Kepemimpinan Yang Amanah
Pendahuluan
Kepemimpinan adalah sebuah konsep yang merangkum berbagai segi dari interaksi pengaruh antara pemimpin dengan pengikut dalam mengejar tujuan bersama. Seorang pemimpin harus mampu membuktikan diri dalam mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain. Usaha mempengaruhi ini merupakan watak dasar yang menjadi modal utama dalam konsep kepemimpinan. Ia melekat dalam pribadi seorang pemimpin, yang memungkinkannya secara sadar atau tidak memotivasi orang lain untuk mengikuti kehendaknya.
Membangun sikap sebagai pemimpin berarti juga membangun sebuah kesadaran diri bahwa segala tingkah laku dan perbuatan seorang pemimpin akan ditiru dan menjadi landasan bagi orang lain dalam bersikap dan bertingkah laku. Untuk itu, kemampuan seorang pemimpin untuk membawa diri dan membangun citra diri yang positif di mata orang lain menjadi suatu yang mutlak. Untuk mampu membangun citra diri yang positif tersebut, seorang pemimpin memerlukan sebuah “media” yang efektif untuk mengkomunikasikannya. Media tersebut adalah komunikasi itu sendiri, baik komunikasi verbal maupun non verbal.
Kemampuan “bermain” kata-kata (retorika) merupakan prasarat lain seorang pemimpin. Tentu saja, dalam berkomunikasi diperlukan sebuah metode komunikasi yang efektif agar pesan-pesan yang ingin disampaikan tidak disalahartikan oleh orang lain. Komunikasi yang efektif sangat penting bagi seorang pemimpin terutama untuk meningkatkan kemampuannya dalam memimpin. Untuk itu, penguasaan teknik-teknik komunikasi dengan baik merupakan conditio sine qua non bagi seorang pemimpin, yang akan membantunya untuk menjadi seorang pemimpin yang diidamkan setiap orang. Selain itu, kemampuan retorika mutlak harus dikuasai oleh seorang pemimpin karena ia perlu berkomunikasi dengan pengikutnya untuk membantu mereka memahami visi yang ingin dicapai, berbagi informasi mengenai pencapaian dan bagimana mereka dapat berkontribusi untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Kepemimpinan yang Amanah
Hal yang paling mudah dikenali dari seorang pemimpin yang amanah adalah dari sikap dan perilakunya. Seorang pemimpin yang amanah paling tidak menunjukkan tiga hal berikut dalam setiap perbuatan dan tingkah lakunya. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
I. Berwibawa
Kewibawaan seorang pemimpin tercermin pembawaannya yang dapat diandalkan karena ia memiliki kematangan secara emosi. Seorang pemimpin dapat diandalkan janji-janjinya terhadap apa yang dilaksanakannya. Ia bersedia bekerja ikhlas dengan menyebarkan sikap ”enthusiasme” kepada semua orang. Ia mengetahui apa yang akan dilakukan dan menyadari apa yang ingin dicapainya sekarang dan yang akan datang. Pemimpin yang berwibawa mampu membawa diri dengan beragam situasi dan kondisi. Ia mampu memahami secara baik karakter berbagai pribadi meski ia tidak sepenuhnya mengerti.
Pemimpin berwibawa mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok dan juga memiliki kemampuan untuk berhadapan dengan orang-orang dari berbagai kalangan serta mampu melakukan konversasi tentang berbagai subjek. Dengan sifat demikian, orang lain biasanya mengakui dan menempatkan seorang pemimpin lebih kepada kepribadiannya dan bukan apa yang dilakukannya sebagai seorang pemimpin.
Kewibawaan juga terkait dengan kepercayaan. Hal ini dapat dipahami dari dimensi karakter seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang memiliki karakter kepemimpinan yang kuat berarti juga memiliki ”daya” kepercayaan yang tinggi dalam dirinya. Kepercayaan tersebut lahir dari karakter dan kepribadiannya, bukan semata karena ia sebagai pemimpin.
