan mudah
Untuk mendapatkan layanan blog, hanya dibutuhkan alamat email. Umumnya untuk pembuatan blog harus menggunakan layanan email yang terintegrasi dengan blog. Misalnya hanya bisa menggunakan layanan email @gmail.com untuk membuat blog di blogger/blogspot. Email tersebutlah yang digunakan peserta Diklat untuk membuat blog sebagai media belajar jarak jauh. Dengan sedikit keahlian saja, seseorang dapat membuat blog dengan tampilan dasar yang standar.
4. Isi dan tampilan dapat disesuaikan
Jika ingin memodifikasi agar mengoptimalkan tampilan, memang memerlukan keahlian khusus. Untuk mendapatkan keahlian khusus tersebut, misalnya untuk keperluan pembelajaran jarak jauh, pun sangat mudah, karena banyak blog atau website yang sudah menyediakan artikel tentang tutorial pembuatan blog. Dari tingkat dasar hingga mahir, sampai kepada teknik-teknik mendesain tampilan blog yang menarik. Isi atau konten dan tampilan blog dapat didesain sedemikian rupa untuk kebutuhan pembelajaran jarak jauh. Hal ini memang membutuhkan keahlian, keterampilan, kesabaran, dan ketelitian khusus. Namun jika peserta Diklat belum memiliki keahlian desain blog, penulis menyarankan untuk menggunakan tampilan dan desain yang sudah tersedia di layanan blog.
5. Tidak memerlukan keahlian coding
Tanpa keahlian coding mustahil membuat sebuah website. Hal ini berbeda dengan pembuatan blog karena tampilan dan pengaturan halaman blog sudah tersedia. Peserta Diklat tinggal memilih jenis tampilan yang dibutuhkan atau sesuai selera masing-masing.
6. Notifikasi langsung melalui email
Semua hal yang terjadi di sebuah blog dapat ternotifikasi secara langsung melalui email peserta Diklat sebagai pemilik. Hal ini memudahkan peserta Diklat pemilik blog untuk mengetahui setiap peristiwa yang terjadi di blog. Mulai dari posting bahan ajar (artikel) terbaru, komentar, balasan komentar, permintaan keanggotaan, dll. Tentu hal ini memudahkan peserta terutama jika tidak sedang membuka blognya.
7. Bisa diatur siapa saja yang bisa memposting tulisan
Blog menyediakan pengaturan terhadap siapa saja yang boleh melakukan posting tulisan atau artikel di blog. Layanan ini memungkinkan posting bahan ajar tidak hanya bisa dilakukan oleh peserta pemilik blog, tapi juga bisa dilakukan oleh peserta lain yang bukan pemilik blog, namun tetap menggunakan identitas peserta yang melakukan posting. Layanan ini juga yang memudahkan penyebaran bahan pembelajaran antar peserta Diklat.
8. Mudah bergabung menjadi member
Blog menyediakan layanan khusus untuk bergabung menjadi anggota atau untuk mengikuti artikel-artikel yang termuat di blog peserta yang diikuti. Layanan keanggotaan ini memungkinkan peserta yang menjadi anggota mendapatkan notifikasi melalui emailnya terkait semua tulisan atau artikel yang diposting di blog. Selain itu, layanan ini memungkinkan setiap peserta dapat melihat dan memantau semua bahan ajar yang diposting melalui blog pribadinya.
9. Bahan ajar yang diposting terpantau di blog member
Semua artikel atau bahan ajar yang diposting di blog peserta Diklat akan secara otomatis terpantau di blog peserta yang lainnnya. Antar peserta dapat langsung saling membaca artikel yang diposting oleh peserta lain tanpa perlu mengunjungi blognya. Hal ini hanya bisa dilakukan jika antar peserta Diklat sudah saling menjadi anggota di blog peserta lain, atau dapat dilakukan melalui setting khusus di blog.
