PHYLOPOP.com - Siapa sangka ternyata jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter kerap mendorong kecemasan dan mengurangi kepercayaan diri seseorang.
Hal tersebut diungkapkan psikolog Universitas Salford, Inggris setelah melakukan survei terhadap 285 mahasiswa yang menjadi partisipan.
Hasilnya, 53 persen dari partisipan mengaku jejaring sosial telah merubah perilaku mereka sehari-hari. Selain itu, 51% partisipan menjawab dampak yang terjadi itu ke arah negatif seperti rendah diri.
Umumnya, para partisipan merasa rendah diri ketika membandingkan dirinya dengan penghargaan temannya di jagat jejaring sosial.
Seperempat dari partisipan survei mengalami keretakan hubungan atau ketidaknyamanan di tempat kerja setelah konfrontasi yang dilakukan lewat jejaring sosial. Hebohnya lagi, dua pertiga dari partisipan menyatakan mereka kesulitan untuk beristirahat setelah terkoneksi dengan situs jejaring sosial.
"Saya pikir kunci utamanya adalah orang-orang sudah mulai berpikir teknologi yang mengendalikan mereka. Kita dapat mematikan gadget, tapi kebanyakan dari kita lupa untuk itu (mematikannya)," kata Psikolog Klinis Dr Linda Blair (mediaindonesia.com).
Hal tersebut diungkapkan psikolog Universitas Salford, Inggris setelah melakukan survei terhadap 285 mahasiswa yang menjadi partisipan.
Hasilnya, 53 persen dari partisipan mengaku jejaring sosial telah merubah perilaku mereka sehari-hari. Selain itu, 51% partisipan menjawab dampak yang terjadi itu ke arah negatif seperti rendah diri.
Umumnya, para partisipan merasa rendah diri ketika membandingkan dirinya dengan penghargaan temannya di jagat jejaring sosial.
Seperempat dari partisipan survei mengalami keretakan hubungan atau ketidaknyamanan di tempat kerja setelah konfrontasi yang dilakukan lewat jejaring sosial. Hebohnya lagi, dua pertiga dari partisipan menyatakan mereka kesulitan untuk beristirahat setelah terkoneksi dengan situs jejaring sosial.
"Saya pikir kunci utamanya adalah orang-orang sudah mulai berpikir teknologi yang mengendalikan mereka. Kita dapat mematikan gadget, tapi kebanyakan dari kita lupa untuk itu (mematikannya)," kata Psikolog Klinis Dr Linda Blair (mediaindonesia.com).
Posting Komentar