Dimensi karakter biasanya menentukan seberapa jauh seorang pemimpin memperoleh kepercayaan dari dari orang lain atau pengikutnya. Kepercayaan tidak muncul begitu saja, melainkan terbentuk dari suatu proses dan muncul setelah orang lain mengujinya. Keberhasilan seorang pemimpin meraih kepercayaan tersebut sangat ditentukan oleh karakter seorang pemimpin. Karakter yang dimiliki sangat dekat dengan kekuatan seorang pemimpin dalam memiliki etos kerja. Semakin tinggi mutu klarakter dan etika kerja seorang pemimpin, semakin cepat dan tinggi pula kepercayaan yang dicurahkan orang lain kepadanya.
II. Memimpin dengan efektif
Tidak semua pemimpin dapat mencapai tujuan organisasi. Sebagai pemimpin malah membawa kemunduran untuk organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin struktural dan pemimpinan relasional yang efektif memiliki sejumlah karakteristik. Berikut ini adalah sejumlah karakteristik yang perlu dimiliki orang yang ingin jadi pemimpin efektif.
Pertama, memiliki visi ke depan
Kepemimpinan yang efektif dimulai dari visi yang jelas. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seseorang pemimpin adalah seorang inspirator perubahan dan visioner, yaitu memilki visi yang jelas ke mana organisasinya akan menuju. Tanpa visi, kepemimpinan tidak akan ada artinya sama sekali. Selain memiliki visi, seorang pemimpin juga harus memilki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Kedua, cakap secara teknis
Seorang pemimpin tidak harus menguasai tugas pengikutnya secara rinci. Akan tetapi, pemimpin yang baik harus memiliki kecakapan teknis yang berkaitan untuk mencapai tujuan. Misalnya, untuk membangun sebuah gedung tinggi, tentunya dibutuhkan pemimpin proyek yang memilki kecakapan dan pengalaman teknis di bidang tersebut. Tidak mungkin proyek tersebut dipimpin lulusan Sarjana Politik yang belum pernah terlibat sama sekali dalam proyek konstruksi bangunan.
Ketiga, membuat keputusan tepat
Seorang pemimpin harus dapat menyelesaikan masalah dengan membuat keputusan yang tepat. Untuk memutuskan sesuatu, dibutuhkan informasi yang akurat serta perencanaan yang jelas mengenai aktivitas organisasi.
Empat, berkomunikasi dengan baik
Pemimpin harus memastikan setiap deskripsi tugas dimengerti, dilaksanakan, dan diawasi. Setiap perkembangan yang penting perlu dikomunikasikan dengan elemen organisasi agar timbul rasa memiliki. Selain yang berkaitan dengan pekerjaan, pemimpin juga harus dapat menggunakan kemampuan komunikasinya untuk membangun hubungan interpersonal dengan bawahan maupun pihak manajemen.
Lima, memberikan keteladanan dan contoh
Kata-kata tidak akan memiliki kekuatan bila orang yang mengucapkannya melakukan hal yang berlawanan. Pemimpin yang baik tidak saja memberikan arahan, tetapi juga memberikan keteladanan dan contoh yang baik. Seorang pemimpin juga perlu bersikap rendah hati, realistis, dan ramah. Pemimpin yang dianggap menyebalkan tentunya akan sulit untuk mendapatkan penghargaan dari anggotanya.
Enam, mampu mempercayai orang
Tak peduli seberapa hebatnya seorang pemimpin, tetap saja ia tidak akan mampu mengerjakan suatu tugas yang besar dan kompleks sendirian. Seorang pemimpin yang baik, harus dapat menilai kemampuan orang dan mendelegasikan tugas berdasarkan hasil penilaian itu. Ia tidak akan dapat mendelegasikan tugas bila tidak mempercayai orang lain. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat mempercayai orang lain tanpa kehilangan kewaspadaan.