10.Keanggotaan member bisa diatur/dibatasi
Kelebihan lain dari blog adalah keanggotaannya bisa diatur. Dalam arti, peserta Diklat pemilik blog dapat mengatur siapa saja yang boleh menjadi anggota, dan boleh membaca artikel di blognya. Oleh karena itu, informasi atau bahan ajar hanya tersebar dan hanya dapat dibaca oleh anggota yang sudah ditentukan. Jika Diklat jarak jauh telah selesai, peserta pemilik blog dapat membuka akses blognya agar dapat dikunjungi oleh khayalak secara bebas.
11.Pengunjung dapat meninggalkan komentar
Jika website biasa hanya menyediakan komunikasi satu arah, pengunjung hanya menerima apa yang mereka baca di halaman website tersebut tanpa bisa mengomentarinya, sedangkan blog memberikan komunikasi dua arah antara peserta pemilik blog dengan peserta pengunjung blog. Bahan ajar yang di publikasi dapat diberi komentar, dan komentar dapat dibalas dengan pengunjung lain ataupun peserta pemilik blognya.
12.Artikel atau konten mudah di-update secara berkala
Ini juga salah satu perbedaan yang menonjol blog dengan website. Karena dikhususkan untuk kalangan pribadi, blog dapat di-update secara berkala. Meski tidak setiap hari, tapi blog identik dengan update posting. Beda halnya dengan website, sekali update langsung jalan dan informasinya cenderung tidak berubah-ubah. Dalam hal ini, peserta Diklat dapat memposting bahan ajar secara mudah dan berkala, baik berupa tugas yang diberikan mentor, maupun bahan ajar mentor dan tulisan pribadi peserta Diklat itu sendiri.
13.Artikel diurutkan secara kronologis
Awal perkembangannya, blog memang diperuntukkan sebagai buku harian atau wadah untuk menulis inspirasi di dunia maya, tempat mengungkapkan isi hati dan tempat curhat. Untuk itu, blog diurutkan berdasarkan waktu. Namun, perkembangan saat ini blog juga digunakan untuk berbagi informasi (posting tutorial), media iklan, toko online, bahkan sebagai media pembelajaran. Peserta Diklat dapat memantau secara berkala, berdasarkan urutan tanggal posting terhadap artikel atau bahan ajar yang diposting. Jika pun sebuah bahan ajar lupa diposting pada hari yang sama saat mendapatkan bahan ajar dari mentor, peserta Diklat dapat mengatur hari dan tanggal postingnya mundur atau maju dari tanggal yang seharusnya.
14.Mudah dalam menambahkan konten baru
Karena blog diciptakan sebagai buku harian online maka fiture yang diutamakan adalah mudah dalam mengelola bahan ajar untuk update setiap saat. Hal ini membuat peserta Diklat yang awam pun dapat mempublikasikan tulisannya dengan mudah, dan mendorong penyebaran blog.
Kesiapan Mentor dan Peserta
Belajar menggunakan media blog dalam proses pembelajaran atau proses pembelajaran berbasis blog berbeda dengan pembelajaran konvensional atau bahkan dengan e-learning. Pembelajaran konvensional dilakukan secara tatap muka dan dibatasi oleh ruang dan waktu tertentu. Sementara pembelajaran melalui e-learning dalam beberapa hal memiliki kemiripan dengan pembelajaran berbasis blog. Hal ini dikarenakan antara belajar dengan e-learning dan blog sama-sama memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarananya. Lebih khusus, kedua pembelajaran ini memiliki kesamaan dalam hal pemanfaatan jaringan internet sebagai medianya.
Akan tetapi, proses pembelajaran e-learning tidak melulu menggunakan jaringan internet, sementara pembelajaran berbasis blog niscaya menggunakan jaringan internet. Hal ini dikarekan blog hanya bisa diakses melalui layanan jaringan internet. Hal ini pula yang menjadi titik kelemahan pembelajaran berbasis blog, terutama jika peserta Diklat berada di daerah-daerah yang sulit terjangkau atau bahkan tidak ada akses internetnya. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengembangan pembelajaran berbasis blog.
Oleh karena sifatnya yang khas dan berbeda dari pembelajaran konvensional dan e-learning, proses pembelajaran berbasis blog memerlukan penanganan khusus. Mentor, peserta bahkan daerah asal peserta menjadi titik fokus perhatian dan menjadi bahan pertimbangan.
