Monster plastik dalam Launching Kampanye Diet Plastik Circle K mengumpulkan berbagai sampah plastik di Taman Plastik, Bandung.
Bahan plastik diakui sangat memudahkan manusia dalam segala hal. Sifatnya yang ringan dan praktis membuat penggunaan plastik begitu populer di masyarakat. Akan tetapi, plastik berdampak bahaya terhadap lingkungan karena memerlukan waktu ribuan tahun hingga terurai dan menyatu kembali ke alam.
Bahaya seperti ini juga yang membuat peritel asal Kanada, Circle K, mulai berkampanye "Diet Kantong Plastik". Melalui program ini, masyarakat diajak untuk mengurangi konsumsi plastik dengan membawa plastik sendiri dari rumah saat berbelanja ataupun kalau terpaksa bisa membeli plastik seharga Rp 100 atau tas BaGoes seharga Rp 25.000 yang bisa digunakan dalam jangka waktu lama.
"Kantong plastik jadi bagian yang tidak terpisahkan dari perilaku umum. Jadi, kami sadar plastik tidak bisa disetop, tapi bisa dikurangi. Oleh karena itu, kami mengampanyekan Diet Kantong Plastik ini," ujar Corporate Affair Investor Relation Circle K Indonesia Gunawan Indrobaskoro, Minggu (31/10/2010) di Taman Pramuka, Bandung, Jawa Barat.
Diet Kantong Plastik mulai dilakukan hari Minggu (31/10/2010) ini di 300 gerai Circle K yang ada di Bali, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Batam, dan Surabaya. Ia mengaku program ini sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab kepada masyarakat di sekitar Circle K beroperasi.
"Kami meminta masyarakat agar lebih bijak lagi dalam memakai plastik. Kalau mau belanja, ya bawa kantong sendiri dari rumah," ujar Gunawan. Kalaupun misalnya terpaksa dan tidak membawa kantong dari rumah, lanjut Gunawan, pelanggan Circle K bisa membeli plastik Circle K yang bersifat
bio-degradable dan mampu terurai dalam tiga bulan.
"Pilihan lain juga bisa membeli tas BaGoes yang bisa dipakai ribuan kali dan ramah lingkungan hasil kerja sama dengan Greeneration Indonesia," ungkap Gunawan. Adapun tas BaGoes tersebut dijual seharga Rp 25.000, sedangkan plastik Circle K dijual Rp 100. Dana tersebut diakui untuk digunakan kembali bagi kelestarian lingkungan dan program Clean Up Your City (kegiatan bersih kota).
"Kami ingin mendidik masyarakat agar bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya. Kalau mau pakai plastik, ya harus tanggung jawab akan sampah dan dampaknya," ucap Gunawan kepada para wartawan.
Saat ini, konsumsi plastik di Circle sendiri mencapai 300-400 lembar plastik per harinya. Ditargetkan, melalui program ini, dalam setahun Circle K mampu mengurangi pemakaian plastik hingga 10 persen. "Kalau dilihat dari segi biaya, dengan menekan konsumsi kantong plastik memang tidak signifikan bagi perusahaan, paling hanya berkurang jutaan saja. Tapi kami hanya mau mendidik masyarakat," ujar CEO Circle K Indonesia, Cahyadi Heryantio.
* kompas.com