Tujuah, mampu menahan emosi
Pemimpin yang baik perlu memiliki kemampuan menahan emosi. Bukan sekedar hanya menghindari marah-marah yang tidak beralasan, tetapi juga harus mampu menyembunyikan kepanikan dan kekhawatiran dalam menghadapi masalah. Secara psikologis, bila pemimpin terlihat panik, anak buahnya pun cenderung untuk ikut panik.
Delapan, tahan menghadapi tekanan
Pemimpin yang baik harus tahan menghadapi tekanan. Banyak orang berpikir bahwa menjadi pimpinan itu menyenangkan karena tinggal menyuruh saja. Padahal, tekanan terbesar untuk berhasil, berada di pundak pemimpin. Bila pemimpin tidak tahan menghadapi tekanan, ia akan membuat kesalahan-kesalahan fatal yang menggiring pada kegagalan.
Sembilan, bertanggung jawab
Ketika keputusan sudah diambil, semua pihak dalam organisasi harus mendukungnya. Bila ternyata keputusan yang diambil berdampak buruk, maka pemimpin tersebut harus berani bertanggung jawab dan tidak sekedar melemparkan masalah pada orang lain. Tanggung jawab bukan hanya berarti mengakui kesalahan, tetapi juga memberikan solusi dari permasalahan tersebut.
Sepuluh, mengenali anggota
Seorang pemimpin perlu mengenali lebih dari sekedar nama para anggotanya. Pemimpin juga perlu mengetahui kemampuan dan karakter dari anggotanya sehingga tiap orang ditempatkan pada posisi yang tepat dan saling bersinergi.
Sebelas, cekatan dan penuh inovasi
Dalam menghadapi peluang dan ancaman, seorang pemimpin yang baik perlu memilki sifat cekatan serta berani berinovasi. Maksudnya, pemimpin harus sigap terhadap perubahan situasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada dengan sumber daya yang tersedia.
III. Bijak mengambil keputusan
Kemampuan dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat bagi seorang pemimpin merupakan wujud aktualisasi adil dalam bertindak. Mengambil keputusan merupakan hal terpenting dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari seorang pemimpin. Bahkan terkadang, keputusan-keputusan yang ia ambil tersebut mampu membangun kewibawaannya sebagai pemimpin. Untuk itu, seorang pemimpin perlu menguasai tiga varian dalam mengambil keputusan.
Pertama, direktif
Pengambilan keputusan berdasarkan sangat sedikit (bahkan tidak sama sekali), masukan dari orang lain. Kelebihan dari model ini, proses pengambilan keputusan dapat dilakukan relatif cepat. Model ini sesuai bila pemimpin adalah orang yang benar-benar telah berpengalaman dan pernah menghadapi situasi serupa. Di sisi lain, patut dipertimbangkan bahwa kondisi nyata berubah sangat cepat. Solusi yang persis sama belum tentu sesuai untuk keadaaan yang berbeda.
Dua, partisipatif
Semua pengikut memberikan masukan dalam diskusi dan proses pembuatan keputusan. Model ini mengakomodasi sumbangan pikiran dari semua yang terlibat dalam pekerjaan besar tertentu. Akan tetapi, untuk menggunakan cara ini dibutuhkan kepemimpinan yang sangat kuat karena ada kemungkinan berbagai pihak akan bersilang pendapat sehingga proses pengambilan keputusan berlarut-larut dan tidak efektif.
Tiga, konsultif
Merupakan kombinasi dari dua model dua model sebelumnya di mana pemimpin hanya meminta masukan mengenai hal-hal yang diduskusikan. Keputusan yang bersifat strategis (berpengaruh sangat besar dan menyangkut pencapaian visi) dilakukan oleh pemimpin. Model ini sesuai bila ingin mengefektifkan waktu pengambilan keputusan.