Dari segi mentor, tentulah seorang mentor dalam Diklat berbasis blog memiliki kemampuan khusus dalam bidang pemanfaatan teknologi informasi, khususnya dalam hal membuat, merancang, mendesain dan mengembangkan sebuah blog. Paling tidak, kemampuannya dalam memanfaatkan teknologi informasi haruslah di atas kemampuan rata-rata peserta. Mentor, tentunya juga peserta Diklat, harus memiliki blog sebagai media pembelajaran. Blog yang digunakan peserta bisa blog pribadi yang sudah ada, atau blog baru yang dibuat khusus untuk Diklat. Namun dalam hal ini, penulis menyarankan blog yang dipakai sebagai media pembelajaran adalah blog baru yang dibuat khusus untuk pembelajaran jarak jauh, dengan menggunakan nama pribadi peserta sebagai domainnya. Jika memungkinkan, peserta Diklat dapat memanfaatkan domain berbayar seperti .com, .net, .id, .info dll. Untuk keseragaman, sebaiknya menggunakan layanan domain berbayar yang sama untuk semua peserta dan mentor, misalnya www.namapeserta.info atau www.namapeserta.net.
Dari segi peserta, selain harus memiliki blog pribadi sebagai media pembelajaran, peserta juga dituntut memiliki kemampuan dasar mengelola dan mendesain sebuah blog. Untuk memiliki kemampuan ini, penyelenggara Diklat dapat melakukan menjaringan peserta dengan persyaratan calon peserta sudah memiliki blog atau memiliki kemampuan membuat, mendesain dan mengelola sebuah blog, meskipun hanya tingkat dasar. Jalan lain yang bisa dilakukan penyelenggara Diklat jarak jauh adalah melakukan pelatihan dasar membuat, mendesain dan mengelola blog kepada calon peserta. Hal ini penting dilakukan agar semua peserta tidak mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran berbasis blog.
Hal yang tak kalah penting adalah terkait teknik pemilihan lokasi calon peserta. Meskipun diklat berbasis blog bisa dilakukan tanpa terbatas oleh suatu jarak, waktu dan tempat tertentu, tentu daerah asal peserta perlu menjadi pertimbangan. Penjaringan calon peserta hanya boleh dilakukan jika daerah peserta tersedia jaringan internet, baik melalui warung internet, menggunakan modem, atau memanfaatkan jaringan wifi yang tersedia di cafe, mal, kampus, rumah sakit dan tempat umum lainnya. Perlu dipastikan juga bahwa jaringan internet di daerah peserta tidak mengalami gangguan, agar peserta dapat mengikuti semua tahap pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Proses Pembelajaran Berbasis Blog
Setelah mentor, peserta dan daerah peserta sudah tidak menjadi kendala, barulah sebuah proses Diklat berbasis blog bisa dilakukan. Tentu proses pembelajarannya berbeda dengan proses pembelajaran dengan menggunakan metode atau sarana lainnya. Proses pembelajaran berbasis blog dapat dilakukan meskipun penyelenggara, mentor, dan peserta saling berjauhan bahkan tidak saling mengenal secara personal.
Hal pertama yang dilakukan adalah penyelenggara Diklat atau mentor membuat dan membangun sebuah blog sebagai media untuk menjaring peserta Diklat. Dalam hal ini kita sebut sebagai blog utama. Blog utama bisa dimanfaatkan dengan berbagai keperluan, mulai dari penjaringan/seleksi peserta, pendaftaran calon peserta, media tanya jawab, media informasi tentang Diklat yang akan dilaksanakan, maupun sebagai forum diskusi antar peserta saat pedaftaran, pelaksanaan dan setelah Diklat berakhir.