Pemimpin yang Amanah sebagai Teladan
Pemimpin adalah teladan. Untuk menjadi teladan, seorang pemimpin yang amanah perlu jujur dalam berucap, sederhana dalam bertindak, tegas dalam bersikap, adil dalam memutuskan perkara, dekat dengan semua orang (kawan maupun lawan), bersih dari image negatif, cepat dan tepat dalam mengambil keputusan, mampu merealisasikan apa yang diucapkan/dijanjikan, jauh dari sifat egosentris dan yang tak kalah penting adalah berjiwa besar terutama dalam hal mengakui kekurangan dan kelemahan diri. Terkait dengan point terakhir, dengan berjiwa besar, mengakui kekurangan dan kelemahan dirinya, seorang pemimpin akan lebih membuka diri terhadap masukan dan kritik dari orang lain, tanpa kehilangan jati diri dan pendiriannya.
Pemimpin yang amanah juga merupakan pemimpin yang bersih. Ia tidak mudah dan tidak akan pernah perpengaruh oleh berbagai godaan, terutama godaan yang bersifat materi dan kemilauan. Materi dan kemilaun adalah dua hal yang selalu melekat dalam diri seorang pemimpin. Di satu sisi ia adalah racun, namun di sisi lain ia menjadi madu. Amanah tidaknya seorang pemimpin terletak pada bagaimana ia memahami materi dan kemilauan itu, apakah materi dan kemilauan itu akan “meracuni’-nya atau justru menjadi penyelamatnya (madu).
Tugas kepemimpinan yang diembankan seorang pemimpin adalah sifat dasar yang amanah. Dengan memiliki sifat yang amanah, seorang pemimpin dapat menjalankan tugas`dan tanggung jawabnya dengan baik, secara lebih mudah, efektif dan efisien dengan mengutamakan kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi atau golongan. Kegagalan menjaga sifat amanah adalah awal kehancuran diri dan para pengikutnya. Ini adalah indikasi kehancuran sebuah organisasi yang dipimpinnya, atau bahkan kehancuran sebuah negara jika ia adalah pemimpin sebuah negeri.
Ciri khas yang membedakan seorang pemimpin dari orang awam adalah ia lebih mengutamakan kepentingan dan keselamatan sebanyak mungkin orang daripada kepentingan dan keselamatan dirinya, tanpa diskriminasi. Bahkan ia dapat berkorban secara sadar untuk kepentingan orang banyak. Ia lebih menempatkan dirinya sebagai makhluk sosial yang dalam dirinya juga melekat kewajiban-kewajiban sosial terhadap sesama. Karenanya, aktualisasi diri dan ketenangan dirinya hanya dapat tercapai jika memenuhi kewajiban-kewajiban sosial tersebut secara baik. Untuk itu, “warna” yang mencolok dari seorang pemimpin yang amanah dalam bersikap adalah ia lebih tenang dalam bersikap, meski nyawanya merasa terancam.
Penutup
Pemimpin yang amanah selain memiliki jiwa sosial yang tinggi, ia juga lebih tenang dalam bersikap. Ia tidak pernah takut terhadap apapun dalam menjalankan tugas yang diembannya. Hal ini memberikan pemahaman bahwa pemimpin yang amanah sangat berkaitan erat dengan sikap ketenangannya. Seorang pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya berusaha menghindar untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan yang ada, atau nilai-nilai moral serta adat dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat.
Dalam memimpin sebuah negeri misalnya, seorang pemimpin yang amanah harus benar-benar mampu menjalankan semua visi dan misi yang telah diproklamirkan sebelum terpilih menjadi pemimpin, karena umumnya kita terpanggil hati nuraninya untuk menentukan pilihan kepada seorang pemimpin tertentu karena diyakininya mampu menjalankan semua janji-janjiinya.
Zainudin, M.Si.
Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri
Bahan Acuan
Badan Diklat Depdagri dalam Modul Kepemimpinan Pemerintahan Daerah, Mata Diklat Konsepsi Kepemimpinan Pemerintah Daerah, 2008.
“Pemimpin Yang Efektif” dalam http://nicedaysblue.web.id.
* Disusun sebagai bahan presentasi kelompok pada Diklat Calon Widyaiswara Badan Diklat Kemendagri bekerjasama LAN-RI pada Mei 2010.
Kepemimpinan adalah sebuah konsep yang merangkum berbagai segi dari interaksi pengaruh antara pemimpin dengan pengikut dalam mengejar tujuan bersama. Seorang pemimpin harus mampu membuktikan diri dalam mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain. Usaha mempengaruhi ini merupakan watak dasar yang menjadi modal utama dalam konsep kepemimpinan. Ia melekat dalam pribadi seorang pemimpin, yang memungkinkannya secara sadar atau tidak memotivasi orang lain untuk mengikuti kehendaknya.
Membangun sikap sebagai pemimpin berarti juga membangun sebuah kesadaran diri bahwa segala tingkah laku dan perbuatan seorang pemimpin akan ditiru dan menjadi landasan bagi orang lain dalam bersikap dan bertingkah laku. Untuk itu, kemampuan seorang pemimpin untuk membawa diri dan membangun citra diri yang positif di mata orang lain menjadi suatu yang mutlak. Untuk mampu membangun citra diri yang positif tersebut, seorang pemimpin memerlukan sebuah “media” yang efektif untuk mengkomunikasikannya. Media tersebut adalah komunikasi itu sendiri, baik komunikasi verbal maupun non verbal.
Kemampuan “bermain” kata-kata (retorika) merupakan prasarat lain seorang pemimpin. Tentu saja, dalam berkomunikasi diperlukan sebuah metode komunikasi yang efektif agar pesan-pesan yang ingin disampaikan tidak disalahartikan oleh orang lain. Komunikasi yang efektif sangat penting bagi seorang pemimpin terutama untuk meningkatkan kemampuannya dalam memimpin. Untuk itu, penguasaan teknik-teknik komunikasi dengan baik merupakan conditio sine qua non bagi seorang pemimpin, yang akan membantunya untuk menjadi seorang pemimpin yang diidamkan setiap orang. Selain itu, kemampuan retorika mutlak harus dikuasai oleh seorang pemimpin karena ia perlu berkomunikasi dengan pengikutnya untuk membantu mereka memahami visi yang ingin dicapai, berbagi informasi mengenai pencapaian dan bagimana mereka dapat berkontribusi untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Kepemimpinan yang Amanah
Hal yang paling mudah dikenali dari seorang pemimpin yang amanah adalah dari sikap dan perilakunya. Seorang pemimpin yang amanah paling tidak menunjukkan tiga hal berikut dalam setiap perbuatan dan tingkah lakunya. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
I. Berwibawa
Kewibawaan seorang pemimpin tercermin pembawaannya yang dapat diandalkan karena ia memiliki kematangan secara emosi. Seorang pemimpin dapat diandalkan janji-janjinya terhadap apa yang dilaksanakannya. Ia bersedia bekerja ikhlas dengan menyebarkan sikap ”enthusiasme” kepada semua orang. Ia mengetahui apa yang akan dilakukan dan menyadari apa yang ingin dicapainya sekarang dan yang akan datang. Pemimpin yang berwibawa mampu membawa diri dengan beragam situasi dan kondisi. Ia mampu memahami secara baik karakter berbagai pribadi meski ia tidak sepenuhnya mengerti.
Pemimpin berwibawa mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok dan juga memiliki kemampuan untuk berhadapan dengan orang-orang dari berbagai kalangan serta mampu melakukan konversasi tentang berbagai subjek. Dengan sifat demikian, orang lain biasanya mengakui dan menempatkan seorang pemimpin lebih kepada kepribadiannya dan bukan apa yang dilakukannya sebagai seorang pemimpin.
Kewibawaan juga terkait dengan kepercayaan. Hal ini dapat dipahami dari dimensi karakter seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang memiliki karakter kepemimpinan yang kuat berarti juga memiliki ”daya” kepercayaan yang tinggi dalam dirinya. Kepercayaan tersebut lahir dari karakter dan kepribadiannya, bukan semata karena ia sebagai pemimpin.