Lebih dari itu, blog utama menjadi media pembelajaran, baik untuk mendownload bahan ajar/modul, jadwal Diklat, menonton video tentang Diklat, maupun sebagai media saling tukar info dan materi Diklat. Melalui blog utama tersebut pula, mentor atau penyelenggara Diklat menyebarkan materi Diklat secara berkala sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Semua peserta juga dituntut untuk selalu memantau blog utama untuk mengetahui materi Diklat yang diposting atau melihat blog pribadinya untuk mengetahui notifikasi materi Diklat yang diposting di blog utama. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta juga harus diposting secara berkala sesuai jadwal yang ditentukan. Selanjutnya jawaban peserta dari tugas tersebut dapat dikirim melalui forum khusus yang tidak bisa diakses oleh peserta lain. Alternatif lainnya adalah setiap blog peserta harus diseting agar tidak bisa dicopy oleh peserta lain atau pengunjung blog. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya plagiat jawaban antar peserta.
Tidak hanya blog utama tentunya yang harus menjadi perhatian mentor atau penyelenggara. Blog para peserta pun harus menjadi perhatian agar blog tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh peserta sebagai media pembelajaran, baik untuk mengakses materi Diklat, melihat video tutorial tertentu, mengirim tugas, menanggapai atau mengomentasi materi Diklat, atau untuk forum-forum lain yang terkait dengan proses pembelajaran. Dengan kata lain, jangan sampai tampilan, fitur dan desain blog peserta justru menyulitkan peserta dalam proses pembelajaran. Mentor atau penyelenggara perlu menentukan standar yang ketat tentang fitur, tampilan atau desain minimal yang tersedia di blog peserta.
Fitur, tampilan atau desain tersebut tentunya dipergunakan untuk mendukung proses pembelajaran agar berjalan sukses dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Segala aktivitas yang terjadi di blog peserta juga perlu diatur dengan standar tertentu untuk menghindari adanya konten atau muatan-muatan yang tidak relevan dengan proses pembelajaran, atau bahkan mengganggu proses pembelajaran. Lebih dari itu, fitur dan tampilan blog peserta haruslah membuat peserta pemilik blog, peserta lain, atau bahkan pengunjung umum merasa nyaman mengunjungi blog tersebut.
Penutup
Dewasa ini, banyak media dan sarana yang digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya pembelajaran jarak jauh. Penyebaran berbagai media dan sarana tersebut tentu menjadi kabar gembira bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang memerlukan media dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Terlebih pemanfaatan media dan sarana tersebut tidak lagi dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu tertentu. Salah satu media yang bisa digunakan adalah media blog. Dibanding media lain, blog tentu memiliki keunggulan tersendiri, di antaranya pembuatan dan pemanfaatannya sangat mudah dan murah atau bahkan gratis.
Penulis merekomendasikan pemanfaatkan media blog dalam pembelajaran jarak jauh dikarenakan sejauh ini pemanfaatan blog lebih banyak dipakai untuk pengganti buku harian, menyalurkan hoby menulis, menyebarkan isu dan informasi, sebagai media iklan, bahkan sering dipakai sebagai media belanja online. Kini, sudah saatnya blog dimanfaatkan untuk mencerdaskan generasi bangsa secara langsung melalui Diklat, khususnya bagi peserta Diklat.
Pemanfaatan blog dalam dunia belajar mengajar jarak jauh memang bukanlah hal yang umum, bahkan belum pernah dilakukan oleh penulis sendiri pun. Tulisan ini barulah dalam tataran konsep, dengan harapan suatu saat penulis sendiri atau pembaca tulisan ini dapat mengaplikasikannya secara langsung. Tentu hal ini tidaklah mudah, karena selain merupakan media baru dalam proses pembelajaran jarak jauh, juga memerlukan keahlian dalam pengelolaan dan pemanfaatan teknologi informasi, khususnya blog.
Jakarta, 05 Februari 2015
Penulis:
Zainudin
Widyaiswara Muda Badan Diklat Kemendagri
Artikel ini ditulis sebagai tugas Mata Diklat Pembelajaran Jarak Jauh (pengampu Dr. Wahyu Suprapti, M.Psi-T) pada pelaksanaan Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya Angkatan I Tahun 2015 yang dilaksanakan pada tanggal 02 s.d. 14 Februari 2015 bertempat di Badan Diklat Kemendagri Jl. TM. Pahlawan Nomor 8 Kalibata Jakarta Selatan
Posting Komentar