Dimensi karakter biasanya menentukan seberapa jauh seorang pemimpin memperoleh kepercayaan dari dari orang lain atau pengikutnya. Kepercayaan tidak muncul begitu saja, melainkan terbentuk dari suatu proses dan muncul setelah orang lain mengujinya. Keberhasilan seorang pemimpin meraih kepercayaan tersebut sangat ditentukan oleh karakter seorang pemimpin. Karakter yang dimiliki sangat dekat dengan kekuatan seorang pemimpin dalam memiliki etos kerja. Semakin tinggi mutu klarakter dan etika kerja seorang pemimpin, semakin cepat dan tinggi pula kepercayaan yang dicurahkan orang lain kepadanya.
II. Memimpin dengan efektif
Tidak semua pemimpin dapat mencapai tujuan organisasi. Sebagai pemimpin malah membawa kemunduran untuk organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin struktural dan pemimpinan relasional yang efektif memiliki sejumlah karakteristik. Berikut ini adalah sejumlah karakteristik yang perlu dimiliki orang yang ingin jadi pemimpin efektif.
Pertama, memiliki visi ke depan
Kepemimpinan yang efektif dimulai dari visi yang jelas. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seseorang pemimpin adalah seorang inspirator perubahan dan visioner, yaitu memilki visi yang jelas ke mana organisasinya akan menuju. Tanpa visi, kepemimpinan tidak akan ada artinya sama sekali. Selain memiliki visi, seorang pemimpin juga harus memilki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Kedua, cakap secara teknis
Seorang pemimpin tidak harus menguasai tugas pengikutnya secara rinci. Akan tetapi, pemimpin yang baik harus memiliki kecakapan teknis yang berkaitan untuk mencapai tujuan. Misalnya, untuk membangun sebuah gedung tinggi, tentunya dibutuhkan pemimpin proyek yang memilki kecakapan dan pengalaman teknis di bidang tersebut. Tidak mungkin proyek tersebut dipimpin lulusan Sarjana Politik yang belum pernah terlibat sama sekali dalam proyek konstruksi bangunan.
Ketiga, membuat keputusan tepat
Seorang pemimpin harus dapat menyelesaikan masalah dengan membuat keputusan yang tepat. Untuk memutuskan sesuatu, dibutuhkan informasi yang akurat serta perencanaan yang jelas mengenai aktivitas organisasi.
Empat, berkomunikasi dengan baik
Pemimpin harus memastikan setiap deskripsi tugas dimengerti, dilaksanakan, dan diawasi. Setiap perkembangan yang penting perlu dikomunikasikan dengan elemen organisasi agar timbul rasa memiliki. Selain yang berkaitan dengan pekerjaan, pemimpin juga harus dapat menggunakan kemampuan komunikasinya untuk membangun hubungan interpersonal dengan bawahan maupun pihak manajemen.
Lima, memberikan keteladanan dan contoh
Kata-kata tidak akan memiliki kekuatan bila orang yang mengucapkannya melakukan hal yang berlawanan. Pemimpin yang baik tidak saja memberikan arahan, tetapi juga memberikan keteladanan dan contoh yang baik. Seorang pemimpin juga perlu bersikap rendah hati, realistis, dan ramah. Pemimpin yang dianggap menyebalkan tentunya akan sulit untuk mendapatkan penghargaan dari anggotanya.
Enam, mampu mempercayai orang
Tak peduli seberapa hebatnya seorang pemimpin, tetap saja ia tidak akan mampu mengerjakan suatu tugas yang besar dan kompleks sendirian. Seorang pemimpin yang baik, harus dapat menilai kemampuan orang dan mendelegasikan tugas berdasarkan hasil penilaian itu. Ia tidak akan dapat mendelegasikan tugas bila tidak mempercayai orang lain. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat mempercayai orang lain tanpa kehilangan kewaspadaan.
Tujuah, mampu menahan emosi
Pemimpin yang baik perlu memiliki kemampuan menahan emosi. Bukan sekedar hanya menghindari marah-marah yang tidak beralasan, tetapi juga harus mampu menyembunyikan kepanikan dan kekhawatiran dalam menghadapi masalah. Secara psikologis, bila pemimpin terlihat panik, anak buahnya pun cenderung untuk ikut panik.
Delapan, tahan menghadapi tekanan
Pemimpin yang baik harus tahan menghadapi tekanan. Banyak orang berpikir bahwa menjadi pimpinan itu menyenangkan karena tinggal menyuruh saja. Padahal, tekanan terbesar untuk berhasil, berada di pundak pemimpin. Bila pemimpin tidak tahan menghadapi tekanan, ia akan membuat kesalahan-kesalahan fatal yang menggiring pada kegagalan.
Sembilan, bertanggung jawab
Ketika keputusan sudah diambil, semua pihak dalam organisasi harus mendukungnya. Bila ternyata keputusan yang diambil berdampak buruk, maka pemimpin tersebut harus berani bertanggung jawab dan tidak sekedar melemparkan masalah pada orang lain. Tanggung jawab bukan hanya berarti mengakui kesalahan, tetapi juga memberikan solusi dari permasalahan tersebut.
Sepuluh, mengenali anggota
Seorang pemimpin perlu mengenali lebih dari sekedar nama para anggotanya. Pemimpin juga perlu mengetahui kemampuan dan karakter dari anggotanya sehingga tiap orang ditempatkan pada posisi yang tepat dan saling bersinergi.
Sebelas, cekatan dan penuh inovasi
Dalam menghadapi peluang dan ancaman, seorang pemimpin yang baik perlu memilki sifat cekatan serta berani berinovasi. Maksudnya, pemimpin harus sigap terhadap perubahan situasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada dengan sumber daya yang tersedia.
III. Bijak mengambil keputusan
Kemampuan dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat bagi seorang pemimpin merupakan wujud aktualisasi adil dalam bertindak. Mengambil keputusan merupakan hal terpenting dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari seorang pemimpin. Bahkan terkadang, keputusan-keputusan yang ia ambil tersebut mampu membangun kewibawaannya sebagai pemimpin. Untuk itu, seorang pemimpin perlu menguasai tiga varian dalam mengambil keputusan.
Pertama, direktif
Pengambilan keputusan berdasarkan sangat sedikit (bahkan tidak sama sekali), masukan dari orang lain. Kelebihan dari model ini, proses pengambilan keputusan dapat dilakukan relatif cepat. Model ini sesuai bila pemimpin adalah orang yang benar-benar telah berpengalaman dan pernah menghadapi situasi serupa. Di sisi lain, patut dipertimbangkan bahwa kondisi nyata berubah sangat cepat. Solusi yang persis sama belum tentu sesuai untuk keadaaan yang berbeda.
Dua, partisipatif
Semua pengikut memberikan masukan dalam diskusi dan proses pembuatan keputusan. Model ini mengakomodasi sumbangan pikiran dari semua yang terlibat dalam pekerjaan besar tertentu. Akan tetapi, untuk menggunakan cara ini dibutuhkan kepemimpinan yang sangat kuat karena ada kemungkinan berbagai pihak akan bersilang pendapat sehingga proses pengambilan keputusan berlarut-larut dan tidak efektif.
Tiga, konsultif
Merupakan kombinasi dari dua model dua model sebelumnya di mana pemimpin hanya meminta masukan mengenai hal-hal yang diduskusikan. Keputusan yang bersifat strategis (berpengaruh sangat besar dan menyangkut pencapaian visi) dilakukan oleh pemimpin. Model ini sesuai bila ingin mengefektifkan waktu pengambilan keputusan.
Pemimpin yang Amanah sebagai Teladan
Pemimpin adalah teladan. Untuk menjadi teladan, seorang pemimpin yang amanah perlu jujur dalam berucap, sederhana dalam bertindak, tegas dalam bersikap, adil dalam memutuskan perkara, dekat dengan semua orang (kawan maupun lawan), bersih dari image negatif, cepat dan tepat dalam mengambil keputusan, mampu merealisasikan apa yang diucapkan/dijanjikan, jauh dari sifat egosentris dan yang tak kalah penting adalah berjiwa besar terutama dalam hal mengakui kekurangan dan kelemahan diri. Terkait dengan point terakhir, dengan berjiwa besar, mengakui kekurangan dan kelemahan dirinya, seorang pemimpin akan lebih membuka diri terhadap masukan dan kritik dari orang lain, tanpa kehilangan jati diri dan pendiriannya.
Pemimpin yang amanah juga merupakan pemimpin yang bersih. Ia tidak mudah dan tidak akan pernah perpengaruh oleh berbagai godaan, terutama godaan yang bersifat materi dan kemilauan. Materi dan kemilaun adalah dua hal yang selalu melekat dalam diri seorang pemimpin. Di satu sisi ia adalah racun, namun di sisi lain ia menjadi madu. Amanah tidaknya seorang pemimpin terletak pada bagaimana ia memahami materi dan kemilauan itu, apakah materi dan kemilauan itu akan “meracuni’-nya atau justru menjadi penyelamatnya (madu).
Tugas kepemimpinan yang diembankan seorang pemimpin adalah sifat dasar yang amanah. Dengan memiliki sifat yang amanah, seorang pemimpin dapat menjalankan tugas`dan tanggung jawabnya dengan baik, secara lebih mudah, efektif dan efisien dengan mengutamakan kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi atau golongan. Kegagalan menjaga sifat amanah adalah awal kehancuran diri dan para pengikutnya. Ini adalah indikasi kehancuran sebuah organisasi yang dipimpinnya, atau bahkan kehancuran sebuah negara jika ia adalah pemimpin sebuah negeri.
Ciri khas yang membedakan seorang pemimpin dari orang awam adalah ia lebih mengutamakan kepentingan dan keselamatan sebanyak mungkin orang daripada kepentingan dan keselamatan dirinya, tanpa diskriminasi. Bahkan ia dapat berkorban secara sadar untuk kepentingan orang banyak. Ia lebih menempatkan dirinya sebagai makhluk sosial yang dalam dirinya juga melekat kewajiban-kewajiban sosial terhadap sesama. Karenanya, aktualisasi diri dan ketenangan dirinya hanya dapat tercapai jika memenuhi kewajiban-kewajiban sosial tersebut secara baik. Untuk itu, “warna” yang mencolok dari seorang pemimpin yang amanah dalam bersikap adalah ia lebih tenang dalam bersikap, meski nyawanya merasa terancam.
Penutup
Pemimpin yang amanah selain memiliki jiwa sosial yang tinggi, ia juga lebih tenang dalam bersikap. Ia tidak pernah takut terhadap apapun dalam menjalankan tugas yang diembannya. Hal ini memberikan pemahaman bahwa pemimpin yang amanah sangat berkaitan erat dengan sikap ketenangannya. Seorang pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya berusaha menghindar untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan yang ada, atau nilai-nilai moral serta adat dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat.
Dalam memimpin sebuah negeri misalnya, seorang pemimpin yang amanah harus benar-benar mampu menjalankan semua visi dan misi yang telah diproklamirkan sebelum terpilih menjadi pemimpin, karena umumnya kita terpanggil hati nuraninya untuk menentukan pilihan kepada seorang pemimpin tertentu karena diyakininya mampu menjalankan semua janji-janjiinya.
Zainudin, M.Si.
Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri
Bahan Acuan
Badan Diklat Depdagri dalam Modul Kepemimpinan Pemerintahan Daerah, Mata Diklat Konsepsi Kepemimpinan Pemerintah Daerah, 2008.
“Pemimpin Yang Efektif” dalam http://nicedaysblue.web.id.
* Disusun sebagai bahan presentasi kelompok pada Diklat Calon Widyaiswara Badan Diklat Kemendagri bekerjasama LAN-RI pada Mei 2010.